Bangun Sistem Digitalisasi dan Teknologi Ramah Lingkungan Pelabuhan Indonesia Menuju Green and Smart Port, Menko Luhut: Lebih Efisien dan Hindari Korupsi

Bangun Sistem Digitalisasi dan Teknologi Ramah Lingkungan Pelabuhan Indonesia Menuju Green and Smart Port, Menko Luhut: Lebih Efisien dan Hindari Korupsi

Marves - Jakarta, Pelabuhan memegang peranan yang sangat penting bagi Indonesia yang dapat menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya. Terdapat sekitar 3.227 pelabuhan yang menjamin konektivitas dan meningkatkan perekonomian secara berkelanjutan dimana 40% jalur perdagangan internasional melewati perairan Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menyampaikan saat ini pengembangan konektivitas dan digitalisasi pelabuhan di Indonesia telah berada di dalam jalur yang tepat.
 
"Semua yang kita lakukan sekarang mengarah ke digitalisasi. Digitalisasi itu membangun sebuah sistem untuk tidak bisa kita membuat hal-hal yang tidak kita inginkan karena negara yang bermartabat dan maju membangun sistem. Pemerintah ingin melakukan efisiensi dengan membangun Smart Port dan Green Port. Semua kegiatan kita bernegara harus dilakukan dengan digitalisasi, dengan demikian kita menjadi lebih efisien, meningkatkan penerimaan negara, dan menghindari atau mengurangi korupsi di sana-sini," ungkap Menko Luhut pada sambutannya dalam acara Awarding Green Port 2022 secara daring pada Rabu, 28 Desember 2022.
 
Meskipun asesmen Green Port sempat terhenti akibat pandemi covid-19 dan melemahkan hampir semua aktivitas pembangunan, namun Menko Luhut tetap yakin progress pelabuhan Indonesia menuju standar internasional tetap berjalan. Ia sangat mengapresiasi atas terbangunnya 14 pelabuhan yang sudah terintegrasi secara digital, sehingga meminimalisasi praktek korupsi di pelabuhan karena sistem digitalisasi.
 
"Saat ini ada 112 pelabuhan di bawah Pelindo dan 37 dibawah berbagai institusi lainnya, semua harus kita bangun tidak hanya Green tapi juga Smart Port dan bisa selesai dalam waktu 2 tahun ke depan. Tahun depan saya berharap kita bisa menyelesaikan 149 pelabuhan supaya digitalisasi. Kalau tahun ini 14 pelabuhan ini sudah jadi, tinggal kita replicate ke pelabuhan lainnya. Inilah kita membangun sebuah ekosistem," tambah Menko Luhut.
 
Senada dengan Menko Luhut, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang hadir secara daring menyampaikan bahwa arahan langsung dari Bapak Presiden, pelabuhan harus efisien dan memiliki daya saing tapi juga tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
 
"Pelabuhan tidak hanya punya fungsi ekonomi tapi juga lingkungan. Kita sudah mengembangkan banyak pelabuhan dan mengantarkan isu lingkungan ini untuk fungsi-fungsi yang baik. Komitmen untuk menjadikan Green Port merupakan keharusan dan disiapkan secara bersama, tidak ego-sektoral dan perlu komitmen semua stakeholders. Selain itu, kegiatan pelabuhan pasti memiliki dampak negatif untuk lingkungan, sehingga diperlukan penetralisir seperti mengadakan alat-alat untuk membantu lingkungan menyerap emisi," jelas Menhub Budi.
 
Green and smart port berperan dalam mewujudkan komitmen untuk pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata bahari.  Dalam pelaksanaan Program Green Port, Pemerintah Indonesia fokus ke dalam 4 aspek utama, yaitu pengelolaan limbah, pengendalian perubahan iklim seperti mendukung rehabilitasi mangrove, manajemen energi terbarukan, dan digitalisasi layanan pelabuhan. Kemenko Marves bekerja sama dengan IDSurvey melaksanakan Asesmen Green Port 2022 bertemakan “Indonesia Menuju Pelabuhan Berkelanjutan Kelas Dunia”. Di mana tim Assesor yang beranggotakan dari Sucofindo dan Biro Klasifikasi Indonesia, didampingi oleh perwakilan dari Kemenko Marves, KLHK, Kemenhub, Kementerian BUMN, dan Kementerian ESDM dalam Dewan Pertimbangan dan Tim Teknis Kelompok Kerja (Pokja) Asesmen Green Port.
 
Pengarah Pokja Asesmen Green Port sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti menyampaikan program asesmen dan awarding green port ini yang diinisiasi oleh Kemenko Marves sejak 2019, namun sempat vakum pada 2020-2021 akibat pandemi covid-19 dan akhirnya dilaksanakan kembali pada tahun 2022. Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan pelabuhan Indonesia yang bertaraf internasional dan berkelanjutan. Terdapat beberapa peningkatan dari pelaksanaan Asesmen Green Port Tahun 2022 ini, yaitu online dashboard digunakan untuk proses self-assessment Green Port yang lebih cepat dan akuntabel. Selanjutnya dilakukan proses verifikasi secara hybrid melalui penilaian ke pelabuhan-pelabuhan oleh tim asesor.
 
"Kriteria Green and Smart Port yang diterapkan oleh Tim Pokja telah merujuk kepada panduan Internasional yaitu Green Port Award System (GPAS) dari APEC Port Services Network (APSN), selain standar internasional dan nasional di bidang lingkungan hidup dan perhubungan. Kami laporkan bahwa Program asesmen Green Port 2022 ini telah selesai dan diikuti oleh 10 pelabuhan di Indonesia, yaitu 7 pelabuhan Pelindo dan 3 pelabuhan khusus," ungkap Deputi Nani.
 
Dari 10 pelabuhan tersebut, terdapat 6 pelabuhan telah memiliki nilai di atas 75% berdasarkan kriteria yang difokuskan pada manajemen pengelolaan: limbah, energi, dan pengendalian perubahan iklim. Berikut daftar 10 pelabuhan yang menerima penghargaan yaitu :
1. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Petrokimia Gresik
2. PT Krakatau Bandar Samudera - Terminal Umum Krakatau Bandar Samudera
3. Terminal Khusus PT. Pupuk Kalimantan Timur
4. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 Sub Regional Bali Nusra Pelabuhan Benoa
5. PT Pelindo Terminal Petikemas - Terminal Petikemas Semarang
6. PT Terminal Teluk Lamong (TTL)
7. PT IPC Terminal Petikemas - Tanjung Priok
8. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 3 - Pelabuhan Tenau Kupang
9. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Banten - Pelabuhan Ciwandan
10. PT Pelabuhan Indonesia(PERSERO) Regional 2 Pontianak Terminal Kijing
 
"Ke depan untuk tahun 2023, kita tidak hanya akan menilai Green Port, tapi Green and Smart Port. Mulai tahun depan, kita libatkan pelabuhan swasta dan membangun bangsa ini, kita perlu peran dari BUMN dan swasta juga. Kita juga bisa combine dengan national logistic ecosystem," ungkap Penasihat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Kemenko Marves sekaligus Dewan pertimbangan Asesmen Green Port, Prof. Marsetio.
 
Menutup sambutannya, Menko Luhut berharap semoga dengan terlaksananya asesmen dan awarding Green Port tahun 2022 ini dapat memacu seluruh stakeholders untuk bekerjasama lebih intens lagi dalam mewujudkan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menuju Pelabuhan Berkelanjutan Kelas Dunia.
 
"Implementasi green dan smart Port, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelabuhan di Indonesia. Masih diperlukan pemutakhiran regulasi dan roadmap untuk percepatan pencapaian target 10 Pelabuhan Internasional di Indonesia dapat memenuhi seluruh kriteria Green and Smart Port hingga tahun 2030, serta untuk penerapan green shipping sejalan dengan perkembangan teknologi," tutup Menko Luhut.
 
No. SP-421/HUM/ROKOM/SET.MARVES/XII/2022
 
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi