Optimisme Kepulauan Seribu Semakin Berkembang

Optimisme Kepulauan Seribu Semakin Berkembang
Maritim - Kedeputian Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Budaya Maritim Kemenko Maritim dan Sumber Daya mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Percepatan Pengembangan Destinasi Wisata Bahari Indonesia Reef Garden Kepulauan Seribu di Inna Grand Bali Beach, Jumat (19/2). FGD dibuka oleh Sekretaris Kemenko Maritim dan Sumber Daya Asep D Muhammad dengan pembicara kunci Prof. Dr. Indoyono Soesilo, MSc. Mantan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, saat ini menjabat Senior Advisor Menteri Pariwisata. Prof. Indoroyono Soesilo menyampaikan potensi pengembangan destinasi wisata di Pulau Seribu serta rencana pengembangan infrastruktur untuk menunjang pariwisata di Kepulauan Seribu. Dibutuhkan sinergi kementerian dan lembaga untuk bekerjasama bahu-membahu membangun infrastruktur, seperti pengembangan pembangunan lapangan terbang di Pulau Panjang, penyediaan listrik, air bersih dan penggunaan wilayah taman nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Lebih lanjut Prof. Indroyono secara implisit menyampaikan optimismenya bahwa Kepulauan Seribu akan semakin berkembang apabila akses transportasi dari Jakarta menggunakan moda transportasi udara segera terwujud. Pada sesi pertama panel diskusi yang dimoderatori oleh Deputi bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim Dr. Safri Burhanuddin dengan narasumber Deputi Destinasi Wisata dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata yaitu Dadang Rizki Ratman, Direktur Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam Ditjen Sumberdaya Alam dan Ekosistem KLHK yaitu Listya Kusumawardhani serta perwakilan Kasubdin Pariwisata DKI Jakarta. Sesi ini membahas Kepulauan Seribu sebagai satu dari 10 destinasi wisata yang akan dikembangkan pada tahun anggaran 2016. Pengembangan lokasi wisata di Kepulauan Seribu akan disesuaikan dengan zonasi yang sebelumnya sudah ditentukan oleh KLHK. Mengenai hal ini, Deputi Kemenpar menegaskan bahwa sudah ada MoU antara Kemenpar dengan KLHK agar tidak terjadi konflik kepentingan antara pariwisata dan konservasi. Meskipun demikian, KLHK ini menegaskan bahwa zonasi yang sebelumnya telah ditetapkan di Kepulauan Seribu, bisa saja diubah apabila diperlukan dengan syarat memenuhi kaidah-kaidah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pada sesi berikutnya, diskusi dibagi menjadi dua sesi paralel mengenai percepatan pariwisata Kepulauan Seribu serta Indonesia Coral Reef Garden (IRG). Dalam sesi IRG yang dipimpin oleh Asdep Iptek Maritim Dr. Nani Hendiarti, beberapa pakar menampilkan beragam kajian mengenai Kepulauan Seribu yang meliputi pemetaan transek dari selatan ke utara terumbu karang, kualitas biotik dan abiotik, berbagi pengalaman mengenai pembibitan dan transplantasi karang, serta aspek sosial ekonomi. Dalam sesi ini juga tampil dua pakar dari Perancis yang berbagi pengalaman mengenai 'sensitivity mapping' dan CREPE Project. Pada akhir sesi, Asdep Iptek mengajak para peserta untuk terlibat aktif dalam dua aktivitas besar untuk mendukung IRG yaitu riset dan 'nursery' serta pemberdayaan masyarakat. Diharapkan, pada akhir April hasil studi kelayakan IRG bisa diselesaikan secara bersama agar segera bisa ditindaklanjuti. (Maritim/Arp)