Kemenko Marves Fokuskan 3 Lokasi di Kabupaten Sumbawa Sebagai Lahan Ekstensifikasi Pergaraman
Marves– Jakarta, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin menyatakan setidaknya ada 3 usulan lokasi di kabupaten Sumbawa yang akan difokuskan sebagai lahan ekstensifikasi pergaraman, yakni Desa Boal, Pulau Ngali, dan Desa Kukin. Hal itu diungkapkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Garam di NTB khususnya di Pulau Sumbawa, Senin (14/09).
“Kondisi umum pergaraman di Kabupaten Sumbawa dikatakan terus meningkat, untuk itu dibutuhkannya lahan fokus untuk ekstensifikasi pergaraman. Sesuai koordinasi dengan Kepala Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Provinsi Sumbawa (Dirmawan) maka setidaknya ada 3 lokasi lahan yang sesuai yaitu Desa Boal, Pulau Ngali dan Desa Kukin,” kata Deputi Safri dalam rakor yang dilaksanakan secara virtual, Senin (14/09).
Terkait 3 lokasi tersebut, Deputi Safri memaparkan untuk Desa Boal diketahui progress status HGU seluas 650 Ha atas nama PT. Alam Hijau masuk dalam basis tanah terindikasi terlantar. Hal yang sama juga terjadi pada Pulau Ngali dengan status HGU seluas 1885 Ha atas nama PT. Petetera juga memiliki basis tanah terindikasi terlantar. Sementara Desa Kukin yang memiliki luas 100 Ha diketahui sudah clear karena tanah aset pemerintah daerah kabupaten Sumbawa dengan memiliki sertifikat luas tanah 984.000 M2.
“Saya meminta teman-teman terkait agar memonitoring ke-3 lokasi tersebut. Kita butuh clear and clear untuk lahan. Kalau tempat ini tidak clear, kita tidak mengizinkan investasi masuk. Untuk itu kami harapkan teman-teman bisa memeriksa lagi, segera ditindak lanjuti sehingga menjadi laporan demi target pemerinta swasembada garam. Kita harapkan selesai dalam waktu dekat ini,” ujarnya.
Dalam hal ini, Lanjut Deputi Safri, Gubernur NTB menyatakan komitmen penuh untuk mendorong dan menindaklanjuti rencana investasi lahan garam yang ada di Kabupaten Sumbawa, selain itu ada perusahaan yang tertarik untuk berinvestasi.
“Kita harapkan ada hasil yang positif. Maka itu fokus mana lokasi yang potensi, sehingga kalau kita bicara ke investor ada bahannya. Kalau semua lahan kita pusatkan, takutnya malah tidak ada yang jadi. Lalu saya pikirkan tidak semua jadi garam, ada beberapa lahan nantinya bisa jadi misal tambak udang. Intinya di sini bagaimana masyarakat menjadi Makmur,” pungkas Deputi Safri.
Adapun mengenai rakor ini, Asisten Deputi (Asdep) Hilirasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Amalyos mengungkapkan guna menindaklanjuti hasil rapat sebelumnya yang dilaksanakan di NTB pada akhir Agustus lalu.
“Untuk pergaraman di NTB khususnya Kabupaten Sumbawa ini merupakan tindak lanjut hasil koordinasi bebrapa minggu lalu dan dilaksanakan yang dihadiri langsung Gubernur NTB dan jajarannya. Pada saat itu telah dibahas rencana pembangunan dan pengembangan pergaraman di Kabupaten Sumbawa yang sebelumnya sudah dikoordinasikan baik tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat. Saat itu telah dilakukan identifikasi beberapa lokasi potensial untuk pergaraman dan hasilnya kita bahas pada rakor hari ini,” ungkap Asdep Amalyos.
Asdep Amalyos menyatakan bahwa di NTB sendiri cukup banyak areal potensial yang bisa dikembangkan. Untuk itu diharapkan permasalahan yang ada terkait dengan lahan yang ada kiranya dapat segera diselesaikan, sehingga para investor dapat segera melakukan investasi dan kegiatan pembangunan dan memberikan kontribusi yang positif bagi pergaraman nasional.
Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi