Kemenko Marves Turut Serta Membangun Strategi Kuliner Indonesia Lebih Mendunia

Kemenko Marves Turut Serta Membangun Strategi Kuliner Indonesia Lebih Mendunia

Marves-Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melalui Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, gencar berupaya untuk turut mempromosikan Indonesia, antara lain dengan cara "menduniakan" warisan kuliner nusantara dengan bumbu-bumbunya yang autentik, khas Indonesia.

Sebagai langkah awal yang penting, belum lama ini, Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo R.M. Manuhutu menginisiasi forum virtual, mempertemukan maestro kuliner Indonesia William Wongso, dan Chairman Manan Group, Robert Manan yang juga penggagas Indonesia Culinary Institute, sebuah institusi formal think tank membawa kuliner Indonesia ke seluruh dunia.

"Saya ingin masyarakat di belahan dunia manapun, apabila mencicipi masakan Indonesia, tidak hanya mendapatkan rasa, tetapi juga mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Kami di pemerintah bersama dengan swasta, dan pelaku usaha lainnya sedang membuat strategi, bagaimana lebih mempromosikan Indonesia lewat kuliner. Harapan saya dengan adanya kegiatan ini, bisa membantu merumuskan untuk merealisasikan target menduniakan masakan Indonesia," ujar Deputi Odo dalam sambutannya, di forum webinar Membangun Strategi Kuliner Indonesia, pada Jumat (10-07-2020).

Ia menambahkan, maestro kuliner Indonesia, William Wongso dengan slogannya Aku Cinta Masakan Indonesia, menurutnya itu bukan hanya sekedar slogan melainkan realita. Begitu juga Robert Manan dengan institusinya yang berperan besar membawa masakan Indonesia ke berbagai belahan dunia.

"Keduanya telah memberikan bukti nyata, dan memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia serta turut membantu mempromosikan Indonesia lewat kuliner. Ada pepatah mengatakan 1 percent is idea, and 99 percent is excecution yang cepat dan tepat. Jadi tidak fokus pada satu persen, tetapi fokus kepada 99 persen untuk merealisasikan masakan Indonesia lebih mendunia," jelasnya.

Menurut William Wongso, ada berbagai cara untuk "menduniakan" masakan Indonesia, di antaranya pernah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraannya yang pertama kali ke Washington DC, Amerika Serikat. Di mana pada saat itu, Presiden melaksanakan Culinary Diplomacy, dengan jalan membawa ide dan konsep masakan Indonesia, akan tetapi diolah dengan bahan makanan setempat, yang akhirnya mendapat sambutan hangat.

"Pernah pula di acara Indonesian Buffet Luncheon di markas World Bank, apabila kita bisa 'membumbui' World Bank, dengan mengajarkan dan memperkenalkan tradisi kuliner Indonesia, kita pasti akan mendapatkan tempat di sana, apalagi pegawai mereka kan beragam bangsa, ini kesempatan besar," jelasnya.

Maestro William Wongso juga menceritakan pengalaman pribadinya beberapa waktu lalu bersama World Class Chef Gordon Ramsay, dalam sebuah program garapan National Geographic, yang mengambil latar di Padang, Sumatera Barat serta mengangkat tema Rendang sebagai warisan kearifan lokal dengan berbagai nilai luhurnya.

"Di sana kita bukan mengajarkan memasak Rendang kepada Gordon yang seorang Chef kaliber dunia. Tetapi lebih dari itu, kita kenalkan mereka terhadap budaya dan tradisi dari Rendang tersebut. Dia terheran-heran, karena dari 15 jenis bahan atau bumbu tersebut, bisa menghasilkan rasa yang harmonis. Intinya adalah otentisitas dari bumbu tersebut tidak bisa direplika. Setiap orang bisa membuat bumbu, tapi otentisitasnya jelas berbeda. Artinya dari kita berangkat dari bumbu saja, itu bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Sementara, Robert Manan menjelaskan, pihaknya mempunyai tujuan membangun ekosistem kuliner Indonesia di mancanegara, dengan menggalang diaspora Indonesia menjadi foodpreneur dan restaurateur.

"Kami pun sudah melakukan training kepada para Chefs duta besar asing di Jakarta dan Chef perwakilan Indonesia di mancanegara. Kami juga menyediakan produk makanan dan minuman Indonesia, khususnya bumbu agar kuliner Indonesia makin dikenal luas. Kami ingin ke depannya, resto dan food company milik diaspora Indonesia, bisa sebagai rumah Indonesia di mancanegara," tambahnya.

Sebagai bahan masukan bagi pemangku kebijakan, kedua narasumber tersebut berkesimpulan. Bahwasanya, melalui bumbu dan rempah berbasis kearifan lokal dapat dijadikan strategi menduniakan masakan Indonesia. Selaras dengan hal tersebut perlu penguatan di dalam negeri melalui interaksi kuliner, yakni mendatangkan ahli kuliner dari berbagai daerah untuk mengajarkan, mempresentasikan, dan membawa produk-produk daerah dengan kearifan lokal. Untuk itu diperlukan adanya Culinary Center, sehingga setiap pemangku kepentingan di daerah bisa membawa konsep kuliner dengan kearifan lokal yang mulai jarang ditemui masyarakat. Selanjutnya, para pelaku kuliner diaspora Indonesia di mancanegara juga jangan berkecil hati di masa pandemi seperti saat ini. Sebab menurut keduanya, ada berbagai kesempatan yang dapat diambil. Semisal dengan jalan terus menekuni passion dengan masakan khas Indonesia yang paling dikuasai. Selain itu, dengan kekuatan keragaman suku bangsa di Indonesia, masing-masing pasti memiliki resep rahasia, dan itu bisa dijadikan modal kuat untuk memajukan kuliner Indonesia agar lebih dikenal dunia.

Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi
Berita Terpopuler Marves

2022 © KEMENKO MARVES RI - Copyright All Rights Reserved