Menko Luhut Resmikan BMKG-Ocean Forecast System

Menko Luhut Resmikan BMKG-Ocean Forecast System
Jakarta- "Terus terang saya bangga melihat fasilitas ini. Teknologinya paten, kelasnya kelas dunia" Kata Menko Maritim Luhut B Pandjaitan kepada wartawan usai peresmian Ocean Forecast System (OFS) di kantor pusat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jumat, (31/03/2017). BMKG telah mengembangkan teknologi OFS sejak tahun 2016 untuk menyediakan kebutuhan informasi cuaca laut, mengingat Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki kepulauan, laut dan garis pantai terpanjang di dunia sangat membutuhkan informasi cuaca, khususnya di laut dengan cepat, akurat serta mudah dipahami. Selama ini layanan informasi dari BMKG sangat dibutuhkan untuk berbagai sektor antara lain sektor transportasi, pertambangan, perikanan, tambak garam, SAR, mitigasi bencana, konservasi (kesehatan terumbu karang) hingga mendukung kebutuhan riset di Indonesia juga mutlak dibutuhkan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut diluncurkanlah sistem informasi terpadu OFS sebagai wujud dalam upaya menjawab kebutuhan masyarakat. "Jadi, mereka (BMKG-OFS-red) dalam 5 menit sudah bisa memberikan laporan atau breaking news sebagai contoh, kalau ada tsunami, di seluruh Indonesia, dan mereka bisa monitor juga ledakan nuklir misalnya seperti di Korea Utara kemarin, dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. Mereka sudah bisa mendeteksi itu," kata Menko Luhut. "Kemudian soal cuaca, mereka (BMKG-red), kecanggihannya saya lihat semakin bagus untuk membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan. Apakah nanti menyangkut pada penanaman, panennya atau bagaimana dengan kemungkinan adanya Elnino atau Lanina. itu juga sudah sangat bisa. Mereka bisa meramalkan sampai tujuh hari kedepan," lanjutnya. Menko Luhut dalam sambutannya mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi kerja keras tim BMKG yang juga telah berhasil membangun Meteorology Early warning System sistem peringatan dini cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami. "Terus terang saya bangga melihat fasilitas itu kelasnya kelas dunia,” katanya. Sementara Kepala BMKG Andi Eka Sakya dalam keterangannya mengatakan BMKG saat ini menghadapi tantangan untuk memberikan informasi yang cepat, tanggap dan akurat. BMKG juga ingin mengembangkan teknologi dengan menggunakan software produk dalam negeri. "Mungkin akan bekerja sama dengan BPPT, ITB, ITS, atau institusi lainnya, dengan demikian bangsa kita bisa menyuplai high-tech untuk kepentingan sendiri tanpa selalu tergantung dari luar" Kata Andi. Menko Luhut menilai BMKG membanggakan karena selain memiliki Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) yang sebagian mahasiswanya berasal dari luar negeri, seperti Timor Leste, Papua Nugini, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, "BMKG Ini juga diakui oleh Badan Meteorologi Internasional sebagai pusat untuk monitoring masalah tsunami. Saya kira kita sebagai bangsa Indonesia bangga melihat institusi yang bergengsi,” ujar Menko Luhut.***