Jajaki Kerja Sama Pemulihan Lingkungan, Marves dan PLN Survei Pantai Utara Jawa Tengah

Jajaki Kerja Sama Pemulihan Lingkungan, Marves dan PLN Survei Pantai Utara Jawa Tengah

Marves - Semarang, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) menjajaki kerja sama dalam Pelestarian Lingkungan dan Kehutanan Nasional. Kerja sama ini dimulai dengan rehabilitasi hutan dan mangrove di Pantai Utara Jawa Tengah.

Plt. Asisten Deputi Pengelolaan Produk Kehutanan dan Jasa Lingkungan Kemenko Marves Ilham menegaskan bahwa kegiatan awal Akan fokus pada lokasi yang telah ditapis bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jratun-KLHK sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Kepala BPDAS Pemali Jratun Rochimah Nugrahini, yakni site Penanaman perlu tetap berada dalam RU RHL (Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan) yang telah disusun.

Kepala Biro Infrastruktur dan SDA sekaligus Ketua KKMD Provinsi Jawa Tengah Dadang Somantri menegaskan bahwa Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Jawa Tengah juga siap bekerja sama. Kepala Dinas Lingkungan dan Kehutanan mempersiapkan anggota CDK (Cabang Dinas Kehutanan) provinsi dan kabupaten untuk mendampingi tim dalam survei ke beberapa lokasi.

Diketahui kerja sama Pelestarian Lingkungan dan Kehutanan yang terintegrasi oleh Tim Marves, KLHK, PLN dan juga Pemerintah provinsi Jawa Tengah ini dimulai dengan melakukan survey bersama pada 11 - 15 Januari 2023, yang kemudian dilakukan beberapa kegiatan meliputi Penanaman mangrove bersama Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD), pemanfaatan fly ash bottom  ash (FABA) PLTU PLN, gerakan tanam nasional pegawai PLN dan upaya peningkatan keanekaragaman hayati, serta program pemberdayaan masyarakat.


Abrasi Pantai Utara Jawa
 
Kerusakan lingkungan yang dialami pesisir utara pulau Jawa, makin lama makin parah. Abrasi, pengikisan daratan oleh air laut terlihat nyata di berbagai lokasi dari Demak, Jepara, Rembang, Batang, Pekalongan, Brebes sampai Tegal. Secara sporadis telah dibangun sejumlah fasilitas pelindung pantai, seperti tanggul dan program penanaman kembali mangrove di pesisir Pantai Utara Jawa. Seperti yang telah dilakukan Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara bersama Komunitas Pantai Kropak Indah Margokerto yang melakukan penanaman 1500 batang mangrove dan perbaikan tanggul pada bulan Desember 2022.
 
Mengenai hal tersebut, Tim survey Marves dipimpin oleh Kabid Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan Fatma Puspitasari mengingatkan bahwa berbagai upaya penanaman tidak bisa dilakukan setengah-setengah, diperlukan data kebutuhan lokasi, identifikasi konstruksi sipil teknis yang perlu dibangun agar tanaman mangrove muda tidak hanyut bila pasang naik. 

Sementara terkait lokasi penanaman pemerintah daerah bersama pemilik lahan di luar Kawasan hutan perlu memberikan komitmen agar bila dilakukan pemulihan lingkungan, untuk mencapai kerapatan mangrove yang cukup untuk menahan laju abrasi, diperlukan waktu setidaknya 25 tahun.

“Bila lahan yang akan dilakukan pemulihan merupakan milik masyarakat, maka perlu ada komitmen bersama pemeliharaan sedikitnya 25 tahun” ungkap Kabid Fatma, menegaskan bahwa bila CSR dapat berkomitmen penanaman hingga pemeliharaan selama 3 tahun, maka masyarakat juga perlu turut merawat pohon-pohon mangrove muda.
 
Lokasi survey calon-calon lokasi penanaman sebagian besar merupakan lahan ex tambak. Pada era sebelumnya, hutan-hutan mangrove telah beralihfungsi menjadi tambak udang dan bandeng. Sekarang area-area ini terdampak abrasi dan mengalami penurunan kualitas lahan. Untuk menegaskan komitmen masyarakat dan pemerintah daerah perlu ada jaminan bahwa masyarakat tidak lagi melakukan alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak kembali dengan cara yang tidak lestari.
 
Skema CSR PLN yang meliputi kegiatan penanaman, pemanfaatan FABA dalam konstruksi sipil teknis, pemeliharaan, pemberdayaan masyarakat dilaksanakan secara terintegrasi dan terkustomisasi sesuai kondisi area.

“Perlu dilakukan terintegrasi agar masyarakat dapat mengembangkan potensi-potensi lain daerahnya bersinergi dengan pemeliharaan mangrove.” ungkapnya dengan mencontohkan Desa Sekuro, Jepara potensi wisatanya dapat dioptimalkan, PLTU Tanjung Jati B dapat mengoptimalkan tetrapod dari FABA sebagai pemecah ombak, Kawasan hutan mangrove Pasir Banggi, Rembang sebagai Kawasan wisata, dan Desa Apiapi Wonokerto, Pekalongan yang memiliki potensi wisata, pengembangan TPI hingga persemaian mangrove, juga ada beberapa area yang dapat dilakukan pemberdayaan masyarakat khususnya melalui sektor UKM. 

“Kita bisa optimalkan skema silvofishery dan melakukan kajian lebih komprehensif perihal penempatan tetrapod sebagai waterbreaker. Tapi harus terintegrasi, tidak bisa setengah-setengah,” tambahnya.
 
Sebagai penutup, VP CSR PLN Agus Yuswanta menegaskan pihaknya sangat berterimakasih dan mengapresiasi dukungan penuh Kemenkomarves dalam program tanggung jawab sosial dan lingkungan di pantai utara Jawa Tengah. Program ini telah dipersiapkan pada penghujung tahun 2022, ditargetkan dapat dieksekusi pada triwulan pertama 2023 dengan kolaborasi berbagai pihak. 

“Keterlibatan sejak proses perencanaan program adalah bukti  nyata program kolaborasi yang solid untuk memastikan keberhasilan program. Dengan kolaborasi, diharapkan program ini akan memberikan dampak yang lebih masif bagi masyarakat dan lingkungan.” Pungkas Agus. 

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi