Indonesia Membuka Peluang Investasi Bagi Para Investor Dunia

Indonesia Membuka Peluang Investasi Bagi Para Investor Dunia

Maritim – Jakarta. Dalam rangka mendukung pembangunan, Indonesia membuka kesempatan bagi para investor untuk berinvestasi di sejumlah daerah di Indonesia. Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Kemaritiman Ridwan Djamaluddin dalam wawancara di Jakarta, Selasa (15/8/2017).

Deputi Ridwan mengatakan, peluang investasi bagi para investor dibuka untuk mendukung konsep Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang diusung Presiden Joko Widodo. Konsep tersebut juga digunakan untuk mengatasi ketimpangan pembangunan di daerah.

“Membangun poros maritim dunia telah menjadi program utama Pemerintah Indonesia. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi salah satu pemain sentral dalam perdagangan dunia. Selain itu, poros maritim dunia juga membuat konektivitas antar daerah di dalam negeri menjadi lebih mudah sehingga dapat mengurangi ketimpangan di daerah,” tutur Ridwan.

Deputi Ridwan menambahkan, Pemerintah Indonesia saat ini menawarkan proyek-proyek dan program-program yang lebih solid. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga lebih menawarkan kepada investor konsep investasi pengembangan kawasan terintegrasi daripada proyek individual.

“Seringkali, para investor asing tidak mendapatkan maksud yang jelas dari program investasi yang ditawarkan pemerintah. Untuk itu, pemerintah menawarkan proyek pengembangan kawasan terintegrasi dan gagasan yang lebih kuat tentang proyek individual,” kata Ridwan.

Saat ini, fokus Pemerintah Indonesia adalah membangun daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Hal tersebut sesuai dengan semangat pemerintah untuk melakukan pembangunan yang merata di seluruh daerah di Indonesia. Ada empat daerah yang saat ini ditawarkan kepada investor untuk pembangunan, yaitu: Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.

“Pemerintah saat ini mempunyai semangat pembangunan yang bernafas “Indonesia-Sentris. Jadi, pembangunan berfokus di luar jawa,” jelas Ridwan.

Deputi Ridwan juga menjelaskan mengenai fokus pengembangan investasi yang dilakukan pemerintah. Untuk Sumatera Utara, investasi yang ditawarkan berfokus pada pengembangan konektivitas, misalnya jalur kereta api Medan-Parapat. Untuk Kalimantan Utara, fokus investasi adalah pengembangan hydro power, smelter, dan kawasan industri. Untuk Sulawesi Utara, pemerintah mendorong investasi pembangunan infrastruktur MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) dan bisnis turisme. Sedangkan, fokus investasi di Bali adalah pengembangan pusat inovasi dan infrastruktur konektivitas yang terintegrasi.

“Selain empat provinsi yang dijadikan fokus pengembangan investasi, Indonesia juga memiliki kurang lebih 14 zona industri serta 10 destinasi prioritas yang dapat menjadi peluang investasi bagi para investor,” terang Ridwan.

Dalam membuka peluang investasi, Pemerintah Indonesia menawarkan konsep investasi business-to-business (B-to-B) kepada investor. Hal ini membuat pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam proyek yang dijalankan investor.

“Konsep B-to-B membuat pemerintah tidak terlibat langsung dalam aktivitas komersial. Hal tersebut yang diinginkan kami (Pemerintah Indonesia) saat ini,” ujar Deputi Ridwan.

Untuk mendukung dibukanya peluang investasi tersebut, dibutuhkan adanya kerja sama antara Kementerian/ Lembaga (K/ L) terkait. Adanya sinergi dan kerja sama antar K/ L terkait membuat proses investasi dapat dilakukan dengan semakin mudah. Hal ini tentunya dapat membuat iklim investasi di Indonesia semakin kondusif.

“Pemerintah saat ini juga mempersiapkan tim yang lebih koordinatif. Tidak hanya Kemenko Maritim saja yang terlibat, namun juga melibatkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, dan juga Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPR),” pungkas Deputi Ridwan.

Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia saat ini giat dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Pada periode 2,5 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah melakukan pembangunan untuk meningkatkan konektivitas antar daerah, diantaranya: pembangunan rel kereta api di Sumatera dan Kalimantan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, pembangunan jalan tol yang sampai saat ini telah mencapai panjang 568 Kilometer, pembangunan deep sea port, dan pembangunan bandara perintis di pulau-pulau terluar Indonesia.***