Bahu-Membahu Atasi Krisis Iklim Lewat World Water Forum

Bahu-Membahu Atasi Krisis Iklim Lewat World Water Forum

Marves -  Jakarta, World Water Forum ke-10 akan menjadi pertemuan internasional terakhir dan terbesar yang diadakan oleh Presiden Joko Widodo pada masa kepresidenannya. Indonesia berinisiatif untuk memeriahkan acara tersebut dengan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi yang dihadiri 43 Kepala Negara/Pemerintahan dan empat Organisasi Internasional, serta para Menteri yang membawahi bidang air dari 193 negara. Menko Marves Luhut B. Pandjaitan sekaligus sebagai ketua pengarah World Water Forum ke-10 menyampaikan melalui forum ini diharapkan para pemimpin dapat saling berkolaborasi dalam menangani isu-isu soal air.

“Melalui forum ini kita punya kesempatan untuk berkolaborasi dengan semua pemimpin negara untuk menangani isu-isu soal air, terutama krisis iklim, ketahanan, dan pengelolaan sumber daya air. Para stakeholder akan menyampaikan ide-idenya yang tentunya mengedepankan sustainability dan inovatif,” tutur Menko Luhut.

Krisis iklim menjadi perhatian bersama antar negara, bagaimana menemukan solusi dari dampak krisis iklim. Sebagaimana yang diketahui, bahwa per Juli 2023 suhu rata-rata global tertinggi dalam sejarah naik 1,5 derajat celcius lebih hangat. Krisis iklim diperkirakan dapat merugikan perekonomian global sebanyak $23 triliun pada tahun 2050. Oleh karena itu, isu-isu penting yang perlu dibahas antar negara, yakni dampak krisis iklim, ketahanan pangan, ketahanan air, pembangunan pedesaan dan kemiskinan. 


Sebagai informasi, melalui World Water Forum ke-10, Indonesia mengusung tiga isu utama, yaitu ketahanan air dan iklim, pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil, dan hari danau sedunia. 50.000 peserta diharapkan menghadiri Forum. Badan ini terdiri dari Pemerintah, anggota parlemen, pemerintah daerah, otoritas daerah aliran sungai, komunitas bisnis dan pemuda.

BIRO KOMUNIKASI
KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI