Indonesia dan Negara-negara Afrika Bertekad Tingkatkan Hilirisasi Pertambangan Bernilai Tambah

Indonesia dan Negara-negara Afrika Bertekad Tingkatkan Hilirisasi Pertambangan Bernilai Tambah

Marves - Bali, Pemerintah Indonesia bersama dengan Asosiasi  di sektor pertambangan telah menyelenggarakan “International Workshop on Downstream Mining with Value Added and Critical Mineral Resources Indonesia-Africa” di sela-sela Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 pada tanggal 3 September 2024 di Hotel Hyatt, Bali. Acara ini merupakan side event IAF ke-2 yang dihadiri oleh para stakeholder pertambangan Indonesia dan negara-negara Afrika, seperti Kenya, Mozambik, Zimbabwe, Tanzania, dan negara-negara lainnya.

Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai berbagai peraturan di sektor tambang, peluang, tantangan, dan strategi untuk meningkatkan rantai nilai mineral penting di Indonesia dan Afrika. Melalui Workshop ini, berbagai potensi kerja sama sektor pertambangan antara Indonesia dan negara-negara Afrika semakin terbuka sekaligus menjelaskan berbagai insentif, regulasi, dan relaksasi yang disiapkan oleh pemerintah untuk menarik investor pertambangan termasuk membahas praktik pertambangan yang berkelanjutan dan mengedepankan aspek sosial, ekonomi,  dan pengelolaan yang transparan.

Adriani Kusumawardani, Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan hilirisasi tambang dengan nilai tambah untuk komoditas tambang bernilai ekonomi tinggi yang dapat diterapkan dengan prinsip yang sama di negara-negara Afrika.

“Proses hilirisasi tambang bernilai tambah untuk critical mineral sangat menguntungkan Indonesia,  dan (proses hilirisasi) ini sangat bisa diterapkan di negara-negara Afrika yang berlimpah tambangnya” jelas Asdep Adriani.

Sedangkan Direktur Pasifik dan Oseania, Kemlu Adi Dzulfuat, menyampaikan pentingnya transformasi pertambangan yang berkelanjutan dengan tetap menguatkan perlindungan terhadap lingkungan dan memberikan kebermanfaatan yang lebih besar pada masyarakat lokal.

“Tantangan yang dihadapi saat ini adalah pertambangan berkelanjutan. Indonesia terus berupaya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan memaksimalkan nilai pertambangan,” ujar Adi.

Pada sesi diskusi, Workshop membahas berbagai isu-isu pertambangan di Indonesia dan Afrika, kolaborasi multi-stakeholders yang efektif di sektor pertambangan, dan strategi pertambangan berkelanjutan dan bertanggung-jawab berdasarkan prinsip ESG (Environment, Social, Governance). 

Workshop diawali Sesi Plenary oleh Dr. Siti Sumilah Rita Susilawati, Sekretaris Ditjen Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM dan Vishal Khargam, Ketua Kamar Dagang Divisi Tambang Kenya yang juga Executive Board Member - Artisanal and Small Scale Mining Association of Kenya (ASMAK).

Sesditjen Rita menjelaskan peran pemerintah dalam menyusun berbagai regulasi dan strategi hilirisasi mineral untuk meningkatkan nilai tambah serta strategi untuk menarik investasi di sektor pertambangan mineral di Indonesia. Sementara Vishal menyampaikan perkembangan Pemerintah Kenya untuk mengelola pertambangan rakyat yang telah bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun masyarakat tambang yang bertanggung jawab (Responsible Mining Community). 

Untuk Panel I, Optimizing Downstream Mining: Enhancing Value and Efficiency menghadirkan DirutPT Freeport, PT Vale dan Kementerian Mineral Mozambique. Ketiganya mengangkat isu rehabilitasi lingkungan, kerja sama global, dan transisi energi di sektor pertambangan. Adapun Panel II, Collaborative Strategies for Securing Critical Mineral Supply menghadirkan PT Antam dan PT Trinusa Resources yang menjelaskan potensi kerjasama pertambangan seperti praktik operasional pertambangan yang sukses di Indonesia terutama untuk emas, tembaga, nikel. 

Pada Workshop ini, CEO Global Renaissance-Zimbabwe, Chairman Artisanal and Small Scale Mining Association of Kenya (ASMAK), dan Director Mining and Metals APAC DSS+  menyampaikan mengenai potensi kerja sama dan investasi untuk hilirisasi pertambangan dan sumber daya mineral kritis di negaranya.

Workshop ditutup oleh Ferry Akbar Pasaribu, Asisten Deputi Strategi dan Kebijakan Percepatan Investasi, Kemenko Marves RI dan Mangantar S. Marpaung, Ketua Djakarta Mining Club. Sebagai tindak lanjut, stakeholders Indonesia yang hadir dalam Workshop ini berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra-mitra negara Afrika baik secara G to G, G to B, maupun B to B.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Kemenko Marves RI, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian ESDM RI, Djakarta Mining Club, Kombers - Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) serta wakil pemerintah dan kalangan bisnis di sektor pertambangan baik dari Indonesia dan negara-negara Afrika.

No.SP-268/HUM/ROKOM/SET.MARVES/IX/2024

Biro Komunikasi
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi