Indonesia Siap Merajai Pasar Ikan Hias Dunia
Maritim – Tangerang, Pameran Ikan Hias Internasional (2nd Indonesia Ornamental Fish & Aquatic Plant Show) Nusantara Aquatic (Nusatic) 2017 pada hari ketiga telah dikunjungi lebih dari tiga ribu orang. Tercatat pada hari kedua pengunjung telah mencapai angka 3.061 orang, “Saat ini dilaporkan sudah bertambah 800 orang yang berkunjung, semoga sampai penutupan hari ini bisa lebih dari 4000 orang berkunjung ke Nusatic” Ujar Lukas Siddharta Ketua Penyelenggara Nusatic dalam laporannya mengawali acara pemberian penghargaan kepada pemenang kontes ikan hias. Ada 8 jenis ikan hias yang diperlombakan yakni ikan Koi, Koki, Louhan, Arwana, Betta, Discus, Guppy dan Killifish, juga ada kontes aquascape terbaik.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia siap merajai pasar ikan hias dunia bila pemerintah dan swasta bekerja sama dengan baik. “Kita harus melihat industry ikan hias memerlukan penanganan khusus, mulai dari penangkaran, pembudidayaan, perizinan, hingga transportasi. Ikan hias diantar dalam keadaan hidup”. Deputi Agung juga mengingatkan bahwa tahun depan tiap-tiap propinsi perlu diundang untuk berpartisipasi, “Kita perlu angkat keunikan ikan-ikan endemic Indonesia. Tiap daerah perlu memamerkan kekayaan perikanan yang ada, baik ikan untuk dikonsumsi dan ikan-ikan hias. Ikan kita, sumber daya kita ini luar biasa. Saya yakin untuk Nusatic tahun depan kita akan membuka 4 hall, dua kali lebih luas dibanding tahun ini.” Deputi Agung juga mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara dan peserta pameran, kontestan perlombaan ikan hias, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Kita harus membuat gaung Nusatic terdengar di luar negeri. Tahun depan kita harus membuat Nusatic ke-3 lebih baik dari sekarang.” Deputi Agung secara khusus berterimakasih atas kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menutup gelaran pameran tahun ini.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Siap Membantu
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang baru kembali dari Sabang berkesempatan memilih grand champion ikan Koi. Menteri Susi mengaku sangat kesulitan karena ikan-ikan Koi yang ada sangat bagus. “Bagus-bagus semua, tapi harus memilih satu. Jadi saya pilih yang (warnanya) merah-putih karena mewakili Indonesia” Menteri Susi bercanda bahwa ikan Koi berwarna kuning dan berwarna merah-hitam seperti mewakili partai tertentu, “Jadi karena kita tidak memilih partai, kita pilih Indonesia saja”.
Menteri Susi memaparkan bahwa ia telah mempelajari industry ikan hias, ia juga tidak terima kalau Indonesia masih kalah dari Singapura dalam industry ini. Kementerian Kelautan dan Perikanan siap membantu. “KKP siap membantu. Apa yang diperlukan. Budidaya perlu didorong agar tidak tergantung supply dari alam. Kita juga tidak boleh menggunakan cara-cara destruktif. Kita hilangkan destructive fishing, jangan gunakan bius, jangan gunakan racun. Kita akan menyuplai ikan hias dengan cara yang baik bukan dengan cara yang melanggar aturan. Pemerintah membuat aturan, agar bisnis ini berjangka Panjang.” Menteri Susi menginginkan Nusatic mendorong daya saing sumber daya hayati, dalam hal industry ikan hias. “Para pengusaha disini bisa kita undang dalam business forum, kita bantu display, bantu marketing hasil produksi, apa saja yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia nomor satu di bisnis ini.” Menteri Susi juga mengaku terkesan pada industry ini, “Bisa berbisnis dengan keindahan, hobby yang menghasilkan uang, jadi silakan diteruskan, tapi dengan catatan tadi, jangan destruktif”. Pengusaha ikan menyambut positif masukan Menteri Susi, karena pengusaha ikan hias umumnya adalah hobbyst ikan yang menyayangi hewan dan tanaman sudah satu aliran dengan Menteri Susi. Mengakhiri sambutannya, Menteri Susi menyampaikan semoga Nusatic tahun depan lebih besar lagi, “Semoga tahun depan lebih besar, lebih baik bisnisnya. Semoga ikan hias Indonesia maju”. Tutup Menteri Susi. ***