Gerhana Matahari Total Aman Dilihat Mata Telanjang

Gerhana Matahari Total Aman Dilihat Mata Telanjang
Maritim - Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 yang pernah terjadi 32 tahun lalu, tepatnya tahun 1983, kini terjadi kembali pada 2016 di sebagian Pasifik, Indonesia, Malaysia dan beberapa sebagian Asia Tenggara Serta sebagian wilayah Australia. Fenomena alam yang mengesankan ini akan terjadi di 12 Provinsi Indonesia, dan muncul dari arah barat Indonesia sampai wilayah timur Indonesia. Durasi waktu puncak gerhana bisa sampai 3 menit. Sejak dahulu keindahan langit beserta keteraturan di dalamnya, telah menjadi daya tarik manusia yang memiliki rasa haus akan estetika dan pengetahuan. Gerhana pernah dikaitkan dengan musibah atau bencana, hilangnya matahari atau bulan dianggap disebabkan oleh sosok supranatural yang menelan benda langit tersebut. Beragam mitos pun berkembang di seantero dunia, beberapa diantaranya masih dipercaya. Asisten Deputi IV Bidang Iptek Nani Hendiarti menjelaskan GMT tidak akan berbahaya pada kesehatan mata, tidak akan menimbulkan kebutaan dan kelainan fisik pada siapapun. Untuk ibu hamil, fenomena ini tidaklah mempengaruhi janin. "Fenomena ini tidak berbahaya, jusrtu ini adalah fenomena alam yang luar biasa dan aman bagi kesehatan," jelas Nani saat ditemui di kantornya gedung BPPT, Jakarta, Rabu (24/02). GMT yang terjadi pada sebagian belahan bumi, menjadi sangat menarik karena gerhana matahari terjadi ketika piringan bulan menutupi sebagian atau seluruh piringan matahari. Terjadi pada fase bulan baru, ketika bulan berada di antara bumi dan matahari. (Maritim/NN/Arp)