Kemenko Marves Tegaskan Pentingnya Mangrove dalam Aksi Iklim Indonesia Pada Peringatan Hari Mangrove Sedunia

Kemenko Marves Tegaskan Pentingnya Mangrove dalam Aksi Iklim Indonesia Pada Peringatan Hari Mangrove Sedunia

Marves

Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves) memperingati Hari Mangrove Sedunia dengan menggelar talkshow bertajuk “Memperkuat Pencapaian Aksi Iklim Indonesia melalui Perlindungan Ekosistem Karbon Biru”. Acara ini dihadiri oleh Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, akademisi, komunitas, sektor swasta, dan media.

Dari berbagai kesempatan Presiden Jokowi telah menyampaikan baik dalam forum Nasional dan Internasional bahwa target rehabilitasi mangrove Indonesia seluas 600.000 hektar. Berdasarkan data Peta Mangrove Nasional (PMN) pada tahun 2021 luasan ekosistem mangrove di Indonesia seluas 3.36 juta, kemudian terjadi perubahan luasan pada data PMN 2023 menjadi 3.44 juta ha hutan mangrove. 

Dalam sambutannya, Deputi Nani menyampaikan bahwa saat ini kondisi global kian kritis karena dampak perubahan iklim. Berdasarkan data dari Bappenas, nilai potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim mencapai Rp. 544 Trilyun dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024. Setiap negara berupaya menyiapkan strategi dan melaksanakan aksi iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Komitmen disampaikan dalam berbagai forum internasional. Termasuk juga Indonesia. 

Salah satu inisiatif strategis dalam memperkuat pengelolaan ekosistem mangrove adalah pendirian Mohamed bin Zayed – Joko Widodo International Mangrove Research Center (MBZ-JKW IMRC) di Bali. Research Center ini akan menjadi laboratorium mangrove, tempat edukasi, dan pelatihan untuk nasional dan internasional. Mangrove Center ini juga sebagai bentuk nyata kolaborasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) di bawah inisiatif Mangrove Alliance for Climate (MAC) yang merupakan sebuah inisiatif untuk meningkatkan daya guna ekosistem mangrove dalam memitigasi dan mengatasi perubahan iklim.

Menurut Deputi Nani, dalam kerangka pendekatan pentahelix, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, komunitas, sektor swasta, dan media diharapkan dapat memperkuat pengelolaan ekosistem mangrove di Indonesia. "Inisiatif National Blue Carbon Action Partnership (NBCAP) juga diluncurkan untuk mengoordinasikan kegiatan nasional terkait blue carbon melalui kerjasama, networking hingga penguatan, dan pengembangan dimana dalam implementasinya akan berfokus dalam membuka akses pembiayaan, penguatan ilmu pengetahuan, dan pemberdayaan masyarakat lokal”, tambah Deputi Nani. 


Dalam Peringatan Hari Mangrove Sedunia 2024 ini dilakukan penandatanganan berbagai perjanjian kerja sama antara Kemenko Marves dengan Pemerintah Provinsi Bali, PT Pertamina (Persero), serta beberapa kementerian dan perusahaan dalam kegiatan rehabilitasi dan pelestarian mangrove sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang merupakan kelanjutan kerja sama yang telah terbangun sejak 2021 dengan PT. Pelindo (Persero), PT. Bukit Asam, PT. Trimegah Bangun Persada, GAPKI, APHI, dan APROBI.

Kegiatan berlanjut dengan sesi talkshow yang berfokus dalam penguatan pengelolaan ekosistem karbon biru di Indonesia. Dalam talkshow ini dihadiri beberapa narasumber diantaranya Kus Prisetiahadi (Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan, Kemenko Marves), Muhammad Yusuf (Direktur P4K, KKP), Inge Retnowati (Direktur RPDM, KLHK), Alfredo Gilderon (World Economic Forum), Ratri Sryantoro (Pollination), dan Profesor Rudhi Pribadi (Universitas Diponegoro). 

Turut berpartisipasi sebagai penanggap dari beberapa institusi dan NGO diantaranya PT Pelindo, PT Sucofindo, Konservasi Indonesia, ICCTF, AFD, World Bank, UK Embassy, YKAN, WRI Indonesia, GAPKI, dan APROBI. Diskusi ini juga berfokus pada manfaat ekonomi potensial dari inisiatif karbon biru, perlunya tindakan terkoordinasi untuk membuka kunci keuangan, dan pentingnya kemitraan untuk mencapai target iklim nasional dan internasional.

Dengan berbagai inisiatif ini, Kemenko Marves terus berkomitmen untuk menjaga dan melindungi ekosistem mangrove demi keberlanjutan lingkungan dan pencapaian target iklim nasional.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi