Kemenko Maritim dan Kemendikbud Tanamkan Budaya Maritim Melalui Film

Kemenko Maritim dan Kemendikbud Tanamkan Budaya Maritim Melalui Film
Maritim - Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melanjutkan kerja sama erat untuk menanamkan kembali budaya maritim kepada generasi muda. Salah satunya melalui Festival Film Pendek Kemaritiman dan Festival Film Dokumenter Pelajar 2017 yang merupakan kerja bersama Pusbang Film Kemdikbud dengan Deputi Bidang SDM, Iptek dan Budaya Maritim. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy  hadir pada malam pemberian penghargaan kepada finalis dan pemenang festival film. Malam Anugerah Budaya Maritim 2017 berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Selasa (5/12/2017). ).
“Film juga merupakan the extension of man atau perpanjangan pancaindra kita. Ketika mata kita tidak menjangkau kedalaman dasar laut, melalui sebuah film kita dapat menikmati indahnya alam maritim kita yang indah luar biasa,” disampaikan Mendikbud dalam sambutannya.  Menurut Muhadjir kegiatan kompetisi kreatif untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya maritim sangatlah penting. Kegiatan seperti ini, menurutnya, juga sekaligus sebagai media pembelajaran bagi generasi muda, dan para pelajar, untuk berpikir kritis, dengan menjaga nasionalisme. "Film sebagai media komunikasi massa mempunyai peranan penting bagi pengembangan strategi budaya, peningkatan ketahanan nasional dalam pembangunan nasional, sarana pencerdasan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta wahana pengembangan potensi diri, dan pembinaan akhlak,” ujar Mendikbud.
Festival film pendek dan film dokumenter mengajak generasi muda untuk dapat lebih cermat dengan sekitar, mampu menggali ide kreatif, sekaligus mengasah keterampilan membuat film bertemakan kemaritiman. Kompetisi yang bertujuan untuk menguatkan kembali kesadaran maritim generasi muda ini. Beberapa tema yang dapat dipilih oleh peserta, di antaranya: Potensi Kemaritiman Indonesia (sub tema: Sejarah dan Dinamika Kemaritiman, Keindahan Alam Laut dan Pesisir, Keunikan Budaya dan Kehidupan Masyarakat yang Berkaitan Dengan Laut dan Pesisir Indonesia); dan Selamatkan Laut Indonesia (sub tema: Pelestarian Alam, Pemanfaatan Laut dan Lingkungannya dan Upaya Penyelamatan Laut Indonesia).
Adapun dari 102 proposal terpilih 20 proposal yg diikutkan dalam workshop pra produksi film dan pendampingan produksi film. Kemudian dari 20 film terpilih 10 nominasi judul film dokumenter yang dikirimkan peserta melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm), di antaranya: Tukik, Tarek Pukat (Surga Ikan Menawan Ujong Blang), Sewa, Petani Garam Terakhir, Penggerak Menganti, Pelaut Terakhir, Pecalang Segara, Keindahan yang Dipetik, Demokrasi Akar Rumput, dan Akar Sebuah Rasa. Dalam Festival Film Dokumenter Pelajar 2017 ini, dan malam nanti akan diumumkan 3 film dokumenter terbaik. Sedangkan 10 Finalis Film Pendek Kemaritiman yang akan memperebutkan piala Festival Film Pendek Kemaritiman diantaranya: 1. M. Yusuf, Indonesia-A Maritime Heaven in Equator; 2. Studio Amarana, Pemburu Dongeng; 3. Rushdy Karim, Pinisi Bagi Negeri; 4. SMK An Nurmaniyah, Lautan Penuh Harapan; 5. Muhammad Kurniawan, Pahlawan Konservasi (Hari ini Untuk Esok Nanti); 6. SD An Nisa, Cita-citaku; 7. Rohmat Kuslarsono, Mangrove Birth; 8. Syabarudin Ismail dkk., Kalase; 9. BP2IP Malahayati Aceh, Nahkoda dari Ujung Barat; 10. Herman Harsoyo, Transplantasi Terumbu Karang.
Laut Bukan Tempat Sampah
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan Budaya Maritim Kemenko Maritim, Safri Burhanuddin menjelaskan, Festival Film Pendek Kemaritiman dan Festival Film Dokumenter Pelajar 2017 digelar untuk menghidupkan kembali nuansa maritim dan menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat Indonesia akan budaya maritimnya yang pernah jaya dimasa lalu. "Media film pendek dan dokumenter dapat menjadi saluran pengingat budaya maritim kita. Selama ini kita dijejali film dokumenter dari luar, masa kita tidak bisa membuat film dokumenter sendiri?” ujar Safri.Safri juga mengajak untuk menjaga generasi muda menjaga kebersihan laut dari bahaya sampah plastik. "Jangan kita buang sampah ke laut. Laut bukan tempat sampah. Memang kelihatannya hilang terbawa arus, tapi kenyataannya sampah hanya berpindah tempat". Menurut Safri melalui media audio visual seperti film pendek dan film dokumenter juga menjadi media pendidikan tidak hanya dilihat untuk dinikmati keindahannya, melainkan juga untuk dirawat dijaga dan dilestarikan. ***