Manajemen Risiko Bencana Manfaatkan Solusi Berbasis Alam

Manajemen Risiko Bencana Manfaatkan Solusi Berbasis Alam

Marves - Jakarta, Salah satu bentuk strategi manajemen risiko bencana, Nature-Based Solutions (NbS) menawarkan pendekatan yang menjanjikan. Pendekatan ini tidak hanya efektif dalam mengurangi dampak bencana tetapi juga berkontribusi terhadap pemulihan ekosistem, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menghasilkan eksternalitas positif, dan meningkatkan kohesi sosial dan budaya. Peluang-peluang eksternal ini dimanfaatkan ditunjukkan dalam workshop Lokakarya Jalur Kolaboratif: Meningkatkan Ketahanan Bencana Air melalui Solusi Berbasis Alam, Kamis (29-2-2024).

“Pemanfaatan solusi berbasis alam di Indonesia masih memerlukan pemahaman dan integrasi yang lebih luas ke dalam perencanaan dan kebijakan manajemen risiko bencana. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita semua untuk bersatu di sini hari ini,” imbuh Asisten Deputi Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air, Lukijanto.

Dalam konteks pembangunan nasional, pemerintah Indonesia melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 menekankan pentingnya mengintegrasikan pendekatan berkelanjutan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air. Hal ini tercermin dalam RPJPN 2025-2045 yang menetapkan visi pembangunan inklusif dan berkelanjutan. RPJPN menyoroti Pilar Transformasi Kelima (berfokus pada Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologis), dengan NBS terdaftar sebagai strategi utama untuk mengatasi berbagai tantangan lingkungan dan bencana yang dihadapi Indonesia.

Kemudian, Asdep Lukijanto juga menyampaikan bahwa mengingat pentingnya mengintegrasikan NBS ke dalam perencanaan nasional dan mendukung Hasil Konkrit untuk 10th World Water Forum, maka penting untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi NBS, termasuk terbatasnya pemahaman, kapasitas teknis, dan tantangan pendanaan. Dukungan kebijakan dalam percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air, wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perlindungan bencana pesisir di Indonesia memerlukan perumusan langkah-langkah alternatif dalam pelaksanaan kebijakan, antara lain melalui integrasi intra pemerintahan pembangunan infrastruktur, baik struktur keras maupun lunak (Gray-Green) Blue Infrastructure antara program prioritas strategis dan proyek strategis nasional untuk kesejahteraan masyarakat berkelanjutan.

“Konsep Blue Infrastructure dalam perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu khususnya pada bidang sumber daya air, ketahanan bencana, wilayah laut dan pesisir, pulau-pulau kecil merupakan sebuah jaringan inisiatif yang cukup dinamis untuk dibahas. Blue Infrastructure mengacu pada infrastruktur perkotaan yang berkaitan dengan air, umumnya dikaitkan dengan infrastruktur hijau,” tuturnya.

Rancangan Blue Infrastructure memberikan cara yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pesisir akan infrastruktur yang tahan terhadap dampak perubahan iklim dan bencana alam. Blue Infrastructure merupakan pendekatan baru yang mengintegrasikan solusi berbasis alam untuk keamanan sumber daya air, wilayah pesisir, dan pulau-pulau kecil. yang dirancang berkelanjutan, untuk meningkatkan ekosistem pesisir dan perekonomian masyarakat pesisir.

Bilateral Indonesia - Belanda


Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam pengelolaan air. Kerja sama tersebut meliputi, serangkaian presentasi mengenai praktik terbaik untuk solusi berbasis alam dalam perlindungan pesisir; peran solusi berbasis alam dalam pengelolaan banjir perkotaan; dan membuka peluang finansial dan strategi untuk solusi berbasis alam; dan dilanjutkan dengan tanggapan penerapan NbS dalam penanggulangan bencana perairan dari instansi terkait.

“Kami menyambut baik rencana kerjasama yang diajukan oleh Van Oord dan Invest International untuk melakukan pra-studi kelayakan komprehensif rencana konservasi pesisir dengan perhatian khusus pada Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Saya berharap ada langkah persiapan dan kelengkapan prasyaratnya agar kegiatan bisa segera terlaksana,” kata Asdep Lukijanto.

Peter van der Hulst yang merupakan Direktur Van Oord Indonesia, “Van Oord dan Delta Marine Consultants, mendukung penuh inisiatif Indonesia untuk mengintegrasikan Solusi Berbasis Alam (NbS) ke dalam rencana pembangunan jangka menengah dan panjang.

“Komitmen ini sejalan dengan dedikasi kita bersama untuk mengadaptasi garis pantai terhadap dampak perubahan iklim dan melindungi masyarakat lokal. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang luas, memiliki potensi global dalam pembangunan pesisir berkelanjutan, sehingga penerapan NbS di sini menjadi hal yang sangat penting,” katanya.

Van Oord sangat ingin berkontribusi secara signifikan dengan berbagi pengetahuan dan keahlian, mengambil peran utama dalam pengembangan proyek bersama pemerintah, dan memfasilitasi pengaturan keuangan untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang. Ia juga menambahkan, melakui kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat dampak positif NbS, memastikan masa depan yang berketahanan dan berkelanjutan bagi wilayah pesisir Indonesia.

Selanjutnya, Asdep Lukijanto juga menuturkan bahwa pentingnya NbS diintegrasikan dengan pembangunan infrastruktur seperti bangunan pelindung pantai, fasilitas umum dan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat serta mengakomodasi peta jalan transisi energi yang direncanakan, untuk itu Blue Infrastructure bersama NbS dalam pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil yang terintegrasi dapat diimplementasikan.

Setidaknya ada tiga langkah penting untuk meningkatkan solusi berbasis alam untuk meningkatkan ketahanan bencana air dan adaptasi iklim, yaitu meningkatkan pemahaman terhadap nilai alam dan sumber daya air, memasukkan solusi berbasis alam ke dalam perencanaan adaptasi iklim, sumber daya air, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, dan mendorong investasi pada blue infrastructure dan solusi berbasis alam.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

No.SP-46/HUM/ROKOM/SET.MARVES/II/2024