Dorong Inklusivitas Program Perhutanan Sosial, Deputi Nani: Kami Terus Mendorong Peran Perempuan dan Pemuda
Marves - Jakarta, Dalam rangka Momentum Women's Day, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan bekerjasama dengan PUPUK ( Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil) dan The Asia Foundation (TAF), menginisiasi Kegiatan Temu Nasional Perempuan dan Generasi Muda dalam rangka Peningkatan Perhutanan Sosial. Deputi Nani Hendiarti menjelaskan mengenai adanya peran perempuan dan pemuda yang penting dalam Program Perhutanan Sosial, tetapi masih sedikit dampak dan persentase keterlibatannya dalam program ini. Menurut Deputi Nani, peran perempuan dan pemuda masih sangat terbatas dan sebagian besar penerima Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial adalah laki-laki di atas umur 45 tahun. Lebih detil, hanya sekitar 22% atau 255 dari 1.181 orang, pendamping dari program ini yang merupakan perempuan. Selain itu, hanya sekitar 13% atau 141.819 dari 1.076.014 perempuan yang tercatat menerima SK Persetujuan Perhutanan Sosial jika dilihat dari data Desember 2019. Hal lainnya lagi, 64% penerima Perhutanan Sosial hanya berpendidikan paling tinggi Sekolah Menengah Atas (SMA) atau SLTP.
“Dunia internasional dan secara khusus Pemerintah Indonesia akan terus mendorong dan mengakui kontribusi peran perempuan dan pemuda dalam berbagai program. Kedua unsur masyarakat ini memiliki peranan yang vital. Kami ingin setiap program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia dan secara khusus Perhutanan Sosial mampu didorong untuk lebih inklusif. Perempuan dan pemuda akan terus diikutsertakan berperan aktif untuk menyukseskan program dalam isu lingkungan dan kehutanan, salah satunya melalui platform media sosial,” kata Deputi Nani dalam Acara Temu Nasional Perempuan dan Generasi Muda Pehutanan Sosial pada Kamis (16-03-2023).
Perlu diketahui bahwa dunia dan Indonesia memang telah mendorong adanya program kesetaraan bagi perempuan dan pemuda. Dalam Sustainable Development Goals (SDGs) terdapat poin agar perempuan dimampukan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif untuk memimpin di semua tingkat pengambulan keputusan serta pemberdayaan kaum perempuan di semua lini dapat ditingkatkan. Pada sisi yang sama, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 - 2024 menyatakan pada Agenda Pembangunan Nasional ke-3, bahwa akan ditingkatkan kualitas sumber daya manusia utamanya untuk anak, perempuan, dan pemuda. Selain itu, perspektif gender penting untuk dilihat dalam perumusan kebijakan, karena hal tersebut memberikan rasa keadilan.
“Perempuan memiliki peran penting sebagai agen perubahan. Perempuan merupakan sosok yang teruji sebagai seorang manajer, dalam artian manajer rumah tangga sekaligus pendidik, kemudian perempuan bisa menjadi decision maker dan community leaders untuk mendorong pengintegrasian perspektif perempuan, perempuan merupakan sosok tangguh dalam kampanye edukasi mengenai kebersihan lingkungan, dan perempuan memiliki naluri dan pengetahuan mengenai local wisdom untuk merawat alam bagi generasi selanjutnya,” papar Deputi Nani.
Menegaskan peran penting perempuan dan pemuda, Deputi Nani juga menyatakan bahwa telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 mengenai Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan dan juga Peraturan Menteri (Permen) LHK Nomor 9 Tahun 2021 mengenai Pengelolaan Perhutanan Sosial. Kedua peraturan ini menjadi bukti bahwa Indonesia telah bergerak ke arah yang lebih inklusif dalam penanganan isu lingkungan dan kehutanan.
Deputi Nani juga menambahkan bahwa peran pemuda juga memiliki potensi yang besar dan perlu dikelola. Indonesia memiliki sekitar 25,87% generasi milenial dan 27,94% generasi Z. Potensi pemuda yang besar dapat dimaksimalkan untuk menjadi penggerak pelestarian sumber daya alam dan lingkungan Indonesia ke depan. Secara khusus dalam Program Perhutanan Sosial, pemuda telah diajak untuk aktif dalam Program Rumah Koordinasi Kreasi Perhutanan Sosial 4.0 yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selain itu ada juga pelatihan Muda Melangkah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok perhutanan sosial terhadap isu gender, demokrasi, perubahan iklim, kepemimpinan muda, hingga advokasi melalui jurnalisme warga. Selain itu, pemuda juga dapat berpartisipasi dalam berbagai ormas kepemudaan mengenai isu Perhutanan Sosial dan juga melalui peran mahasiswa, misalnya mengenai KKN Tematik Perhutanan Sosial dan Program Wira Desa.
Kita patut berbangga bahwa perwakilan KUPS perempuan LPHD Damaran Baru Kabupaten Bener Meriah, akan menerima penghargaan internasional Lotus Award dari USA. Penghargaan diberikan atas upaya kelompok perempuan utk menjaga hutan secara berkelanjutan di tgl 26 April 2023 di New York USA.
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
No.SP-63/HUM/ROKOM/SET.MARVES/III/2023