Pastikan Ketahanan Energi, Kemenko Marves Gelar Rakor Transisi Energi Nasional

Pastikan Ketahanan Energi, Kemenko Marves Gelar Rakor Transisi Energi Nasional

Marves - Jakarta, Sebagai upaya memastikan ketahanan energi, menjaga lingkungan hidup dan menjaga pertumbuhan ekonomi, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi menyelenggarakan Rapat Koordinasi Transisi Energi Nasional yang dipimpin oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan, Kamis (27-6-2024). Pada kesempatan tersebut, Menko Luhut menekankan pentingnya sebuah peta jalan atau roadmap yang didasari studi yang mendalam dan tepat agar Kementerian dan Lembaga dapat bersinergi mencapai tujuan yang sama

Menko Luhut menambahkan bahwa, "tujuan transisi energi dari sumber energi berbasis fosil (emisi tinggi) ke sumber energi non-fosil (emisi rendah) adalah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, menjamin kesediaan energi yang terjangkau bagi masyarakat, serta melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup."
.
“Hal ini harus dilakukan secara berkeadilan mempertimbangkan aspek pertumbuhan ekonomi, ketahanan energi, dan lingkungan Hidup,” ujar Menko Luhut dalam paparannya.

Seiring dengan tren transisi energi dunia, kebutuhan terhadap produk dari industri beremisi rendah akan meningkat. Sehingga kebutuhan terhadap energi rendah karbon, serta peluang industri dan lapangan pekerjaan hijau yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi akan semakin terbuka. 

Di saat bersamaan, transisi energi juga sepatutnya menjamin ketahanan energi, khususnya kesediaan energy yang terjangkau bagi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan potensi energi hijau domestik, serta mendorong perubahan teknologi end-use, seperti elektrifikasi kendaraan atau pemanfaatan bio-fuel. 

Selain itu, transisi energi akan mendukung upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari pembakaran bahan bakar fosil sehingga menurunkan polusi udara juga menjadi bukti komitmen Indonesia terhadap dunia untuk mencapai net zero emission 2060.

Menko Luhut menegaskan 4 (empat) langkah yang perlu dilakukan untuk mengakselerasi transisi energi sektor kelistrikan, antara lain finalisasi Peraturan Menteri ESDM terkait Tingkat Kandungan dalam Negeri (TKDN) pembangunan infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT), Penerbitan RUKN dan RUPTL terbaru dengan jumlah pembangkitan EBT dengan kapasitas yang telah ditingkatkan, revisi peraturan terkait ekspor listrik lintas negara dan tindak lanjut rencana pensiun dini PLTU-1 Cirebon.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin melaporkan bahwa berdasarkan  Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia (HEESI) 2023 yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM), terjadi peningkatan penggunaan energi yang lebih rendah emisi pada 2023. 

Deputi Rachmat menambahkan transisi energi dilakukan melalui tiga pilar teknologi utama yang diterapkan lintas sektor.

“Pilar teknologi yang dilakukan dalam transisi energi saat ini adalah subtitusi energi rendah karbon dengan mengganti sumber energi dari bahan bakar fosisl menjadi terbarukan atau rendah emisi, efisiensi energi dan penyerapan emisi karbon yang tersisa menggunakan teknologi atau solusi alam, nature-based solution,” ungkap Deputi Rachmat.

Deputi Rachmat juga menekankan pentingnya koordinasi SatGas untuk mempercepat program Substitusi Energi Rendah Karbon.

Percepatan transisi energi sektor kelistrikan memerlukan beberapa komponen yaitu penyediaan listrik hijau dengan membangun lebih banyak pembangkit EBT, pembangunan transmisi, dan membangun industri rantai pasok EVTe.g.,panel surya, BESS, dan wind turbine.

Biro  Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
No.SP-179/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VI/2024