'Cold Storage' 100 Ton Siap Dioperasikan di Yogyakarta  

'Cold Storage' 100 Ton Siap Dioperasikan di Yogyakarta   
  Maritim  - Peran semua pihak khususnya Pemerintah Daerah Yogyakarta dalam pemanfaatan sumber daya laut demi kesejahteraan rakyat memang sangat penting. Pembangunan 'cold storage' pun menjadi prioritas bagi Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya mulai direalisasikan di Yogyakarta untuk mendukung pemanfaatan sumber daya laut. 'Cold storage' yang ada di Yogyakarta, menjadi salah satu yang diharapkan bisa menjadi contoh untuk daerah Jawa bagian tengah. Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY Gatot Saptadi menyampaikan, 'cold storage' dibangun di Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, siap beroperasi pada bulan November mendatang. "Kapasitasnya 100 ton, dan untuk pembekunya 3 ton," ujar Gatot dalam Rapat Koordinasi Pemenuhan Pasokan Daya Listrik Bagi Prasarana Pendukung Produksi Kelautan dan Perikanan, di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Rabu (22/6) siang. Jika Pemda DIY, lanjut Gatot, mengajukan penambahan pasokan listrik ke pembangunan 'cold storage' kepada PLN maka semua itu akan berjalan baik tanpa kendala masalah listrik. Saat ini sudah diajukan 160 kilovolt, sebelumnya masih 55 kilovolt dan sudah di-'acc' PLN Mengenai armada laut, Gatot melihat sangat diperlukan ketersediaan armada kapal untuk nelayan, sebab dengan kapal layak diyakini, selain meningkatkan perikanan Indonesia juga menekan nilai rugi yang disebutkan mencapai Rp30 triliun per tahun. Saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen ikan ketiga di dunia dengan cakupan tangkap yang tiap tahun semakin meningkat. Misalnya dari tahun 2003-2007 meningkat 8,79 persen, dan luas wilayah perikanan yang tidak bisa dibilang kecil yaitu 4 juta hektar untuk budidaya ikan, molusca dan rumput laut serta 913 ribu hektar untuk perikanan air tawar, payau dan industri bioteknologi kelautan. Sementara itu Deputi II Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa, Kementrian Koordinasi Bidang Maritim, Agung Kuswandono juga meyakinkan bahwa ketersediaan listrik aman untuk 'cold storage' di Yogyakarta. Agung juga menegaskan pihaknya menggandeng PLN sejak awal. Sebab, listrik menjadi faktor penting dalam pengoperasiannya. "Tidak hidup kalau listriknya tidak cukup. Selain itu, letaknya ('cold storage') juga harus disinkronkan," imbuh Agung. Agung menilai, tidak adanya 'cold storage' merugikan para nelayan. Sebab, ikan hasil tangkapan harus segera dijual. "Yang bisa membeli cepat ya tengkulak-tengkulak ilegal," kata Agung. Jika cold storage di Yogyakarta dinilai baik dan sesuai dengan kebutuhan, kata Agung, maka akan menjadi model untuk daerah lain. "Kita pastikan dulu ini bekerja dengan baik. Kalau sudah pasti ini bermanfaat sesuai dengan kebutuhan nelayan, akan kita jadikan model untuk Jawa bagian tengah," tuturnya. (Arp/Glh)