GMT Sarana Perkenalkan 'Astro Tourism'
Jakarta - Gerhana Matahari Total (GMT) menjadi salah satu daya tarik wisata fenomena langka bagi masyarakat modern. GMT akan berlangsung di Indonesia pada 9 Maret 2016 di pagi hari.
Demikian disampaikan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaluddin dalam acara Rapat Koordinasi 'Menyongsong GMT di Indonesia' yang berlangsung di ruang rapat Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya, Senin (25/1/2016).
Rapat koordinasi tersebut di pimpin langsung oleh Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Sumber Daya Dr. Rizal Ramli dan dihadiri oleh Menteri Pariwisata Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc, serta Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Kemenko Maritim dan Sumber Daya Dr. Safri Burhanudin, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara dari Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty.
Selain itu, hadir juga wakil dari Kementerian Perhubungan serta pejabat eselon 2 dan 3 lingkup Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya.
"Fenomena langka ini melewati 11 provinsi yakni Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara serta sejumlah lokasi wisata andalan," jelas dia.
Keunikan atau keistimewaan GMT adalah, Indonesia merupakan satu-satunya daratan di dunia yang dilewati GMT. Peristiwa unik ini akan terjadi lagi tujuh tahun ke depan, tapi lokasinya berubah.
"Sedangkan di lokasi yang sama bisa terjadi lagi dalam rentang waktu 350 tahun kemudian. GMT tersebut menjadi salah satu objek pariwisata baru yaitu wisata Astronomi atau Astro Tourism," ia menambahkan.
Maritim/Arp