Kunjungan ke Polman Bandung, Kemenko Marves dan Dubes Swiss Bahas Kerja Sama Indonesia - Swiss

Kunjungan ke Polman Bandung, Kemenko Marves dan Dubes Swiss Bahas Kerja Sama Indonesia - Swiss

Marves - Bandung, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melalui Asisten Deputi (Asdep) Infrastruktur Pengembangan Wilayah Djoko Hartoyo mendampingi kunjungan Duta Besar (Dubes) Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, YM Olivier Zehnder dan Deputy Head of Mission/Wakil Duta Besar Swiss, Philip Sturbe ke Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/04/ 2023). Kedatangan Dubes dan Wakil Dubes Swiss tersebut secara khusus membahas tentang persiapan kunjungan Menteri Luar Negeri Pemerintah Federal Swiss pada 2 Agustus 2023 yang akan datang hingga kerja sama antara Indonesia - Swiss.

Tiba di Polman Bandung,  Dubes YM Olivier Zehnder dan Deputy Head of Mission/Wadubes Philip Sturbe didampingi Asdep Djoko berkesempatan melihat setiap sisi dari Polman Bandung, mulai dari fasilitas, gedung, sarana prasarana, aktivitas mahasiswa, hingga produk-produk berkualitas tinggi yang dihasilkan oleh Polman Bandung. 

Dalam kunjungan ini, Asdep Djoko mengakui bahwa teknologi dari Swiss merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Oleh karena hal tersebut, dirinya berharap agar pemerintah Swiss dapat melanjutkan kerja sama dan dukungannya untuk Indonesia hingga 50 tahun ke depan. Terlebih Polman Bandung nantinya akan mensupport setiap industri yang terdapat di Kawasan Rebana. Targetnya pada Juni-Juli 2023 mendatang akan ada Ground Breaking pembangunan Polman Kampus 2 Majalengka. 

Tak hanya itu, Asdep Djoko juga menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia saat ini tengah fokus mengembangkan wilayah ekonomi baru, salah satunya adalah Kawasan Rebana yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021. Dalam Perpres tersebut, Kawasan Rebana yang terdiri dari 7 wilayah dengan diantaranya adalah Kabupaten Majalengka yang dirancang untuk menjadi kawasan industri, sedangkan Kawasan Jabar Bagian Selatan dari sisi lingkungan dan pariwisata.

Dubes YM Olivier Zehnder mengapresiasi prestasi serta capaian Polman Bandung dalam mencetak SDM-SDM berkualitas yang siap berkiprah di dunia industri. Oleh sebab itu, dirinya akan mengupayakan agar kerja sama yang terjalin antara Pemerintah Federal Swiss dan Pemerintah Republik Indonesia terkait pengembangan Pendidikan Vokasi dapat terus berlanjut, termasuk dalam hal pendirian Polman Kampus 2 di Kabupaten Majalengka, serta mendorong sektor industri maupun swasta untuk berbagi peran dalam pengembangan vokasi di Indonesia.

Tak hanya itu, Dubes YM Olivier Zehnder juga mengungkapkan bahwa kedatangannya antara lain adalah juga untuk lebih mengenal Polman Bandung, sebagai insitusi pendidikan vokasi yang pernah menerima bantuan terbesar dan terlama Pemerintah Swiss di Indonesia secara lebih dekat. Selain itu, kunjungan beliau juga merespon harapan dari Polman Bandung pada acara Anniversary 50th Years Swiss - Indonesia Vocational Collabration yang diselenggarakan 19 Oktober 2022.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya, Direktur Polman Bandung Mohammad Nurdin, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek sekaligus Ketua Dewan Pengawas Polman Bandung Kiki Yuliati, Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Kemendikbud-Ristek Beny Bandanadjaja, serta jajaran management dan civitas akademika Polman Bandung.


Sejarah Polman Bandung

Pada kesempatan tersebut, Direktur Polman Bandung, Mohammad Nurdin kemudian menyampaikan sejarah pendidikan vokasi di Indonesia, dimana Polman Bandung merupakan politeknik pertama di Indonesia yang dahulu bernama Politeknik Mekanik Swiss-ITB (PMS-ITB). Pendirian PMS-ITB merupakan hasil kerjasama bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Konfederasi Swiss yang perjanjiannya ditandatangani pada 6 Desember 1973.

“Sejak 1973, pihak Swiss telah mensupport penyediaan bahan pengajaran, peralatan praktik, hingga tenaga ahli. Sedangkan pihak Indonesia berkontribusi pada penyediaan lahan, pembangunan gedung perkuliahan, serta fasilitas penunjang lainnya. Pemerintah konfederasi Swiss kemudian menunjuk Swisscontact, yaitu yayasan bantuan teknis dari Swiss sebagai pelaksana proyek dari pihak Swiss, sedangkan pemerintah Indonesia menunjuk Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pelaksana dari pihak Indonesia,” papar Nurdin.

Pada 1976, perkuliahan pertama di Polman Bandung dimulai dengan 3 program studi, yaitu Tool Making (Teknik Pembuatan Perkakas Presisi), Maintenance Mechanic (Teknik Pemeliharaan Mesin), dan Design Drafting (Teknik Gambar & Perancangan) untuk program Diploma 3. PMS-ITB baru diresmikan secara formal pada tanggal 24 Maret 1977 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI saat itu, Sjarif Thajeb. 

Nurdin menambahkan bahwa sebagai pelopor pendidikan politeknik di Indonesia, PMS-ITB berhasil merealisasikan tujuan pendidikan tinggi vokasi yang memperoleh sambutan sangat baik dari sektor industri. Lulusan Polman Bandung dapat diterima dengan baik oleh pasar kerja, sehingga dengan keberhasilan ini pemerintah Indonesia mendirikan politeknik-politeknik negeri lainnya di seluruh wilayah Indonesia dan membentuk Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik atau PEDC (Polytechnic Education Development Center) melalui bantuan Bank Dunia.

“Salah satu keunggulan yang dimiliki Polman Bandung diantaranya yaitu penerapan metode pembelajaran yang dikenal sebagai Production Based Education (PBE). Melalui metode PBE ini, mahasiswa terlibat langsung dalam kegiatan produksi untuk keperluan industri yang terintegrasi dalam kurikulum pendidikan. Dan metode ini masih kami terapkan sejak awal mula Polman berdiri sampai sekarang,” paparnya.

Guna merespon kebutuhan industri nasional akan tenaga ahli di beberapa bidang manufaktur, pada 1988 Polman kemudian membuka jurusan Foundry (Teknik Pengecoran Logam). Pada tahun 1990 nama PMS-ITB berubah menjadi Polman Bandung. Dan 5 tahun kemudian, yaitu pada 1995 Polman Bandung membuka jurusan Automation & Mechatronic (Teknik Otomasi Manufaktur & Mekatronika). 

Pada tahun 1995 kerjasama bilateral antara pemerintah RI dan pemerintah Konfederasi Swiss berakhir. Sejak tahun 2002, seluruh program studi yang di selenggarakan Polman Bandung memperoleh nilai akreditasi “A” dari badan akreditasi nasional pendidikan tinggi (BAN-PT). Polman Bandung juga meraih Sertifikat ISO 9001-2000 yang merupakan sertifikat ISO pertama yang diberikan kepada sebuah perguruan tinggi negeri di Indonesia. Capaian tersebut menegaskan posisi Polman dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan nasional untuk mencetak SDM yang kompeten, cerdas, disiplin dan profesional.

Nurdin juga menyebut bahwa saat ini Polman tengah berupaya untuk membangun Kampus 2 yang berlokasi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Adapun pengembangan Kampus 2 dilakukan dengan konsep Dual Pole, yaitu Blue Pole dan Green Pole, yaitu pendidikan yang mengintegrasikan seluruh aspek manufaktur meliputi teknologi, budaya, dan ekonomi. Ekosistem pendidikannya dibangun agar dapat berinteraksi dengan industri, khususnya di Jawa Barat sehingga akan meningkatkan daya saing industri dan mendukung ekonomi regional hingga nasional.

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek sekaligus Ketua Dewan Pengawas Polman Bandung Kiki Yuliati menyebut, bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo sangat berkomitmen dalam pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia untuk setidaknya hingga tahun 2024 mendatang. Selain karena tuntutan perkembangan industri dan teknologi yang semakin cepat, dukungan terhadap pengembangan pendidikan vokasi sekaligus untuk mempersiapkan 100 tahun usia Kemerdekaan Indonesia, sehingga Polman Bandung berkomitmen untuk terus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mensupport dengan mencetak SDM-SDM yang kompeten yang dapat mendukung industri di Indonesia.

Terkait dengan pengembangan Polman Kampus 2 di Majalengka, Kiki menyebut sampai saat ini dukungan terus mengalir, baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Adapun dengan rencana kehadiran konsep Dual-Pole di area Kampus 2 tersebut, diharapkan dapat memberi suatu perubahan atau transformasi dari nilai-nilai dasar dalam mendukung pembangunan manusia seutuhnya yang berakhlak, berbudi pekerti, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan dalam berbangsa, bernegara, dan beragama khususnya di wilayah Jawa Barat.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

No.SP-88/HUM/ROKOM/SET.MARVES/IV/2023