Kemenko Maritim Dorong Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi

Kemenko Maritim Dorong Studi Kelayakan Pengelolaan Sampah Menjadi Energi

Maritim - Jakarta, Pemerintah perlu melakukan feasibility study (studi kelayakan) pembangunan fasilitas waste to energy atau energi dari sampah. Hal ini disampaikan oleh Asisten Deputi Infrastruktur Pertambangan dan Energi, Kemenko Bidang Kemaritiman, Yudi Prabangkara, di Jakarta (29-03-2017).

Saat ini umumnya sampah hanya ditimbun di TPA saja yang kemudian menimbulkan masalah terkait lahan menyempit serta mengakibatkan berbagai masalah lingkungan termasuk pencemaran air. Oleh karena itu, pemerintah mendorong adanya solusi-solusi sebagai alternatif  untuk melakukan pengurangan timbunan sampah secara signifikan, salah satu solusi yang disiapkan Kemenko Maritim adalah program 'waste to energy'.

Selain dapat mereduksi jumlah sampah yang signifikan, teknologi ini juga menghasilkan listrik. Teknologi ini sudah diterapkan di berbagai negara seperti Jepang, Korea Selatan, Cina dan Singapura. Yudi menjelaskan,  “Kita perlu melakukan feasibility study dengan beberapa aspek yaitu, aspek teknik, aspek finansial, lingkungan (Amdal) dan aspek kelembagaan sebelum implementasi teknologi ini di Indonesia” .

Indonesia melakukan kerja sama dengan Jepang dan membuat Joint Working Group. Yudi menambahkan selain Jepang, Denmark, dan Korea juga menawarkan kerja sama untuk membantu.

Tim uang tergabung dalam Joint Working Group dikoordinasikan oleh Kemenko Bidang Kemaritiman. Tim tersebut terdiri dari perwakilan kementerian/lembaga, BPPT, Akademisi/ Universitas, perwakilan 7 kota (Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan Makasar), Kadin, dan ada pula yang mewakili industri.

Yudi menyampaikan “Dengan melakukan feasibility studies kita bisa memastikan bagaimana teknologi ini benar-benar proven”. Yudi juga menambahkan “Bila kita membuat dan menjalankan proses tersebut secara baik dan berstandar internasional, maka kita dapat membuktikan ke semua pihak bahwa proses ini dapat mereduksi jumlah volume sampah dan dapat menghasilkan listrik. Ini bisa menjadi solusi alternatif dua masalah besar yang sedang dihadapi Indonesia, yakni masalah energi dan masalah sampah”.