WAKATOBI : Eksotisme Keindahan Empat Pulau di Jantung Segitiga Emas Karang Dunia
Adalah Wakatobi, sebuah tempat dengan keunikan dan keindahan alam yang menarik dilihat dari segala sisi. Wakatobi adalah akronim nama dari empat pulau di tenggara Sulawesi yaitu, Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Caribbean Van Celebes adalah nama julukan yang disematkan ke Kepulauan di timur Indonesia tersebut.
[caption id="attachment_18815" align="aligncenter" width="600"] Pemandangan Desa Mola tampak dari atas (Foto: dok. Humas)[/caption]Berkunjung ke Wakatobi, kami berlima dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) seolah menemukan “surga kecil” lainnya di Nusantara, dimana keindahan alam dan suasana khasnya pasti akan memikat siapapun yang berkunjung kesana. Wakatobi adalah surga di atas dan di bawah untuk para pelancong.
Dari atas kita akan disuguhi oleh indahnya pemandangan alam dan pesisir pantainya. Sedangkan di bawah lautnya, kita akan lebih terkesima lagi dengan keragaman biota lautnya. Memang, Wakatobi termasuk ke dalam jalur segitiga karang dunia, ada 6 negara yang masuk ke dalam “segitiga emas” ini, terbentang mulai Selatan dari Thailand, Malaysia, Philipina, Indonesia (Wakatobi, Bali, Kalimantan, Lombok dan Papua), Timor Leste, Papua Nugini dan berakhir di Kepulauan Solomon di Samudera Pasifik. Dan kita boleh bangga, Indonesia dengan Wakatobi di dalamnya, tepat berada di jantung segitiga emas karang dunia tersebut.
Berdasarkan data yang dilansir dari Operational Wallacea, Wakatobi memiliki lebih dari 750 species karang (coral) dari 850 jenis coral di dunia, lebih banyak dan beragam dari keragaman coral yang dimiliki oleh Karibia. Maka, tidaklah salah kalau kita sebut kalau keindahan dunia bawah laut Wakatobi setimpal dengan kekayaan di permukaan dan daratannya. Ditambah lagi dengan kekayaan budaya di tiap pulau yang memiliki kekayaan yang beragam.
Tujuan kami dari Kemenko Maritim berkunjung ke Wakatobi, adalah untuk melaksanakan survey ke berbagai lokasi wisata di Wakatobi yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai satu dari sepuluh Kawasan Strategis pariwisata Nasional (KSPN) atau 10 Destinasi Wisata Unggulan Indonesia. Dan berikut adalah ulasan yang dihasilkan dari pengamatan langsung serta perbincangan dengan stake holder dan masyarakat setempat.
Pulau Wangi-wangi
Merupakan ibukota dari Kabupaten Wakatobi dan sekaligus kecamatan di Sulawesi Tenggara, Indonesia. Wangi-Wangi atau bisa disebut juga Wanci memiliki luas lebih kurang 23.359 km. Secara geografis terbagi dalam 14 desa dan 6 kelurahan. Pulau pulau kecil yang mengelilingi pulau ini di antaranya adalah Kapota Kampenaua, Timu, Sumangga, dan Ottoue. Di antara pulau pulau kecil itu hanya Kapota saja yang didiami oleh penduduk. Wangi-wangi juga dikelilingi Atol yang seolah membelit, menurut masyarakat disini, Atol inilah yang konon akan melindungi Wangi-wangi bila terjadi gempa tektonik bawah laut dan terjadi tsunami.
Bagi para wisatawan yang mengunjungi Wangi-wangi. Ada tempat menginap yang nyaman, Patuno Resort namanya, penginapan ini letaknya tidak jauh dari Bandara Matahora, kurang lebih sekitar 2 Kilometer. Resort ini menawarkan hamparan pemandangan pantai yang menakjubkan, gaya arsitekturnya tradisional khas pemukiman daerah pesisir yang berbahan dasar kayu. Resort inipun biayanya terhitung murah dan terjangkau. Bagi wisatawan yang tergila-gila dengan snorkeling dan diving, jangan lupa juga untuk singgah di Sombu Dive, dengan keberadaan patung besar Ikan Napoleon, lokasi ini sangat jelas terlihat oleh siapapun. Lokasinya berada di Teluk yang menjorok ke darat, selain mendapatkan panorama tepi Pulau yang menakjubkan, pengunjung juga disajikan panorama laut berwarna hijau kebiru-biruan yang membentang di bawahnya. Jika berkunjung di sore hari, pengunjung akan menyaksikan Sunset di ufuk barat. Berbagai spot yang wajib dikunjung di Wangi-wangi diantaranya adalah, Cemara Beach, Molii Sahatu Beach, Wungka Toliamba, Goa bawah air di Kontamale, Teekosapi dan Topa Mandati. Wangi-wangi juga banyak dihuni oleh Suku Bajo, yang banyak beraktifitas di laut dan sangat bergantung dengan lautan.
Kaledupa
Pulau ini terletak di selatan pulau Wangi-wangi di utara pulau Tomia dan di barat pulau Hoga. Kaledupa terdiri dari dua bagian yaitu, Kaledupa seluas 45,50 Km2 dan Kaledupa Selatan 58,50 Km2. Dengan jumlah penduduk 17.113 jiwa. Ada beberapa lokasi wisata yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi diantaranya, Pulau Hoga, suatu pulau kecil dengan keragaman biota laut yang mempesona, berjarak sekitar 15 menit perjalanan laut dari Desa Ambeua. Pengunjung dapat melakukan aktifitas snorkeling, diving atau hanya sekedar berjemur. Lalu ada juga Hutan Mangrove yang berlokasi di Desa Laulua, Desa Langge, Desa Sombano dan Desa-desa lainnya. Habitat Mangrove sendiri dinilai sangat penting untuk ekosistem laut di sekitar Kaledupa. Selian itu ada juga, Goa alami di Desa darawa yang memukau siapapun hyang mengunjunginya, Benteng Ollo dan Masjid agung Bente dengan pesona wisata sejarahnya.
Tomia
Tomia terletak di selatan Kaledupa dan timur Hoga, Tomia juga terdiri dari dua bagian, yaitu Tomia dan Tomia Timur dengan total luas daerah 115.00 Km2, berpenduduk sekitar 15.789 jiwa. Spot wisata yang patut dikunjungi diantaranya yaitu, Marimabuk, sebuah lokasi selam yang terletak di Kelurahan Waha Tomia, kenapa tempat ini dinamakan Marimabuk? Karena dijamin di sini. Para penyelam pasti akan mabuk dengan keindahan karang dan keragaman biota laut di bawah lautnya. Kemudian ada pula Goa bawah air Te’e Lahamba di Desa Patua dan Hendaopa di Desa Lagole. Goa bawah air ini juga dijadikan sumber air bersih oleh penduduk. Wisata sejarah, ada Benteng Patua dengan arsitekturnya yang gagah berdiri.
Tomia dengan Pantai Hondue nya juga menawarkan hamparan pasir putih yang eksotis. Pun Pantai Lakota yang menyajikan jajanan/ kuliner khas daerah sangat memanjakan lidah wisatawan. Pantai Tomia juga menawarkan keindahan dataran tingginya, biasa disebut Puncak Tomia dengan hamparan ilalang yang menakjubkan dan sejauh mata memandang adalah lautan yang berwarna biru yang begitu indah dengan sunsetnya.
Binongko
Binongko terletak di bagian paling selatan gugusan kepulauan Wakatobi, dengan luas total 156.00 Km2 dan jumlah penduduk sebanyak 13.463 jiwa. Binongko terbentuk dari gugusan karang dan sejauh mata memandang kita akan disuguhi pemandangan koral yang unik, ada juga sejumlah pantai tersembunyi yaitu Palahidu, Yoro, Buku, Melangka dan We’e. Hutan Mangrove banyak tersebar di Desa Popalia, Taipabu dan Makoro. Ada juga Benteng Palahidu, sebuah Benteng Pertahanan era colonial, dan dari sini pengunjung bisa melihat seluruh Kepulauan Wakatobi. Yang palin menarik di Binongko adalah, Taman Batu, sebuah lapangan yang terbentuk dari batu koral hitam di atas laut yang berlokasi di Desa Walloindi.
Satu hal yang mesti diperhatikan adalah akses bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Wakatobi. Perjalanan dari Jakarta – Wakatobi cukup menyita waktu dan sedikit melelahkan, oleh karena belum ada penerbangan langsung kesana. Perjalanan via udara dari Jakarta, harus dilalui dengan transit terlebih dahulu di Bandara Haluoleo Kendari, kemudian menyambung ke Bandara Matahora selama kurang lebih 45 menit. Selain itu, harga tiket yang relatif mahal dan hanya satu kali jadwal penerbangan setiap harinya juga menjadi kendala tersendiri karena kurang menguntungkan bagi wisatawan karena kita harus tiba di Wakatobi pada waktu sore hari menjelang malam sehingga waktu kita satu hari terbuang dalam perjalanan. Namun yakinlah, kelelahan yanga ada akan terbayar oleh pesona keindahan panorama Wakatobi yang menyambut langsung ketika kita melangkah keluar pesawat.