25 Hari di KRI Dewa Ruci, Peserta: Kita Bangga, Kita Istimewa!

25 Hari di KRI Dewa Ruci, Peserta: Kita Bangga, Kita Istimewa!

Maritim - Jakarta, Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) KRI Dewa Ruci yang diikuti oleh  68 pelajar dari 34 Provinsi se-Indonesia telah berakhir. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) untuk memperkenalkan besarnya dunia kemaritiman di Indonesia kepada generasi muda.

Dalam perjalanan menggunakan kapal legendaris tersebut, banyak menyimpan berbagai cerita. Seperti kisah dari perwakilan peserta ENJ KRI Dewa Ruci, Faisal Priyo Utomo dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia menyatakan rasa bangga yang begitu besar terhadap kesempatan menjelajah samudera dan mengunjungi berbagai tempat bersama KRI Dewa Ruci.

"Orang-orang biasa jarang sekali ada yang bisa naik kapal itu dan alhamdulillahnya berkat Kemenko Maritim kita bisa berlayar dengan kapal legendaris ini," ujarnya saat diwawancarai di Jakarta, Sabtu (16/12).

Kemudian, Ia menceritakan berbagai pengalaman menjelajah perairan pantai timur Sumatera dengan KRI Dewa Ruci ini, "Di sana selain ilmu tentang kemaritiman, teknik perkapalan, segala macam sumber daya alam di lautan, dan kita juga mendapatkan kesempatan di hukum, tentunya untuk membuat kita lebih disiplin dan lebih kuat secara fisik dan mental" katanya.

Peserta ENJ KRI Dewa Ruci yang merupakan siswa kelas XII ini mengatakan, hukuman tersebut merupakan bentuk bimbingan dari Tim Satgas ENJ KRI Dewa Ruci yang terdiri dari Kemenko Maritim, EO Standard Plus dan tentunya dari para anggota TNI AL, awak dari KRI Dewa Ruci yang memang sangat mengayomi para peserta.

"Jadi, kegiatan ini juga untuk meningkatkan kedisiplinan kita, seperti ketika kita terlambat datang untuk pemberian materi atau jam makan dan jam tidur yang terbuang. Tapi ini yang akan kita rindukan, kita rindu semua orang yang ada di KRI Dewa Ruci yang sudah seperti keluarga," katanya disambut riuh tawa peserta lain.

Lebih lanjut, Darmawan, peserta dari Provinsi Bangka-Belitung mengatakan, kegiatan ini banyak mengubah kepribadian seseorang. Ia mengakui, sebelumnya ia bercita-cita ingin menjadi pengusaha.

"Namun setelah ikut kegiatan ini saya berharap supaya dapat menjadi pengusaha di bidang maritim, saya ingin menjadi pengusaha di bidang pariwisata bahari, agar dapat mengenalkan keunikan dan kekayaan maritim Indonesia kepada seluruh dunia" imbuhnya.

Selain itu Darmawan dan kawan-kawannya yang seolah telah menjadi saudara baginya, berjanji akan menyampaikan pengalaman pribadinya kepada teman-teman di sekolahnya masing-masing. Kenapa? Karena ia ingin seluruh masyarakat Indonesia tidak melupakan lautan, "Kita jangan lagi memunggungi lautan, kita harus mencintai lautan kita yang sejatinya sangat luas dan kaya. Indonesia bersatu karena lautnya, karena memang jiwa kita sebenarnya adalah jiwa bahari, seperti layaknya nenek moyang kita," tuturnya serius.

Saat ditanya siap atau tidak untuk menjadi bahariawan dan menggantikan peran para pelaut asing yang diakui atau tidak terlanjur mendominasi, peserta lain kompak berteriak, "Siap! Kita siap jaga laut kita, kita siap memberikan yang terbaik untuk laut kita, untuk Indonesia," tegas mereka serentak.

Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim, Safri Burhanudin juga menyatakan apresiasi dan rasa bangganya, sebab program yang baru pertama kali diadakan ini, dinilainya telah berjalan dengan sukses dan berhasil membawa kesadaran serta pola pikir baru bagi seluruh peserta.

“Kegiatan ini sangat luar biasa, mereka pergi dan pulang dengan wajah yang masih sangat bersemangat, tidak terlihat satu pun wajah yang layu, artinya ini membuat satu suasana baru, suatu kepercayaan diri yang tinggi. Contohnya, yang dari Merauke tadi mengatakan bahwa mereka menyadari bahwa Indonesia begitu luas dan dia bisa melihat daerah lain, membuatnya lebih menyadari bahwa mereka menjadi bagian dari kesatuan Indonesia secara keseluruhan, dan laut sebagai pemersatunya,” terangnya.

Sementara itu, di tempat yang sama. Komandan Satuan Tugas ENJ KRI Dewa Ruci, Muhamad Suhendar mengatakan, kegiatan ini jauh diluar ekspektasi. Dikatakannya, karena dalam kesempatan tersebut cuaca di laut Indonesia sedang kurang bersahabat.

"Dalam waktu rencana berlayar, kita mendapat respon yang negatif dan kita dianggap gila melakukan hal yang mustahil, sebab berdasarkan data angin barat kurang mendukung dan dikhawatirkan akan berbahaya, Tapi alhamdulillah hati saya berkata, lanjutkan, dan kegiatan ini berjalan dengan relatif sukses, dengan adik-adik peserta yang luar biasa di dalamnya" jelasnya.

Selain itu, Suhendar yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Teknis Kemaritiman ini memaparkan, para peserta ini direkrut dari seluruh Indonesia.

"Kita membawa dua perwakilan yang terbaik dari seluruh Provinsi, karena mereka yang nantinya memberikan kabar positif di generasi muda terkait kegiatan ini, dan nyatanya mereka memang telah mengejutkan saya dengan kehebatannya," tuturnya.

Selain pembelajaran tentang kemaritiman, kelautan dan membangun jiwa kepemimpinan, kegiatan ini juga memberikan pembelajaran untuk melakukan Parade Roll (atraksi menaiki tiga tiang layar tinggi KRI Dewa Ruci, guna melakukan selebrasi dan penghormatan, khas kadet TNI AL).

"Parade Roll waktu itu ada siswi yang kurang fit karena kelelahan, namun waktu itu siswi tersebut tetap bersikeras untuk melakukan kegiatan dan menolak untuk mundur. Jadi dapat dikatakan kegiatan ini sangat sukses dalam membangun jiwa kepemimpinan kepada peserta ini. " katanya.

Peserta juga mendapatkan pengalaman istimewa mandi khatulistiwa di atas geladak KRI Dewa Ruci, sebuah prosesi khas TNI AL untuk menahbiskan seseorang, bahwasanya dirinya adalah seorang pelaut sejati dan telah berhak mengarungi samudera raya di seluruh belahan dunia.

“Mandi khatulistiwa di KRI Dewa Ruci? Ini adalah momen dan pengalaman langka, karena tidak semua orang bisa mengalaminya dan apabila seseorang telah melakukannya di KRI Dewa Ruci, maka Ia tidak usah lagi melakukannya di KRI lain. KRI Dewa Ruci mempunyai ruh nya tersendiri, kapal tangguh ini seolah memilih siapa saja yang berhak menaiki dirinya. Banyak tokoh kemaritiman dan pimpinan TNI AL lahir disini, kita harapkan para peserta juga dapat menjadi pemimpin di masa depan, khususnya di bidang maritim,” imbuhnya.

Selain itu ia berharap kegiatan ini mempunyai makna besar yang harus diberitakan ke seluruh khalayak ramai, "Sebab kegiatan ini berada di atas kapal bersejarah dan pesertanya adalah pelajar dari seluruh provinsi di Indonesia," tukasnya.