Birokrasi Tidak boleh Menghambat Investasi
Maritim – Badung, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melaksanakan Rapat Koordinasi Infrastruktur prototype/pilot project: Benoa Port (28/7). Untuk memenuhi target kunjungan wisata, pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur. Pembangunan fasilitas pelabuhan untuk kapal-kapal wisata (cruise) juga menjadi perhatian pemerintah. Bali sebagai salah satu tujuan wisata utama Indonesia perlu terus mengembangkan potensi wisatanya dengan membangun infrastruktur untuk kapal cruise.
Rapat koordinasi ini dibuka oleh Asisten Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Logistik Rusli Rahim mewakili Deputi Bidang Infrastruktur. Rakor dipimpin Penasihat Khusus Menteri Pariwisata Indroyono Soesilo dengan peserta rapat dari Pelindo, Pelni, Bea Cukai, Imigrasi, Bappeda, Dinas Parwisata dan Pemerintah Daerah Bali. Penasihat Khusus Kementerian Pariwisata Indroyono Soesilo mengatakan, birokrasi tidak boleh menghambat investasi. Hal ini ditegaskannya setelah terungkap bahwa pembangunan infrastruktur pelabuhan cruise di Bali terkendala birokrasi. “Pelindo III sebagai operator pelabuhan siap melaksanakan pengembangan pelabuhan benoa sepanjang perijinannya memungkinkan”, Jelas GM Pelindo III Pelabuhan Benoa Ardi . Sebelumnya, Ardi optimis akan lebih banyak kapal cruise sandar di Bali setelah, Kapal Mega Cruise Pacific Eden sukses berlabuh di pelabuhan Benoa pada tanggal 13 April 2017 lalu. Labuh Perdana ini disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Pada saat itu Menko Luhut menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur cruise harus dikebut tidak hanya untuk mengejar target 20 juta wisatawan, melainkan juga untuk mempersiapkan Bali sebagai tuan rumah ajang pertemuan tahunan WorldBank-IMF pada tahun 2018.
Pelabuhan Celukan Bawang
“Bila pembangunan Benoa terhambat, masih ada opsi pengembangan di Bali Utara. Pelabuhan Celukan Bawang dapat dikembangkan sebagai pelabuhan untuk cruise” Kata Indroyono Soesilo. Hal ini juga disetujui oleh Pelindo III, menurut Ardi, Celukan Bawang memiliki kedalaman alamiah dan lahan yang luas. “Dengan kedalaman alamiah ini Celukan Bawang tidak perlu dikeruk, lahan pelabuhan juga luas bisa menampung ratusan kendaraan yang akan membawa wisatawan menuju lokasi-lokasi wisata”. Pengembangan pelabuhan Celukan Bawang dapat menjadi angin segar untuk mengembangkan destinasi wisata Bali Utara. Obyek wisata pantai Lovina, Danau Beratan, Kebun Raya Bedugul, Taman Nasional Bali Barat, Pulau Menjangan dapat dioptimalkan serta membuka kemungkinan pengembangan destinasi-destinasi baru di Bali Utara. Asisten Deputi Rusli Rahim mengatakan Tim Kemenko Maritim akan melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Celukan Bawang dan melaporkan hasilnya pada Menko Maritim.
Tim Kemenko Maritim disertai perwakilan Pushidros, Perwakilan Royal Carribean Cruise dan KBRI Singapore melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Celukan Bawang (28/7). Celukan Bawang memiliki pantai yang bersih dan jernih. Benoa yang berada di Bali Selatan dan Celukan Bawang di Bali Utara sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pelabuhan untuk cruise. Tim Kemenko Maritim diterima oleh General Manager Pelindo III cabang Celukan Bawang Made Rusli.General Manager Pelabuhan Celukan Bawang Made menjelaskan sampai saat ini sudah ada kapal-kapal cruise yang berlabuh di Celukan Bawang. "Kapal dengan penumpang 2000 dan 3000 pax seperti Silver Whisper dan Seabourne Encore pernah berlabuh disini. Desember nanti dari Genting ada yang akan masuk lagi" jelasnya. Pelindo III siap melakukan perbaikan fasilitas yang diperlukan bila ada lebih banyak kapal yang datang. "Saat ini Celukan Bawang terlalu kecil untuk kapal cruise sebesar Royal Carribean (4000 pax), tapi potensi pengembangan ada. Untuk berwisata ke Bali Utara, melalui pelabuhan Celukan Bawang, ada alternatif jalur udara, lewat Banyuwangi dan menyeberang dengan ferry satu jam saja. Jadi destinasi yang berkembang tidak hanya Buleleng, Singaraja tapi juga Banyuwangi dan sekitarnya".
Made menambahkan jarak lokasi wisata terjauh dari Celukan Bawang adalah Batur Unesco Global Geopark (Kintamani) dengan waktu tempuh 2 jam. Selain itu relatif dekat, waktu tempuh dalam hitungan menit atau kurang dari 2 jam. Singaraja yang juga menjadi sentra perkebunan anggur bali telah memiliki winery dari anggur lokal yang telah mendapatkan penghargaan internasional. "Sudah ada usulan untuk mengembangkan wine tanpa alkohol, agar wine lokal bali bisa dinikmati semua kalangan, bagian dari pengembangan wisata Bali Utara" Tutur Made.
Deputi Bidang Infrastruktur Ridwan Djamaluddin dalam keterangan tertulis menginformasikan Menko Maritim Luhut Pandjaitan mengagendakan Rakor lanjutan Pengembangan infrastruktur pelabuhan untuk Kapal Cruise, pada hari Selasa, 1 Agustus 2017. ***