Kemenko Maritim Dukung Penghapusan Penggunaan Merkuri Untuk Pertambangan Emas

Kemenko Maritim Dukung Penghapusan Penggunaan Merkuri Untuk Pertambangan Emas

Maritim - Jakarta, Indonesia memiliki banyak tambang emas di setiap daerah, ada sekitar 1.200 lokasi titik tambang emas skala kecil yang dikelola secara illegal. Menurut Asisten Deputi Infrastruktur Pertambangan dan Energi Yudi Prabangkara di Jakarta (29/3/2017), tambang emas skala kecil tersebut sudah ada jauh sebelum berdirinya Freeport.  Misalnya, tambang emas di Manado sudah berjalan dan dikelola oleh rakyat Indonesia sendiri.

Saat ini sudah hampir sekitar 1.000 titik tambang emas dikelola secara ilegal, yang banyak terdapat di hutan konservasi, hutan lindung, taman nasional, dan di Pongkor. Penggunaan bahan berbahaya merkuri adalah untuk mengikat gas yang bercampur pada emas, yang setelah dipanaskan akan menguap dan memisahkan emasnya. Namun, saat ini merkuri sudah tidak lagi digunakan oleh penambang emas skala besar, dikarenakan apabila menggunakan bahan berbahaya merkuri akan banyak emas yang terbuang dalam proses pemisahannya.

Yudi menyampaikan “Sejak tahun 2015 menurut Kementerian Perdagangan tidak ada lagi impor merkuri”, namun kenyataannya pada tambang emas skala kecil satu kelompok di satu lokasi dapat menggunakan merkuri 100 kg/ hari. Dan pada tahun 2010 Indonesia tercatat sudah melakukan impor merkuri hingga mencapai 200 ton. Dalam UU no 4/ 2009 : Pertambangan Mineral dan  Batubara, Regime Perijinan, Pelimpahan kewenangan ke Daerah (pengakuan IUPR), dan Peningkatan Nilai Tambah.

Konvensi Minamata mengenai merkuri telah ditandatangani pada Oktober 2013, dan telah ada Rencana Aksi Nasional yang secara bertahap menghapus merkuri dari industri pertambangan. Pada 3 tahun yang lalu Indonesia belum memiliki tambang merkuri sendiri, dan melakukan impor secara resmi untuk bahan pembuatan termometer sebanyak 500 kg/ tahun. Indonesia menghasilkan emas sebesar 60 ton dari Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK), tetapi hilang begitu saja, karena belum dimurnikan 100% dan di Indonesia hanya terdapat di Antam Pulogadung.