Bahas Isu Air, 1000 Lebih Peserta Hadiri 2nd SCM of WWF ke-10 di Bali

Bahas Isu Air, 1000 Lebih Peserta Hadiri 2nd SCM of WWF ke-10 di Bali

Marves - Bali, Sebagai rangkaian Road to World Water Forum (WWF) ke-10 Tahun 2024, Pemerintah Indonesia bersama World Water Council menyelenggarakan the 2nd Stakeholders Consultation Meeting (2nd SCM) pada tanggal 12 – 13 Oktober 2023 di InterContinental, Jimbaran Bali. Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti mengungkapkan, lebih dari 1.000 orang dari 73 negara menghadiri acara yang membahas pentingnya air bagi kesejahteraan.
 
“Kami gembira karena pada pertemuan dua hari ini telah melakukan diskusi ekstensif mengenai berbagai isu terkait air,” kata Deputi Nani ketika membuka sesi Interaction between processes di lokasi, Jumat (13/10/2023).
 
Mengenai isu tersebut, Deputi Nani memaparkan bahwa 2nd SCM ini telah mengumpulkan isu dan komponen penting dari semua proses mengenai air, yakni proses tematik dan regional seperti pendanaan air berkelanjutan, tata kelola air, dan ketahanan air.
 
“Kami terdorong untuk melihat bahwa pendekatan bottom-up dari lintas stakeholder ini dimasukkan ke dalam Proses Politik. Dalam hal ini, Kemenko Marves bertanggung jawab untuk mengoordinasikan dan menyinkronkan seluruh proses untuk mencapai hasil akhir yang strategis, yaitu Deklarasi Menteri yang konkret, solutif, dan deliverable” ujarnya.
 
Pada sesi Interaction between processes, sesi plenary dimana masing-masing perwakilan menyampaikan ekspektasi, pandangan dan hasil diskusinya, Deputi Nani bersama Patrick Lavarde, Staf Ahli Menteri Transisi Ekologi Perancis yang memimpin jalannya dialog interaksi proses otoritas lokal, proses otoritas pengelola wilayah sungai, proses parlemen, proses ministerial dan proses regional.
 
Diketahui acara 2nd SCM ini dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada 12 Oktober 2023 menyoroti pentingnya kolaborasi antara negara maju dan negara berkembang, khususnya dalam kaitannya dengan “water justice”.
 
“Dalam acara ini, saya melihat interaksi antusias dari semua yang hadir di sini. Saya yakin kita berada di sini dengan semangat yang sama untuk mencari solusi konkrit. Oleh karena itu, kita perlu melanjutkan proses selanjutnya dan memanfaatkan forum penting ini untuk melakukan dialog yang tulus dan terbuka, serta mengembangkan jaringan,” ujarnya.
 
Kemudian, lanjut Deputi Nani, kita perlu menguraikan lebih lanjut kegiatan-kegiatan yang dapat ditindaklanjuti untuk menutup kesenjangan antar otoritas pemerintah daerah, antar daerah aliran sungai, antar parlemen, antar generasi, guna mencapai keadilan air yang berarti air untuk kesejahteraan bersama, terutama untuk memberikan dan memberdayakan negara-negara berkembang, dan negara-negara kepulauan dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan permasalahan terkait air.
 
“Tak hanya itu, kami juga ingin membawa isu penting mengenai hubungan iklim dan air ini ke COP-28 UNFCCC di Dubai pada awal Desember 2023,” pungkasnya.
 
Diketahui 2nd SCM bertujuan untuk mendiskusikan secara lebih detail tiga proses utama WWF Ke-10 yaitu Politik, Regional/Kawasan, dan Tematik. Utamanya proses politik di mana terdiri dari pertemuan tingkat menteri, tingkat parlemen, tingkat pemerintah daerah serta tingkat pengelola wilayah sungai dan diharapkan melahirkan kebijakan-kebijakan penting terkait solusi pengelolaan air dunia.
 
Acara ini dihadiri juga oleh beberapa pejabat lainnya seperti di antaranya Presiden World Water Council, Loïc Fauchon , Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Pj. Gubernur Provinsi Bali, Sang Made Mahendra, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.
 
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
 
No.SP-250/HUM/ROKOM/SET.MARVES/X/2023