Menko Luhut Minta CTI Aktif Kembangkan Teknologi Manajemen Kelautan

Menko Luhut Minta CTI Aktif Kembangkan Teknologi Manajemen Kelautan
Manado - Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan meminta Sekretariat Regional Prakarsa Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan atau Coral Triangle Initiative for Corals, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) untuk aktif mengembangkan teknologi kemaritiman. "Kita perlu mengembangkan teknologi terutama untuk mendata dan merawat karang-karang laut kita ini. Kalau bisa CTI bekerjasama dengan BPPT," ujar Menko Luhut setelah menerima paparan dari Widi A. Pratikto Direktur Eksekutif Sekretariat Regional CTI-CFF pada Jumat (7/4). Menko Luhut mencontohkan kasus Raja Ampat. "Setelah ada kasus (kapal menabrak terumbu karang) Raja Ampat itu kita baru tahu ada beberapa hal yang belum kita lakukan, seperti bagaimana sebenarnya peraturan kapal yang masuk ke wilayah laut kita, dan lain lain," ujarnya. Dalam kesempatan ini, Menko Luhut yang datang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komisi Nasional (Konas) CTI-CFF. Ia menyampaikan pentingnya peranan Indonesia pemegang kepemimpinan di kawasan Segitiga Karang baik dalam konservasi maupun kemaritiman. Dalam diskusi tesebut Menko Luhut kembali menyampaikan pentingnya pengelolaan sampah. "Sampah laut dan sampah plastik ini harus menjadi perhatian khusus. Kita mengembangkan daerah-daerah wisata, pengembangan bisnis wisata ini akan sulit dilakukan jika kita belum bisa mengatasi persoalan sampah ini. Wisatawan tidak ada yang mau datang," kata Menko Luhut. Saat ditanya wartawan tentang tujuan kunjungannya ini, Menko Luhut mengatakan CTI-CFF ini adalah organisasi internasional yang penting untuk Indonesia. "Ini organisasi penting yang anggotanya enam negara dan rencananya akan ditambah menjadi sembilan negara, tepat kalau lokasinya di Manado yang memiliki 250 pulau," jawabnya. Sampah Menko Luhut juga mengatakan ia menekankan kembali pentingnya manajemen sampah. Ia gembira gubernur Sulawesi Utara telah melakukannya. "Tadi saya dengar dari gubernur Olly Dondokambey telah mengumpulkan dan memilah sampah untuk dikelola. Dikelola sehingga bisa menghasilkan listrik. Jadi bukan listriknya yang jadi tujuan tetapi bagaimana kita mengelola sampah, dan ada tambahannya yaitu menghasilkan listrik," katanya. Ia meminta Pemda aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan karena akibatnya tidak baik untuk lingkungan dan kesehatan manusia. Bunaken Media juga menanyakan apakah dalam pertemuan itu dibahas juga nasib Bunaken. "Tadi pak Gubernur menyampaikan ide bagaimana kalau daerah wisata Bunaken ini dikelola oleh Pemda. Ini tentunya untuk memperkuat ekonomi rakyat dan masyarakat sekitar dengan usaha homestay, penginapan dll. Saya katakan kita harus membicarakan ini dengan menteri Lingkungan Hidup dan menteri Pariwisata agar tidak ada peraturan yang kita langgar. Mungkin minggu depan kami akan rapat di Jakarta," jawabnya. Menjawab perkembangan kasus Raja Ampat, Menko Luhut mengatakan sudah ada perkembangan. "Saya sudah terima laporannya. Jadi terumbu karang yang rusak oleh kapal itu sekitar 18,000 m2. Kita akan masukan ini ke pengadilan dan dari situ kita ajukan klaim ke asuransi," katanya sambil menambahkan prosesnya mungkin tidak bisa secepat yang diharapkan.***