Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Jerman Sepakat Kerja Sama Kurangi Plastik Sekali Pakai

Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Jerman Sepakat Kerja Sama Kurangi Plastik Sekali Pakai

Marves - Yogyakarta, Dalam rangka mendorong pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bekerja sama dengan GIZ Indonesia melalui proyek Collaborative Actions for Single Use Plastic Prevention in Southeast Asia (CAP SEA) menyelenggarakan Seminar: Collaborative Actions to Beat Plastic Pollution sebagai penutup rangkaian proyek CAP SEA di Indonesia pada Kamis dan Jumat (16 & 17 – 03 – 2023).

Proyek CAP SEA adalah proyek yang didanai oleh Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan, Konservasi Alam, Keamanan Nuklir dan Perlindungan Konsumen (BMUV) dan dilaksanakan oleh GIZ. Tujuan utama CAP SEA adalah untuk mengurangi plastik sekali pakai (PSP) dengan memperkenalkan model bisnis inovatif dan dengan mengembangkan kapasitas pemangku kepentingan, khususnya pada pendekatan hulu.

Untuk memenuhi target 70% penanganan sampah laut di tahun 2025 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut, baik pada sektor hilir dan hulu telah dilakukan berbagai upaya untuk melakukan pengurangan sampah, utamanya pembaatasan plastic sekali pakai, peluncuran produk guna ulang, maupun daur ulang. “Sampai dengan tahun 2022, Pemerintah bersama Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut telah menghitung capaian sementara pengurangan kebocoran sampah plastik ke laut sebesar 35,36% dibandingkan level kebocoran sampah plastik di tahun 2018,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendiarti dalam sambutannya.

Pemerintah Indonesia melalui Kemenko marves telah melakukan kerja sama bilateral dan multilateral untuk peningkatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan beberapa negara, diantaranya dengan pemerintah Jerman, khususnya dalam Proyek Collaborative Actions for Single Use Plastic Prevention (CAP SEA). “Melalui proyek ini, kita telah berhasil memfasilitasi penguatan pemahaman dan kapasitas dari para pemangku kepentingan untuk betransformasi dari sistem ekonomi linear menjadi sirkuler terutama pada bidang pengelolaan sampah plastik,” tambahnya.

Rekomendasi kebijakan yang relevan di Indonesia telah didiseminasikan. Berbagai inisiatif dari sektor hulu yang sudah berkembang di Indonesia juga telah menjelaskan berbagai pembelajarannya. Hasil baik dari kerja sama ini dapat Pemerintah Indonesia gunakan sebagai upaya mendorong Percepatan kebijakan pengurangan sampah melalui kegiatan pencegahan atau pembatasan plastik sekali pakai, peningkatan rasio daur ulang.

Diharapkan kerja sama ini dapat mendukung kebijakan dalam pemenuhan upaya produsen dalam memenuhi tanggung jawab pengurangan sampah melalui deposit return system, design for recycling dan pemberian insentif bagi pihak yang melakukan pengurangan dan recycling. “Saya harap melaluin kegiatan kita ini dapat menjadi bekal tambahan bagi para pemangku kepentingan untuk memperkuat keterlibatan dan komitmen antar seluruh pihak yang terkait, sehingga dapat berkontribusi secara signifikan mencapai target penanganan sampah laut pada tahun 2025,” tegas Deputi Nani.

“Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan apresiasi saya terhadap dedikasi Kemenko Marves dalam mengawal program ini untuk mengurangi sampah plastik dan juga pelaksanaan ekonomi sirkular sebagai inovasi dan upaya dalam pengelolaan sampah ke depan,” tutur Duta Besar Republik Federal Jerman Ina Lepel.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat berdiskusi dan saling membicarakan kebijakan terbaik untuk mengurangi sampah plastik di laut. “Saya membuka untuk berbagai kolaborasi ke depan, upaya ini kita lakukan untuk masa depan bangsa yang lebih baik lagi,” tambah Dubes Ina.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Rofi Alhanif turut menambahkan, “Beberapa studi yang dibangun melalui proyek ini merupakan upaya kita bersama untuk mempercepat pelaksanaan ekonomi sirkuler yang lebih menyeluruh dengan fokus pengurangan materi secara absolut dalam proses produksi dan konsumsi plastik di Indonesia, yang memberikan additional value pengurangan emisi GRK dari sisi produksi.”

Inovasi pengelolaan sampah juga sangat penting untuk terus diperkuat agar sistem manajemen pengelolaan sampah kita bisa lebih efisien lagi, dan tentunya akan membantu kesiapan negara Indonesia dalam peta negosiasi Global Plastic Treaty yang akan di finalisasi pada tahun 2024.

Pemerintah terus mendorong usaha pengurangan plastik sekali pakai serta pengembangan ekosistem guna ulang dan penguatan pasar domestik daur ulang di Indonesia. “Pemerintah juga terbuka untuk potensi kolaborasi dengan mitra-mitra pembangunan, dan mengundang mitra kami – Pemerintah Jerman, untuk melanjutkan upaya bersama yang telah kita lakukan. Jangan berhenti disini,” tegas Asdep Rofi.

Selama seminar terdapat empat sesi yang membicarakan terkait langkah-langkah ekonomi untuk mempromosikan pengurangan plastik, pasar untuk sirkulitas plastik, desain untuk daur ulang dan sistem pengembalian deposit, dan sesi TED Talk terkait inisiatif dalam melawan polusi plastik. Kegiatan juga dilanjutkan dengan kunjungan ke Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Reduse, Reuse, Recycle (3R) Tuksongo, Yogyakarta.

 

Biro Komunikasi
Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi