Kemenko Marves Dukung Studi Sosial di Kota Cirebon

Kemenko Marves Dukung Studi Sosial di Kota Cirebon

Marves - Sumedang, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah (Asdep IPW) mendukung Mhasiswa Unpad untuk melakukan studi sosial di Kota Cirebon sebagai bagian implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 (Perpres 87/2021) tentang Pengembangan Kawasan Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan (Jabarsel). Studi sosial ini rencananya akan digelar dalam waktu dekat oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjajaran (Unpad) sebagai bagian dari dukungan terhadap implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Demikian disampaikan oleh Asdep IPW Kemenko Marves, Djoko Hartoyo saat memberikan kuliah umum bertema “Empowering Youth as a Social Designer” di Universitas Padjajaran (Unpad) Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang – Jawa Barat pada Kamis, 27 Juni 2024. Menurut Asdep Djoko, keberadaan perguruan tinggi sangat penting dalam memberikan masukan terkait penyelesaian masalah-masalah, termasuk sosial, yang berkembang di masyarakat. Adapun Kemenko Marves telah mendukung sejumlah perguruan tinggi, termasuk FISIP Unpad dalam melaksanakan kegiatan studi sosial di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Garut dalam kaitannya terhadap Implementasi Perpres 87/2021.

“Dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan kultur sosial di masyarakat, maka model pendekatan multidisiplin dalam pengembangan wilayah seyogyanya tidak lepas dari komponen sosial,” papar Asdep Djoko di hadapan sekitar 50 orang mahasiswa FISIP Unpad semester 2 dan semester 4. 

Lebih lanjut Asdep Djoko menerangkan bahwa peran membangun bangsa saat ini tidak cukup di level penta-helix, melainkan multiple-helix dan harus berkesinambungan. Oleh karenanya Asdep IPW Kemenko Marves mendukung social design sebagai bagian dari pemberdayaan kampus dan program MBKM. Pengembangan masyarakat ini harus berbasis inovasi-teknologi, tapi pemerintah juga perlu elemen lain untuk bersinergi. Dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah, para dosen dan mahasiswa bisa membantu dalam mengembangkan kapasitas pemuda desa, juga merancang kajian sosial terkait dampak dari pembangunan maupun pengembangan wilayahnya.

“Dalam waktu kedepan akan ada beberapa proyek pembangunan di Kota Cirebon yang menjadi satu dari 13 lokasi Perpres 87/2021. Seperti pembangunan SPAM Regional Cirebon Raya; peninggian pintu air dan pembuatan stasiun pompa saluran kesunean Kriyan; peremajaan kawasan permukiman kumuh di pesisir; pengadaan sarana penangkapan ikan; dan penataan kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Kolaborasi dengan dunia akademisi terkait isu-isu sosial semacam ini sangat penting bagi pemerintah pusat maupun daerah. Khususnya dalam memberi masukan dari sisi kajian akademisnya,” lanjut Asdep Djoko dalam acara yang diselenggarakan di aula Creative Hub and Knowledge Center, FISIP Unpad itu.

Narasumber lainnya, yaitu Associate Professor School of Social Science dari Waseda University Jepang, Prof. Dr Riela Provi Diandra berbagi pengalaman tentang bagaimana memberdayakan para pemuda sebagai designer sosial. Menurutnya, UNESCO sebagai organisasi dunia yang mengurus tentang pendidikan, dan kebudayaan telah mengakui hak kaum muda untuk berpartisipasi dalam meningkatkan lingkungan sehari-hari mereka. Partisipasi kaum muda telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan. Beberapa kasus di seluruh dunia menunjukkan kemampuan kaum muda untuk memulai perubahan positif dalam komunitas mereka sendiri.

“Melibatkan anak muda maupun komunitas dalam pembangunan suatu wilayah saat ini sudah menjadi kebutuhan. Mereka bisa dilibatkan dalam mengatasi tantangan pembangunan yang ada. Mendalami kasus-kasus di berbagai tempat, dengan berbagai kultur yang ada, merupakan tantangan bagi para pemuda masa kini. Tentunya tidak akan sama perancang sosial antara satu lokasi dengan lokasi lain, negara yang satu dengan negara lain, sehingga tentunya perancang sosial ini menjadi sangat menarik. Ada banyak aspek dan perspektif yang bisa dilihat sebagai pemecahan dari beragam tantangan yang saat ini terjadi,” jelas Prof Riela. 

Wakil Dekan I FISIP Unpad, Prof Ida Widianingsih, PhD menyatakan rasa terima kasihnya kepada Kemenko Marves yang terus mendukung kegiatan studi sosial di FISIP Unpad. Menurutnya, isu pembangunan sangatlah kompleks dan tidak mungkin selesai dalam waktu singkat. “Adanya kegiatan studi sosial memberikan kesempatan yang sangat besar bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan melihat dan meneliti langsung isu-isu pembangunan dengan lebih nyata,” tutupnya. 

Selain menggelar kuliah umum bersama para dosen tamu, FISIP Unpad juga merilis Buku berjudul “Social Design 1.0: Studi Fenomena Sosial Dalam Perspektif Mahasiswa Indonesia dan Jepang.” Buku ini merupakan ringkasan dari kegiatan riset lapangan terkait social design di Kabupaten Kuningan pada tahun 2022 yang dihelat oleh FISIP Unpad dan Waseda University Jepang dengan dukungan dari Kemenko Marves.

No.SP-180/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VI/2024
Biro Komunikasi 
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi