Indonesia Berkomitmen untuk Mencapai Net Zero dan Percepat Dekarbonisasi
Marves - Bali, Selama 5 tahun terakhir, produksi batubara meningkat secara signifikan yang berkontribusi terhadap penerimaan negara dan nilai ekspor Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan pada acara Coaltrans Asia pada Senin (09/09/2024) berkesempatan untuk menjelaskan terkait tekad Indonesia dalam mencapai Net Zero dengan rencana yang jelas untuk mempercepat dekarbonisasi.
Profil emisi Indonesia didominasi oleh sektor ketenagalistrikan dan transportasi. Menurut data emisi CO2 dari pembakaran berdasarkan sektor pada tahun 2021, electricity atau listrik menduduki peringkat pertama sekitar 42% dan transportasi sekitar 23%. Atas ini, Pemerintah Indonesia merumuskan rencana konkrit untuk melakukan dekarbonisasi berdasarkan profil emisi.
"Ya, caranya dengan decarbonize the Grid, jadi mengurangi ketergantungan batubara dan membangun energi terbarukan dan transmission. Lalu, electrify transportation, clean up industries, melindungi dan meremajakan alam, serta menyerap kelebihan karbon dari atmosfer melalui CCS," ujar Menko Luhut.
Menko Luhut juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia tentu berusaha untuk mengedepankan transisi energi, namun pada saat yang sama juga ingin melihat pertumbuhan ekonomi negara, "Negara-negara yang memiliki kapasitas lebih kuat harus melakukan pengurangan karbon lebih banyak dan lebih cepat, negara berkembang seperti Indonesia harus terus tumbuh namun juga harus memperlambat emission trajectory," ujarnya.
Selama perjalanan upaya dekarbonisasi, Pemerintah Indonesia menangkap bahwa setiap negara berbeda sehingga tidak semua negara bisa menerapkan solusi dari negara maju (developed countries), dan hampir seluruh pembiayaan yang tersedia merupakan pembiayaan business-as-usual (suku bunga komersial atau multilateral). Sehingga pembiayaan yang ada sekarang tidak cukup untuk menyelesaikan masalah terkait pengurangan produksi armada batubara dan membangun transmisi.
"Yang kami bayangkan dengan adanya kemitraan global terkait iklim untuk mempercepat transisi energi adalah adanya kolaborasi pada rumusan solusinya, berbagi inovasi teknologi secara terbuka, dan mulai memberikan insentif untuk produk yang lebih ramah lingkungan dan disinsentif untuk produk lainnya," ujar Menko Luhut.
Pada penutupannya, Menko Luhut berharap acara ini membuahkan hasil karena Coaltrans Asia merupakan acara penting yang dapat membantu meningkatkan kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia dan global.
No.SP-287/HUM/ROKOM/SET.MARVES/IX/2024
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi