Kemenko Maritim Bawa Jalan Raya Plastik ke Indonesia

Kemenko Maritim Bawa Jalan Raya Plastik ke Indonesia
Jakarta—Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman siapkan alternatif pengelolaan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang untuk diolah menjadi plastic tar road. Hal ini terungkap dalam wawancara dengan Asisten Deputi Kemaritiman Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nani Hendiarti di Jakarta (24/3/2017). Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalu Inpres Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental telah ditunjuk oleh Presiden untuk menjadi Koordinator Gerakan Indonesia Bersih. Menko Maritim Luhut Pandjaitan dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan tentang bahaya sampah plastik. Indonesia memiliki masalah pengelolaan sampah plastik. Sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang harus dimusnahkan dengan cara dibakar. Dalam prosesnya pemusnahan sampah plastik dengan cara ini menimbulkan residu karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan. [caption id="attachment_8723" align="alignnone" width="300"]Jalan raya yang dibangun dengan plastic tar. Dok. Asdep Iptekj Jalan raya yang dibangun dengan plastic tar. Dok. Asdep Iptek[/caption] Pada tanggal 7-10 Maret 2017 Delegasi Kemenko Maritim dipimpin Asdep Iptek Nani Hendiarti mengunjungi Inventor Plastic tar Road Professor R.Vasudevan di Thiagarajar College of Engineering India. Tahun 2006, the Thiagarajar College of Engineering menerima paten atas teknologi ini. Teknologi ini disebut plastic tar road atau jalan raya plastic karena formulasi tar yang digunakan menggunakan plastic dengan komposisi 10-18% plastic tiap 1 liter tar. Estimasi plastik yang digunakan adalah 50 ton tiap 1 km jalan. Hal ini ditengarai bisa menjadi opsi pemanfaatan plastik yang tidak bisa didaur ulang. Nani menginformasikan kelebihan dari teknologi ini “Proses sederhana, sampah plastik dicacah dan dilebur dalam aspal panas. Proses menggunakan semua jenis sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang. Proses ini ekonomis, karena bisa menghemat 6,5% dari jalan yang biasa dibuat dengan aspal murni. Jalan ini memiliki sisi ketahanan yang lebih lama karena maintenancenya sederhana dan karakter plastik yang tidak korosif. Jadi tahan terhadap banjir dan genangan. Selain itu proses pengerjaannya terbilang aman bagi lingkungan”.[caption id="attachment_8722" align="alignnone" width="300"]Valachery road dibangun tahun 2002, sampai sekarang belum perlu maintenance. Dok. Asdep Iptek Valachery road dibangun tahun 2002, sampai sekarang belum perlu maintenance. Dok. Asdep Iptek[/caption] Rencana Kemenko Maritim dalam waktu dekat adalah menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Institut Teknologi Bandung dan BPPT untuk tindak lanjut implementasi jalan raya plastik, alih teknologi termasuk pelaksanaan demonstration project. Sementara, untuk perjanjian kerja sama dan Nota Kesepahaman, Kemenko Maritim bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Luar Negeri .***