Kemenko Maritim Terus Mendukung Upaya Pemerintah Turunkan Gas Rumah Kaca 29 Persen Tahun 2030

Kemenko Maritim Terus Mendukung Upaya Pemerintah Turunkan Gas Rumah Kaca 29 Persen Tahun 2030

Maritim-Bogor, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Kedeputian Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, terus berupaya mendapatkan informasi yang utuh terkait dengan kontribusi sektor maritim untuk mendukung pencapaian penurunan gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030.

“Kita ingin sektor pesisir dan laut dapat berkontribusi untuk pengurangan gas rumah kaca, apabila semua pihak bersinergi kami yakin hal ini dapat terwujud sesuai target yang dicanangkan,” ujar Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa, Agung Kuswandono di acara Focus Group Discussion bertemakan “Dukungan Percepatan, Penghitungan/Inventarisasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dari Sektor Pesisir dan Laut”, digelar di Bogor, 7 – 9 Agustus 2018.

Dijelaskan Deputi Agung, ada berbagai tujuan diadakannya FGD ini, oleh sebab masih adanya persoalan yang perlu dicarikan solusi bersama seluruh pihak terkait diantaranya adalah, sektor maritim yang belum dimasukkan ke dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) penurunan Gas Rumah Kaca, adanya kendala pengumpulan data yang kurang tersedia, dan perlunya terus meyakinkan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup bahwa sudah saatnya kontribusi sektor maritim dapat segera dimasukkan dalam strategi penurunan Gas Rumah Kaca 29 persen pada tahun 2030.

“Semoga dengan adanya acara ini, kita mendapatkan strategi agar upaya yang telah dilakukan Indonesia selama ini dari sektor maritim antara lain oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, NGO dan swasta dapat disampaikan juga di berbagai forum internasional sperti COP 24 UNFCCC akhir tahun ini di Polandia atau Our Ocean Conference di Bali pada Oktober tahun ini,” jelas Deputi Agung.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Lingkungan dan Bencana Maritim Kemenko Maritim, Sahat Panggabean menambahkan, nantinya semua pihak akan dirangkul demi tercapainya target pengurangan gas rumah kaca 29 persen pada tahun 2030. Dan salah satu langkah yang akan dilaksanakan dalam tempo dekat ini adalah rehabilitasi lahan mangrove di kawasan pesisir yang notabene sangat bermanfaat sebagai penyerap karbon.

“Ketika kita melakukan rehabilitasi mangrove, jangan lupa di situ ada aspek akademisi, aspek scientific nya. Nah di situ bisa dijawab oleh teman-teman perguruan tinggi, makanya kita akan melibatkan semua perguruan tinggi di Indonesia, paling tidak yang mempunyai background atau ilmu kelautan perikanannya. Itu yang pertama. Yang kedua, teman-teman NGO banyak, perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di situ juga banyak. Nah kita akan libatkan semuanya ini, sehingga langkah percepatan itu bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Rehabilitasi Lahan Mangrove

Sebagai bagian dari aksi, Kemenko Maritim lantas mensupport sebuah diskusi ilmiah bertajuk Cerdas Talk yang diadakan oleh para akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan menghadirkan perwakilan dari Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan para akademisi yang sangat kompeten dan berpengalaman di bidang pesisir, perikanan dan lautan dari IPB.

“Dengan forum ini sebenarnya ialah salah satu aksi kita, karena kami ingin semua pihak baik pemerintah, NGO dan akademisi bisa memiliki satu kesepahaman, kita juga jangan pesimistis karena kita berkeyakinan bahwa apabila ini dikerjakan secara bersama-sama dan sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil,” Ujar Deputi Agung membuka diskusi di Gedung Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB dan Pusat Studi Bencana IPB, di Bogor, Rabu (8/8/2018). Pemerintah Indonesia terus berupaya menekan laju kerusakan dan degradasi yang menimpa banyak lahan mangrove di kawasan pesisir, selain itu juga upaya percepatan rehabilitasi padang lamun (habitat ikan dan ekosistem laut) serta koral.

“Kita sebenarnya sudah melakukan banyak hal, kalau kita berbicara isu perubahan iklim dan isu penurunan gas rumah kaca dari sektor maritim. Bisa kita sampaikan bahwa dari lima sektor, lima sektor pengurangan emisi gas rumah kaca, lima itu gak termasuk sektor pesisir ya, nah kita bisa menambahkan satu lagi dari sektor pesisir. Nah yang kita kerjakan hari ini itu, kita bisa bawakan ke sana. Kita akan melakukan langkah-langkah rehabilitasi mangrove ini. Sektor maritim ini memang bisa berkontribusi nyata,” tambah Asdep Sahat.

Diskusi yang berlangsung cukup dinamis, banyak peserta yang sebagian besar adalah praktisi, akademisi dan pelajar dan mahasiswa yang juga antusias untuk sekedar berbagi pengalaman dan sumbang saran. Acara ini kemudian ditutup dengan pembagian sertifikat kepada seluruh peserta.

Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi
Berita Terpopuler Marves

2022 © KEMENKO MARVES RI - Copyright All Rights Reserved