Menko Rizal: Ingin Maju, Perbaiki Struktur Pendidikannya Terlebih Dahulu

Menko Rizal: Ingin Maju, Perbaiki Struktur Pendidikannya Terlebih Dahulu
Maritim - Menteri Koordinasi Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri melakukan rapat koordinasi di kantor BPPT, Jakarta, Selasa (19/4). Pertemuan tersebut membahas tentang Tenaga Profesional Indonesia (TPI). Rapat tersebut merupakan rapat lanjutan dari pertemuan pertama antara Menko Rizal dan Menaker Hanif, dua minggu lalu. Pembahasan ketenagakerjaan ini dianggap sangat penting karena melihat struktur pendidikan di Indonesia lebih terfokus pada pendidikan umum. Hal tersebut disampaikan Menko Rizal saat membuka jumpa pers dengan wartawan. Maka dengan hal ini, Pemerintah melalui Menko Maritim dan SD bekerjasama dengan Menaker ingin memperbaiki tenaga kerja Indonesia menjadi tenaga kerja profesional. “Ini adalah bahasan yang sangat penting, kita ingin memperbaiki perekonomian Indonesia,” ujar Menko Rizal. Total anggaran yang disediakan oleh pemerintah untuk pendidikan umum saja saat ini mencapai Rp414 triliun, hal tersebut dikarenakan sistem pendidikan Indonesia masih mengikuti sistem pendidikan Amerika dan Inggris. Menko menambahkan, bahwa sebenarnya masih ada sistem pendidikan lain yang dapat digunakan, yaitu sistem pendidikan kejuruan. “Sistem kejuruan menggunakan tenaga professional training dan politeknik (poltek), seperti sistem pendidikan di Jerman, Siwiss, dan Australia,” tambah Menko. Negara-negara tersebut lebih memfokuskan sistem pendidikan kejuruan, individu yang melalui sitem pendidikan kejuruan akan lebih memiliki skill,  sehingga cepat masuk dan siap dalam dunia perindustrian. Ternyata negara tetangga kita, Singapura seperti Jerman, Swiss dan Australia yang telah merubah struktur pendidikannya dan memfokuskan pada pendidikan kejuruan. Menko Rizal menjabarkan, sistem pendidikan Singapura dahulu yang hanya memperbolehkan 1 universitas poltek bagi lulusan sekolah kejuruan, tetapi saat ini Singapura memiliki lebih dari 7 poltek dan lulusannya sudah menjadi pengusaha sukses. Namun, Indonesia, terlalu terfokus pada pendidikan umum saja. “Indonesia lebih banyak menyediakan untuk pendidikan umum, banyak universitas-universitas, memang pengetahuan mereka luas tapi mereka kurang memiliki skill yang memadai,” tambah Menko Rizal. Oleh karena itu, pemerintah memiliki strategi ingin merubah transformasi sitem pendidikan di Indonesia, dari yang bersifat umum atau unskill menjadi tenaga profesional Indonesia. Dalam mentransformasi sistem pendidikan ini terdapat empat tujuan. Tujuan pertama, agar kualitas tenaga kerja Indonesia semakin tinggi sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yang juga berkualitas. Kedua, merubah dari segi eksport tenaga kerja. Ketiga, merubah sifat tenaga kerja unskill menjadi tenaga kerja profesional, dari TKI menjadi TPI. Keempat, dapat berkompetisi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Pendapatan devisa dari TKI unskill pada tahun 2015 bernilai 10 miliar US$ pertahun, diharapkan dengan transformasi ini bisa meningkat minimum 5x lipat  atau lebiih tinggi,” ujar Menko Rizal. (Nn/Prw)