Konservasi Ekonomi Biru dan Budaya Maritim Berperan dalam Kemajuan Kemaritiman Indonesia

Konservasi Ekonomi Biru dan Budaya Maritim Berperan dalam Kemajuan Kemaritiman Indonesia

Marves - Kupang, Seminar Nasional Kemaritiman sesi kedua yang diselenggarakan pada Jumat (29-9-2023) membahas Inovasi Pembiayaan Pembangunan Ekonomi Biru Melalui Upaya Proteksi dan Produksi menuju Indonesia Emas 2045 dan Budaya Maritim sebagai Basis Ketahanan Masyarakat. Kegiatan Seminar Nasional Kemaritiman sesi kedua ini dipandu oleh Kepala Biro Komunikasi Kemenko Marves, Andreas Dipi Patria.

Membuka sesi kedua, Karo Andreas mengatakan bahwa NTT memiliki Taman Nasional Perairan (TNP) terluas, yaitu pada wilayah perairan Laut Sawu. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara produksi dan proteksi.

“Dari Konservasi Indonesia, yaitu Rian Prasetia akan menjelaskan tentang strategi menyeimbangkan hal tersebut dan bagaimana upaya-upaya pengembangan ekonomi dan pembiayaannya dalam rangka mengembangkan kawasan strategis, bukan hanya melalui pertumbuhan tetapi juga melalui proteksi. Selain itu, dari Kondradius Blajan juga akan menyampaikan tentang faktor budaya untuk menjaga keberlanjutan yang akan menjadi hal yang strategis,” ujarnya.

Senior Manager Blue Halo S, Konservasi Indonesia, Rian Prasetia dalam paparannya mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi ekosistem pesisir dan lautnya. Lebih lanjut, Rian menjelaskan bahwa saat ini kontribusi ekonomi biru terhadap PDB Indonesia rata-rata 3,6%, dan diharapkan hingga tahun 2045 kontribusi sektor ekonomi biru sebesar 12,45%.

“Terdapat 8 sektor prioritas ekonomi biru yang strategis, antara lain pengelolaan limbah, konservasi ekosistem dan upaya restorasi, perikanan dan budidaya berkelanjutan, energi terbarukan, pengelolaan bencana dan pengurangan risiko, bioteknologi kelautan, ekowisata, teknologi kelautan, dan semua ini menjadi target-target yang dapat dikembangkan ke depan,” tambahnya.

Salah satu program di Konservasi Indonesia adalah Blue Halo S yang merupakan salah satu inovasi pembiayaan sektor ekonomi biru. Blue Halo S merupakan inovasi bersama dari Konservasi Indonesia, Kemenko Marves, KKP, dan mitra Konservasi Indonesia. Blue Halo S mendukung 5 agenda prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait Pembangunan Ekonomi Biru. Pilot project Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang akan dilaksanakan di wilayah pesisir barat Sumatra.

Pakar Sosio Antropologi Kondradius Blajan menjelaskan mengenai tantangan penerapan budaya maritim sebagai basis ketahanan masyarakat yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga terkait, guna meningkatkan ilmu dan pengetahuan di bidang kemaritiman.

“Budaya maritim dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan laut,” ungkap Blajan.

Blajan memberikan lima rekomendasi, yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya potensi laut, mempromosikan nilai-nilai budaya dalam pendidikan, membangun infrastruktur maritim, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat terkait kegiatan maritim, serta mendorong kegiatan ekonomi berbasis maritim.

No.SP-238/HUM/ROKOM/SET.MARVES/IX/2023

Biro Komunikasi

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi