Optimalkan Potensi Laut Indonesia melalui Kolaborasi Internasional
Marves - Bali, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia tentu memiliki sumber kekayaan alam maritim yang melimpah. Namun, sebagian besar laut Indonesia belum terjelajahi. Akan hal itu, pemerintah Indonesia mengoptimalkan kolaborasi dengan mitra internasional sebagai katalis untuk membuka potensi laut dalam Indonesia.
Pemerintah Indonesia melakui kolaborasi yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama K/L teknis seperti BRIN Kemendikbud dan Kementerian Pertahanan membangun kerja sama dengan Institute of Deep-sea Science and Engineering China (IDSSE) dan Organisasi Nirilaba Internasional OceanX dalam Indonesia Joint Expedition 2024. Pasalnya, Indonesia yang 70% wilayahnya merupakan lautan, baru 19% laut Indonesia yang dipetakan dan lebih sedikit yang telah dieksplorasi terutama laut dalam. Sehingga, eksplorasi laut menjadi penting ketika hasil dari eksplorasi tersebut dapat meningkatkan Gross National Income (GNI) per capita.
"Kalau kita bicara mengenai menjadi negara maju, saat ini salah satu indikatornya adalah GNI per capita. GNI per capita ini sangat berkorelasi positif dengan Global Innovation Index. Kalau kita bedah dari 7 pilar Inovasi Indeks Global, kita yang masih ketinggalan di human capital dan research, aspek pengetahuan, output, dan teknologi. Saya kira, Indonesia masih relatif sangat perlu mendorong kolaborasi untuk penguatan SDM dan transfer teknologi sebagai langkah yang bisa dilakukan dibanding berdiam diri menunggu. Ini harus dimulai" jelas Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Firman Hidayat.
"Saya kira dalam dunia riset dan dunia pendidikan, kolaborasi menjadi salah satu kunci untuk bisa meningkatkan kualitas kita secara lebih cepat," lanjutnya.
Ekspedisi bersama ini memiliki bermacam tema yang di antaranya, mengungkap keanekaragaman hayati laut baru, memahami perubahan iklim, membuka aplikasi dalam kedokteran dan bioteknologi, mengidentifikasi risiko gempa bumi, serta memahami lingkungan laut dalam. Dengan kolaborasi ini, tim peneliti Indonesia berhasil mencapai titik terdalam di laut Indonesia yaitu kedalaman 7.180 meter.
"Salah satu tujuannya, mengungkapkan keanekaragaman hayati laut indonesia yang baru atau hilang. Contohnya, seperti nanti saat Leg 5 dengan OceanX kita akan melihat lebih jauh tentang ikan coelacanth yang dianggap sudah punah ratusan tahun lalu tapi ditemukan kembali di Bitung oleh nelayan kita," ujar Deputi Firman.
Dalam kolaborasi dengan IDSSE dan OceanX, Kemenko Marves tidak hanya berfokus kepada penilitian tetapi juga untuk meningkatkan awareness dan pengetahuan terkait potensi laut Indonesia terutama kepada mahasiswa-mahasiswa yang kelak akan memimpin negara melalui University Lecture Tour yang merupakan kelas umum untuk mahasiswa meningkatkan literasi maritim. Hal ini dipandang penting karena sebagai negara maritim terbesar di dunia, literasi dan semangat untuk memelihara laut Indonesia perlu dijaga untuk ke depannya.
"Indonesia berencana untuk memperkuat armada kapal riset dan memperkuat riset maritim, dan terutama riset laut dalam. Ke depan, Indonesia harus memiliki Submersible sendiri dengan kemampuan yang sama dengan Fendhouze dan OceanXplorer ROV," tutup Deputi Firman dalam penutupan acara Sharing Session and University Lecture Tour Indonesia Joint Expedition 2024 di Bali pada Selasa (23/07/2024).
No.SP-204/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VII/2024
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi