Kemenko Maritim : Anambas Memerlukan Konektivitas Antar Pulau
Anambas-- Asisten Deputi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Rahman Hidayat bersama tim lintas kementerian melakukan kunjungan ke Bandara Letung, Pulau Jemaja, Kabupaten Anambas Minggu (05/03/2017). Dalam kunjungan kerja ini Rahman bersama perwakilan Bappenas, KemenPUPR, Kemenhub, Setkab, KKP dan Kemenpar tidak hanya meninjau kesiapan bandara yang sedianya diresmikan April mendatang ini juga memantau kesiapan konektivitas antar pulau.
Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari 255 pulau-pulau kecil dimana hanya 26 diantaranya yang berpenghuni. Sebagai kabupaten kepulauan, infrastruktur antarmoda baik darat, laut maupun udara perlu mendapat perhatian. Apalagi posisi Anambas yang berbatasan dengan laut tiongkok selatan menjadikannya salah satu kabupaten terluar di Indonesia.
[caption id="attachment_8309" align="alignnone" width="300"] Peta Kabupaten Kepulauan Anambas, Bandara Letung, (05/03/2017)[/caption]
Sampai saat ini transportasi udara ke Anambas masih menggunakan penerbangan perintis dengan menggunakan bandar udara Matak di pulau Matak."Padahal kota administratif ada di pulau Terempa, masih sekitar 40 menit menggunakan kapal ferry. Perlu diperhatikan konektivitas transportasi perlu baik darat, laut dan udara. Perlu ada masterplan yang lebih detail" ungkap Rahman. “Sekarang ini bandara baru sudah dibangun di Letung, masih dalam proses, nah sekarang kita harus pikirkan penumpang dari Bandara Letung mau ke mana itu susah, karena transportasi tidak ada, nah konektivitasnya harus disiapkan, karena tidak semua orang yang turun di Letung, Pulau Jemaja, itu akan berhenti di situ. Sistem transportasinya kan harus disiapkan,” kata Rahman di lokasi. [caption id="attachment_8306" align="alignnone" width="300"] Asdep Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Rahman Hidayat berdiskusi dengan Satpel Bandara Letung Kemenhub Ariadi, Anambas (05/03/2017)[/caption]
Untuk transportasi tersebut, Rahman memaparkan, salah satu opsinya bisa menggunakan kapal-kapal yang berada di Pelabuhan Letung. Sehingga pendatang atau wisatawan yang datang di bandara bisa menggunakan jalur darat ke Pelabuhan Lethung, yang kemudian menggunakan kapal menuju pulau-pulau di Anambas tersebut. [caption id="attachment_8307" align="alignnone" width="300"] Asdep Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Rahman Hidayat melakukan Peninjauan Pelabuhan Letung didampingi Syahbandar Pelabuhan Letung Ponco, Anambas (05/03/2017)[/caption]
“Harapan saya juga salah satu opsinya penumpang pesawat Letung dari situ terus dibawa ke sana (Pelabuhan Letung), jadi dari bandara terus melewati jalur darat ke sana dan dibawa ke Pulau misal Pulau Tarempak sebagai pulau utama, atau langsung ke lokasi-lokasi wisata seperti ke Pulau Bawah dengan sea plane” ujarnya. Anambas memerlukan sistem konektivitas antar pulau, baik melalui pengembangan jalan darat, pelayaran baik pelayaran rakyat maupun Pelni, serta tentunya transportasi udara untuk memudahkan wisatawan menikmati obyek-obyek wisata di Kepulauan Anambas. “Kalau Bandara Letung sudah dibuka nanti, untuk penumpang di Bandara Matak sudah tidak boleh lagi, Bandara Matak itu khusus, sekarang kan itu pesawat yang mendarat di sana itu numpang. Pesawat komersial akan dialihkan ke Bandara Letung. Tapi kan infrastrukturnya masih dalam proses, kalau sekarang kan baru 1200 meter panjang landasan. Masih terus diaspal akan menjadi 1430 meter, kedepannya kita harapkan menjadi 2000 meter, agar pesawat-pesawat lebih besar bisa mendarat". tutupnya. ***
Sampai saat ini transportasi udara ke Anambas masih menggunakan penerbangan perintis dengan menggunakan bandar udara Matak di pulau Matak."Padahal kota administratif ada di pulau Terempa, masih sekitar 40 menit menggunakan kapal ferry. Perlu diperhatikan konektivitas transportasi perlu baik darat, laut dan udara. Perlu ada masterplan yang lebih detail" ungkap Rahman. “Sekarang ini bandara baru sudah dibangun di Letung, masih dalam proses, nah sekarang kita harus pikirkan penumpang dari Bandara Letung mau ke mana itu susah, karena transportasi tidak ada, nah konektivitasnya harus disiapkan, karena tidak semua orang yang turun di Letung, Pulau Jemaja, itu akan berhenti di situ. Sistem transportasinya kan harus disiapkan,” kata Rahman di lokasi. [caption id="attachment_8306" align="alignnone" width="300"] Asdep Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Rahman Hidayat berdiskusi dengan Satpel Bandara Letung Kemenhub Ariadi, Anambas (05/03/2017)[/caption]
Untuk transportasi tersebut, Rahman memaparkan, salah satu opsinya bisa menggunakan kapal-kapal yang berada di Pelabuhan Letung. Sehingga pendatang atau wisatawan yang datang di bandara bisa menggunakan jalur darat ke Pelabuhan Lethung, yang kemudian menggunakan kapal menuju pulau-pulau di Anambas tersebut. [caption id="attachment_8307" align="alignnone" width="300"] Asdep Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Rahman Hidayat melakukan Peninjauan Pelabuhan Letung didampingi Syahbandar Pelabuhan Letung Ponco, Anambas (05/03/2017)[/caption]
“Harapan saya juga salah satu opsinya penumpang pesawat Letung dari situ terus dibawa ke sana (Pelabuhan Letung), jadi dari bandara terus melewati jalur darat ke sana dan dibawa ke Pulau misal Pulau Tarempak sebagai pulau utama, atau langsung ke lokasi-lokasi wisata seperti ke Pulau Bawah dengan sea plane” ujarnya. Anambas memerlukan sistem konektivitas antar pulau, baik melalui pengembangan jalan darat, pelayaran baik pelayaran rakyat maupun Pelni, serta tentunya transportasi udara untuk memudahkan wisatawan menikmati obyek-obyek wisata di Kepulauan Anambas. “Kalau Bandara Letung sudah dibuka nanti, untuk penumpang di Bandara Matak sudah tidak boleh lagi, Bandara Matak itu khusus, sekarang kan itu pesawat yang mendarat di sana itu numpang. Pesawat komersial akan dialihkan ke Bandara Letung. Tapi kan infrastrukturnya masih dalam proses, kalau sekarang kan baru 1200 meter panjang landasan. Masih terus diaspal akan menjadi 1430 meter, kedepannya kita harapkan menjadi 2000 meter, agar pesawat-pesawat lebih besar bisa mendarat". tutupnya. ***