Menko Luhut Menekankan Pentingnya Kebelanjutan untuk Kembali Menggerakkan Ekonomi Global
Marves - Bali, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dalam Business20 (B20) Summit, Minggu (13-11-2022) menyampaikan bahwa sebagai dampak dari pandemi Covid-19, diperlukan kolaborasi antara bisnis dan pemerintah menjadi upaya terpenting yang perlu dilakukan untuk keberlanjutan bisnis, planet, dan masyarakat. “Saya rasa penting bagi kita semua untuk bersiap menghadapi resiko terburuk untuk menghasilkan output yang baik,” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa di tengah kondisi saat ini, kita harus berpikir tentang mengambil tindakan di situasi yang baru, untuk memerangi ancaman eksistensial yang ada, yaitu perubahan iklim. Bencana alam dan kelaparan baru-baru ini yang mempengaruhi hampir seluruh dunia secara langsung berkaitan dengan suhu global yang terus meningkat,” ujarnya.
B20 sebagai forum dialog resmi yang mewakili komunitas bisnis global bukan hanya mampu merekomendasikan kebijakan, tetapi B20 juga dapat menindaklanjuti kebijakan tersebut dan mengutamakan kebaikan bersama.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, Menko Luhut menyebutkan teknologi dan data menjadi kunci untuk menemukan solusi jangka panjang untuk tantangan ekonomi dan lingkungan. Harapannya, akan tercipta inovasi, lapangan kerja baru, meningkatkan efisiensi energi, serta mempromosikan industri, investasi, dan pembangunan berkelanjutan.
Menengok pengalaman selama delapan tahun terakhir, Indonesia telah mengubah perekonomiannya menjadi lebih efisien, lebih maju, dan tidak terlalu bergantung pada komoditas. “Salah satu di antara banyak alasan di baliknya adalah keberhasilan kita dalam mentransformasi perekonomian kita agar tidak terlalu bergantung pada ekspor komoditas mentah,” sebut Menko Luhut. Ia menjelaskan bahwa kebijakan hilirisasi telah mengubah Indonesia menjadi pusat investasi dunia, terutama untuk industri electric vehicle (EV) dan baterai dalam waktu dekat.
Selain itu, Indonesia sedang membangun industri hijau di Kalimantan Utara. Di sana akan sepenuhnya menggunakan tenaga baru terbarukan, seperti tenaga air, yang juga bisa mendukung pembuatan produk seperti baterai dan input baterai dengan jejak karbon rendah. Hal ini dinilai penting karena di Indonesia sendiri, masyarakatnya banyak menggunakan kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor. “Bila masyarakat bisa berubah dari penggunaan kendaraan berbasis fosil ke EV, maka ini akan berkontribusi signifikan bagi penurunan emisi,” pungkasnya.
Proyek investasi rantai pasokan baterai tersebut diperkirakan bernilai mencapai lebih dari USD 21 miliar. Dari sisi permintaan, pemerintah saat ini sedang merumuskan skema insentif yang akan mendorong lebih banyak penggunaan EV oleh masyarakat, dan itu akan membantu transisi terjadi lebih cepat.
“Kita harus memprioritaskan transisi energi melalui dekarbonisasi di sektor pembangkit listrik dan penggunaannya. Untuk mewujudkannya, kami membutuhkan upaya bersama dari semua negara, baik negara maju maupun berkembang, dalam transisi energi,” pesan Menko Luhut. Lebih lanjut, ia percaya bahwa pemulihan ekonomi, praktik ekonomi dan bisnis yang berkelanjutan, serta pertumbuhan yang inklusif akan membawa kemakmuran bagi generasi mendatang.
No.SP-365/HUM/ROKOM/SET.MARVES/XI/2022
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi