Pemerintah Akan Kembangkan Wisata Raja Ampat dengan Kapal Yacht

Pemerintah Akan Kembangkan Wisata Raja Ampat dengan Kapal Yacht
Jakarta,-- Dalam waktu dekat ini, Pemerintah berencana mengembangkan Kapal Wisata (Yacht) di Raja Ampat, Papua. Pengembangan tersebut didasari atas tidak sebandingnya kapasitas kapal yang tersedia dengan pengunjung yang dari tahun ke tahun semakin meningkat drastis. “Kita ingin mengembangkan wisata Raja Ampat dengan meningkatkan Kapal Yacht, terutama Kapal Yacht mewah yang isinya bisa 20 orang. Saat ini kan belum begitu berkembang, nah kita ingin kembangkan misalnya di Raja Ampat, di mana pengunjung dan minat penggunaan kapal di sana dari tahun ke tahun melonjak, namun fasilitas belum memadai,” kata Asisten Deputi Jasa Kemaritiman, Kemenko Bidang Kemaritiman, Okto Irianto, Jumat 10 Februari 2017. Dengan adanya pengembangan kapal tersebut, nantinya pengunjung ditargetkan bisa mengelilingi luasnya Raja Ampat bahkan menginap berminggu-minggu, langsung menggunakan kapal yang tersedia di sana, dari Indonesia. Dengan kata lain, tidak lagi menggunakan kapal bantuan yang datang dari negara tetangga seperti Australia. Karena selama ini, orang datang ke Indonesia, khususnya ke Raja Ampat masih disupply dengan Kapal Pinisi, yang juga jumlah kapal masih kurang jauh dari besarnya peminat. “Oleh sebab itu, kita harus mencari pemecahan bagaimana pasar kapal ini bisa kita tampung. Kapalnya dari mana, nanti kita sesuaikan lagi aturan-aturan yang berlaku dari dalam, bisa kita buat sistem wisata yang pas untuk itu dan bisa menampung wisata di sana. Ini rencana ke depan, yang tahun 2017 ini masih coba direalisasikan, ini kita masih menunggu semoga ada kabar baik,” ujarnya. Untuk industri wisata Kapal Yacht itu sendiri, lanjut Okto, memiliki pangsa pasar masing-masing, yakni kelas menengah, kelas menengah ke atas, kelas Luxury, serta pangsa pasar sekelas Menteri hingga Presiden. “Karena orang yang berkunjung ke Raja Ampat ini terdiri dari beberapa pasar atau kelas, maka untuk mereka ini, kapalnya harus kita persiapkan. Tidak mungkin kan misal kapal sekelas pegawai sama dengan kapal Presiden, nah berarti fasilitas, logistiknya berbeda, dan kita mengharapkan ada yang mengisi pangsa pasar ini. Kita coba dahulu mudah-mudahan ini ada usaha investasi di situ, dari pihak swasta mudah-mudahan berhasil, minimal untuk pasar paling atas dulu yang kemudian berkembang ke pasar bawahnya,” jelasnya. “Nanti jika Raja Ampat berhasil, mereka para investor juga akan melihat pasar lainnya, bahwa Indonesia bukan hanya Raja Ampat saja, ada Wakatobi, ada Pulau komodo yang luasnya sampai ke Flores, ke Alor dan sebagainya. Walaupun di Komodo sudah ada, tapi pasar masih menengah, belum menampung kelas atas,” tutupnya.