Gerakan Indonesia Bersih, Tolak Sampah
[caption id="attachment_28891" align="alignnone" width="300"] Gerakan Indonesia Bersih[/caption]
Maritim -- Ambon, Pemerintah melalui OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Kerja Bidang 4 Kebersihan Lingkungan tengah giat dalam menggalangkan Gerakan Indonesia Bersih, Tolak Sampah. Salah satunya melalui sosialisasi peduli kebersihan dan lingkungan di Islamic Center Ambon, Maluku, Selasa (19/2/2019).
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menurut Inpres nomor 12 tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental ditunjuk sebagai koordinator Gerakan Indonesia Bersih dan bertanggungjawab atas terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang bersih. Kepala Bidang Jejaring Inovasi Pariwisata Bahari, Asisten Deputi Jejaring Inovasi Maritim, Deputi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim, Edi Susilo mewakili Ny. Devy Pandjaitan, Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Maritim sekaligus Ketua Bidang 4 Lingkungan Bersih OASE Kabinet Kerja memberikan sosialisasi terkait peduli kebersihan dan lingkungan kepada siswa/siswi SD dan SLTP. Edi menghimbau kepada masyarakat untuk terlibat dan berkontribusi dalam "Gerakan Indonesia Bersih". Ia juga berharap, anak-anak sedari dini bisa menjadi agen perubahan untuk diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
"Indonesia saya yakin akan bisa bersih. Sangat diperlukan kerja sama kita semua. Jadi, tidak bisa oleh Pemerintah saja, semua harus terlibat. Bersama kita bisa membuat Indonesia bersih. Harapannya teman-teman bisa menjadi agen perubahan minimal untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat di sekitarnya." kata Edi Susilo.
Indonesia sendiri dikelilingi oleh lautan dan banyak memiliki banyak potensi. Oleh karena itu, laut sangat besar manfaatnya bagi masyarakat Indonesia. Namun sayangnya, sungai dan laut memperlukan perhatian karena banyaknya sampah. Sampah banyak juga berserakan dipinggir pantai. Ada pula orang yang membuang sampah di sungai. Sampah di sungai kemudian mengalir ke laut dan akhirnya dimakan oleh ikan atau binatang lain di laut karena disangka makanan.
Plastik masih digunakan karena murah dan ringan. Namun sampah plastik memiliki waktu paling lama untuk terurai yaitu 400 tahun jika dibandingkan dengan sampah lain, misalnya sampah kardus atau styrofoam. Jika kita membuang sampah plastik di laut, akan terurai menjadi microbeads yang kasat mata dan termakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimakan ikan besar dan dimakan manusia. Seperti yang terjadi pada paus yang terdampar di Wakatobi pada 2018 lalu di mana ditemukan 5,9kg sampah plastik di perutnya.
"Asumsi kita, tahun 2050 akan makin banyak (sampah) plastik di laut kalau tidak ada aksi bersih untuk menghilangkannya. Kita harus peduli lingkungan kalo kita mau hidup kita sehat. Nah apa yang bisa kita lakukan (untuk menjaga lingkungan)? Minimal di rumah kita harus memilah sampah. Sampah seperti sisa-sisa makanan harusnya dibedakan. Mana yang organik, mana sampah plastik, kaleng, dan sebagainya." tambah Edi.
Selain itu, membudayakan sistem piket di kelas masing-masing siswa untuk membiasakan diri mereka dengan Budaya Bersih yang dimulai dari sekolah. Pemahaman terkait konsep 3R, yaitu Reduce, Reuse, Recycle juga perlu disosialisasikan. Mengurangi barang sekali pakai seperti botol plastik dan diganti menggunakan tumbler dan menggunakan tas sendiri bukan menggunakan plastik saat ke pasar menjadi salah satu cara peduli terhadap lingkungan.
Selain itu dalam sosialisasi ini ada pula pemaparan terkait bahaya narkoba oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Maluku dan Literasi Media (pornografi, hoax dan bullying) oleh Kemenkominfo. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan OASE dan acara ini, Ibu Negara sekaligus Ketua OASE, Iriana Joko Widodo turut hadir. Beliau membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak SD dan SLTP yang menjadi peserta acara tersebut.
Biro Informasi dan HukuKemenko Bidang Kemaritiman