Inisiatif Mangrove Alliance for Climate: Langkah Strategis Indonesia dan UEA untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Inisiatif Mangrove Alliance for Climate: Langkah Strategis Indonesia dan UEA untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Marves - Jakarta, Indonesia dan UEA telah lama menjalin kerja sama di berbagai sektor, termasuk isu lingkungan dan iklim. Salah satunya dengan memprakarsai Mangrove Alliance for Climate (MAC) yang diluncurkan pada COP27 Glasgow, dan kemudian diperkuat pada G20 Bali 2022 dan COP28 Dubai untuk mempromosikan mangrove sebagai solusi berbasis alam untuk perubahan iklim.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti menyampaikan MAC sendiri terus berkembang dan hingga Agustus 2024, 45 negara telah bergabung untuk berkomitmen dalam restorasi dan konservasi mangrove. Jumlah ini akan terus bertambah seiring meningkatnya kesadaran global akan pentingnya mangrove. 

“Oleh karena itu, pada kesempatan terbaik ini, saya ingin mengundang semua negara untuk bergabung dengan MAC. Kami terbuka untuk kemitraan dengan Negara dan Organisasi Internasional untuk berbagi pengetahuan, bertukar praktik terbaik, dan secara kolektif menjaga ekosistem mangrove di seluruh dunia,” kata Deputi Nani dalam sesi tematik “Indonesia and UAE to the World: Leveranging the Mangrove Alliance for Climate for Sustainable Mangrove Management” dalam Indonesia International Sustainability Forum 2024 di Jakarta pada Jumat (6/9).

Lebih lanjut, Deputi Nani menjelaskan MAC berupaya meningkatkan dan mempercepat upaya konservasi, restorasi dan pengembangan penanaman ekosistem mangrove demi manfaat masyarakat di seluruh dunia dan mengakui pentingnya ekosistem ini bagi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Duta Besar UEA untuk Indonesia  dalam sambutannya memperkuat pernyataan Deputi Nani dan menyampaikan bahwa mangrove merupakan solusi jangka panjang terbaik berbasis alam, dan melalui MAC diharapkan mangrove dunia yang terdegrasi dapat dipulihkan.

Kus Prisetiahadi, Asisten Deputi Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan sebagai salah satu narasumber menjelaskan Pemerintah UEA dan Indonesia memiliki visi yang sama untuk fokus pada hutan bakau yang dapat melindungi wilayah pesisir. 

Saat ini beberapa proyek tengah dilaksanakan oleh Indonesia dan UEA, seperti kerja sama bilateral untuk memperkuat program pengembangan mangrove, program penanaman lebih dari 12 juta bibit mangrove oleh Pemerintah Abu Dhabi, dan proyek nasional rehabilitasi mangrove seluas 600.000 hektar di seluruh wilayah Indonesia.

“Dalam waktu kurang dari dua tahun, MAC telah meningkatkan basis anggotanya hingga 45 anggota dan memformalkan inisiatif penting, seperti Mangrove Breakthrough Partnership dan Mohamed bin Zayed-Joko Widodo International Mangrove Research Center di Bali, Indonesia sebagai proyek konkret dibawah payung MAC untuk mendorong konservasi mangrove dunia” ungkap Asdep Kus.

Narasumber lainnya yaitu Hajime Ueda dari Kedutaan Besar Jepang, dan Ambroise Brenier dari Bank Dunia menyampaikan beberapa program restorasi dan konservasi mangrove di Indonesia.

Turut hadir dalam pertemuan para duta besar anggota MAC seperti Spanyol, Pakistan, UK, Kuba, Filipina, Morocco, Bahrain, Jordania, dan Peru, serta perwakilan mitra internasional dan nasional.

No.SP-282/HUM/ROKOM/SET.MARVES/IX/2024

Narahubung:
Yanelis Prasenja - Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
Humas@maritim.go.id |
+628131798613