Deputi Nani Dukung Kolaborasi Internasional untuk Percepatan Dekarbonisasi

Deputi Nani Dukung Kolaborasi Internasional untuk Percepatan Dekarbonisasi

Marves - Dubai, Deputi Bidang Koordinasi Ligkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, dorong kolaborasi internasional untuk mewujudkan dekarbonisasi dalam upaya menghadapi perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan dalam diskusi Climate Club bertajuk ‘Accelerating Industry Decarbonisation through International Cooperation’ pada Selasa (05-12-2023).

“Kami berharap dapat memanfaatkan global matchmaking platform yang diinisiasi oleh Climate Club ini dalam mendukung rencana aksi dekarbonisasi industri di Indonesia yang saat ini sedang diformulasikan oleh Menteri Perindustrian Indonesia,” tutur Deputi Nani.

Dirinya mendorong platform tersebut sebagai wadah kolaborasi serta mempertemukan pemerintah dengan sektor swasta untuk berinteraksi secara langsung. Khususnya dalam hal pendanaan untuk dekarbonisasi industri serta menyediakan energi hijau di negara berkembang.

Mengenai global matchmaking platform, Parliamentary State Secretary German, Stefan Wenzel, menyampaikan bahwa platform tersebut ditujukan untuk mendorong negara-negara berkembang melakukan dekarbonisasi khususnya terhadap sektor industri berat serta melakukan leap frog menjadi negara ramah iklim.

“36 negara anggota Climate Club sepakat untuk mendukung pertumbuhan yang inklusif dengan memfasilitasi transisi nol emisi pada sektor industri. German sebagai co-chair club telah menyediakan 4 juta Euro sebagai seed fund untuk platform tersebut untuk menunjukan bahwa club ini menawarkan langkah konkret dan mendorong kolaborasi dalam upaya dekarbonisasi,” terangnya.

Dalam konteks tersebut, Deputi Nani menyampaikan bahwa Indonesia memiliki Strategi Dekarbonisasi Sektor Industri,
“Penyusunan strategi tersebut memungkinkan kami mengidentifikasi sejumlah industri penghasil emisi besar untuk memastikan langkah yang tepat agar pengurangan emisi dapat dilakukan dengan cepat dan terukur,” tuturnya.

Dengan identifikasi tersebut, menurut Deputi Nani berhasil diketahui bahwa penghasil emisi terbesar di Indonesia adalah sektor energi, transportasi, dan industri. Sehingga fokus pengurangan emisi berada pada ketiga sektor tersebut.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari asosiasi industri baja dunia, ResponsibleSteel menuturkan tantangan pengurangan emisi pada sektor industri,
“Tantangan utama yang dihadapi adalah mengharmonisasi standar dalam industri untuk menciptakan industri yang lebih ramah lingkungan. Standar tersebut haruslah dapat diterapkan dengan mudah oleh industri di negara mana pun,” ungkapnya.

Sektor industri, menurut Deputi Nani merupakan salah satu sektor yang masuk dalam rencana aksi nasional terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain diantaranya sektor kehutanan, energi, agrikultur, dan pariwisata.

“Rencana aksi tersebut disusun untuk mewujudkan target ambisius kami, yaitu penurunan 32% emisi atau setara dengan 912 ton CO2 dalam upaya mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC),” kata Deputi Nani.

Dirinya menekankan bahwa target ambisius tersebut membutuhkan dukungan pendanaan, sehingga menurutnya dengan global matchmaking platform, dapat menjadi salah satu sumber pendanaan serta wadah pertukaran informasi dan strategi dalam memitigasi perubahan iklim serta dapat mendukung pengembangan teknologi terkait.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Nani menyebutkan sejumlah langkah insiatif dan kerja sama yang telah dilakukan Indonesia, diantaranya Just Energy Transition Partnership (JETP), mendorong Blue Bond pada capital market Jepang, Peluncuran Karbon Market Nasional dan finalisasi implementasi karbon market internasional, dan Floating Solar Panel dengan kapasitas 145 MW.

“Pilar Climate Club untuk mendorong kerja sama internasional menruut saya adalah pilar yang terpenting. Untuk itu kami mendorong kolaborasi serta platform tersebut dapat segera dimulai,” pungkasnya.

sebagai informasi, kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Menteri Lingkungan Cili, Menteri Minyak Bumi dan Energi Norwegia, dan Interim CEO Climate Investment Fund.

No.SP-313/HUM/ROKOM/SET.MARVES/XII/2024
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi