5 Alasan Krusial Hentikan Deforestasi Hutan Mangrove di Indonesia
Maritim - Jakarta, Dalam perhelatan World Blue Carbon Conference 2017 yang diadakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (8/9/2017), diungkapkan 5 (lima) Alasan Krusial Menghentikan Deforestasi Hutan Mangrove, yang sangat berguna bagi mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Kelima alasan ini diangkat oleh Pusat Penelitian Hutan Internasional (CIFOR) tersebut adalah sebagai berikut :
- Negara Indonesia memiliki banyak hutan mangrove dengan luasan mencapai 2.900.000 hektar hutan mangrove atau hampir seluas Negara Belgia (3.050.000 ha). Oleh karenanya, Indonesia memiliki hampir ¼% dari seluruh ekosistem hutan mangrove di seluruh dunia.
- Hutan mangrove mampu menyerap banyak karbon penghasil efek gas rumah kaca karena dalam satu hektar hutan mangrove Indonesia mampu menyerap 5 kali lipat lebih banyak dari karbon hutan dataran tinggi (daratan), dengan kata lain 1/3% dari seluruh karbon yang tersimpan di ekosistem seluruh pesisir dunia, tersimpan di hutan mangrove Indonesia. Dan, dari 3,14 miliar ton jumlah karbon yang tersimpan di Indonesia, perlu 20 tahun untuk Indonesia mampu mengeluarkan karbon dalam jumlah tersebut (merujuk pada tingkat penggunaan bahan bakar berbasis fosil pada tahun 2011).
- Kerusakan hutan mangrove di Indonesia terjadi hampir setiap tahun, dimana hampir 52.000 ha hutan mangrove Indonesia hilang, setara dengan luasan kota New York dalam 18 bulan. Dalam 3 dekade terakhir, 40% hutan mangrove Indonesia rusak, diantaranya disebabkan oleh berbagai hal, terutama budidaya perikanan. Apa itu budidaya perikanan? Budidaya perikanan adalah peternakan satwa air, maka setiap upaya mitigasi perubahan iklim yang melibatkan hutan mangrove harus mencakup pengembangan budidaya perikanan konservatif yang dikelola dengan baik, karena berperan penting dalam mata pencaharian pesisir yang berkelanjutan.
- Deforestasi ini melepaskan banyak karbon. Pasalnya, ada 190.000.00 CO2/equivalent, emisi tahunan dari kerusakan hutan mangrove di Indonesia. Jumlah ini sama dengan 42% emisi global tahunan dari rusaknya ekosistem pesisir, berasal dari rusaknya hutan mangrove Indonesia.
- Menghentikan deforestasi hutan mangrove dapat membuat banyak perbedaan pada perubahan iklim, karena menghentikan kerusakan hutan mangrove dapat memenuhi ¼% dari target Indonesia untuk menurunkan emisi sebesar 26% pada tahun 2026.***