Menko Maritim : Kapasitas Pelabuhan di Wilayah Kerja Pelindo III Akan Ditingkatkan

Menko Maritim : Kapasitas Pelabuhan di Wilayah Kerja Pelindo III Akan Ditingkatkan
[Humas-Maritim] Bima - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan, dalam rangkaian lawatan ke provinsi Nusa Tenggara Barat, pada hari Selasa (25/10) berkunjung ke kota Bima untuk bertemu dan berdialog dengan pimpinan Pelindo III dan pihak terkait. Seusai pertemuan, Menteri Luhut mengatakan kepada media bahwa dialog yang diikuti oleh Kadek Patria dari GM Pelindo III,  Bupati Bima, Indah Damayanti dan Walikota Bima M Qurais, membahas peningkatan kapasitas pelabuhan-pelabuhan di wilayah kerja Pelindo III. "Kita sedang lihat apakah mungkin operasional pelabuhan ini dikerjakan bersama-sama dengan swasta," kata Menteri Luhut. Pelindo III diharapkan segera menghitung biaya pengembangan  dua pelabuhan  di Sumbawa,  yaitu Pelabuhan  Bima yang melayani Bima dan Dompu serta  Pelabuhan  Badas yang  melayani wilayah  Sumbawa dan Sumbawa  Barat. Ia mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa  Pelindo III sedang menganggarkan  proyek pendalaman alur yang akan dimulai tahun depan. Cost efficiency pengangkutan di pelabuhan Kempo juga dibahas dalam pertemuan itu. Kapasitas pelabuhan akan ditingkatkan dari yang sekarang hanya bisa disandari oleh satu buah kapal akan diperluas agar bisa memuat hingga tiga kapal sekaligus. Menurutnya, perbaikan ini akan meningkatkan jumlah produk-produk pertanian yang dikirim melalui pelabuhan tersebut. “Bongkar muat juga harus diminimalkan, sekitar 2-3 hari. Dan yang terpenting, saya tidak mau lagi ada pungli di pelabuhan. Tadi ada laporan. Saya minta Dandim dan Kapolres untuk melakukan tindakan tegas terhadap  (praktek pungli) ini" katanya.   Pengaturan produksi komoditi pangan   Sebelum menuju kantor Pelindo III,  Menko Luhut bertemu sekitar 200 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Convention Hall Paruga Nae.  Ia mendorong Pemerintah Kota Bima dan Kabupaten  Bima untuk meningkatkan produksi pangan seperti jagung,  beras,  ikan,  dan ternak,  serta melakukan revitalisasi  pelabuhan sebagai upaya efisiensi biaya pengiriman komoditas tersebut. "Wilayah ini bisa jadi lumbung pangan nasional. Selama ini kita kurang mengintensifkan yang sudah ada," kata Menko Luhut. Pada kesempatan tersebut Menteri Luhut mengatakan bahwa investor yang bergerak di bidang pakan ternak nasional siap menanamkan modalnya di Bima. Pemerintah daerah diminta untuk mendorong perusahaan tersebut  untuk bisa menyerap produksi jagung  petani dimasa panen. Ia berharap dengan potensi pertanian yang besar ini pemerintah daerah bisa mengatur pola tanam untuk menstabilkan harga-harga komoditi pangan tersebut. "Yang bertanam jagung, bertanam beras, bertaman kedelai harus digilir dan dibuatkan aturan main. Yang penting masyarakat menuruti aturan tersebut," kata Menko Luhut. Kepada wartawan Menko Luhut mengatakan bahwa revitalisasi sektor pertanian di kawasan ini merupakan bagian dari proyek lumbung pangan nasional, dimana embrionya sudah jalan dengan produksi jagung yang hampir satu juta ton per tahun di provinsi tersebut. "Ibu Bupati bisa menyiapkan lahan 7,000 hektar dan Pak Walikota bisa menyiapkan lahannya sebesar 3,000 hektar juga untuk jagung," kata Menteri Luhut. Masyarakat juga diminta untuk membantu memperlancar investor yang datang, karena pada akhirnya peningkatan investasi akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.