Pemerintah Tindak Lanjut Pembangunan dan Pengembangan Komoditas Pergaraman Nasional
Maritim- Kupang, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman kembali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) yang sekaligus Sosialisasi Pembangunan dan Pengembangan Komoditas Pergaraman di Provinsi NTT, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, (30-10-2017). Rakor ini merupakan tindak lanjut dari upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada garam pada tahun 2020 mendatang.
Dalam rakor tersebut, tak hanya Pemerintah Daerah NTT saja yang diundang, melainkan pihak kementerian terkait seperti, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional. Hadirnya lintas kementerian ini agar setiap persoalan diselesaikan secara terintegrasi dan holistik, sehingga mendapatkan keputusan yang satu dan bermanfaat bagi masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan mengatakan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan Indonesia harus bisa swasembada garam pada tahun 2020. “Presiden memerintahkan supaya kita swasembada pada tahun 2020,” kata Menko Luhut.
Untuk mengatasi permasalahan pasokan garam saat ini, Menko Luhut megatakan, bahwa pemanfaatan teknologi yang digunakan harus dapat membantu para petani garam dalam meningkatkan produksi maupun kualitas garam.
Menurut Menko Luhut, hasil inovasi yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terkait teknologi garam yang telah diuji cobakan di Kupang, NTT ini, jika produksi garamnya bagus, akan diaplikasikan juga di tempat lain, seperti di Madura dan sentra-sentra garam lainnya. “Kalau ada nanti langsung kita praktikkan, kita bikin lahan garam satu di Kupang. Kalau bagus, kita bikin lagi di Madura dan sebagainya,” ungkapnya.
Menko Luhut optimis bahwa solusi teknologi yang ditawarkan BPPT bisa mengatasi masalah pasokan garam di Indonesia, bahwa Indonesia tak perlu garam impor lagi. Bukan hanya untuk jangka pendek saja, melainkan untuk jangka panjang. Sehingga costnya akan lebih murah dan tidak lagi berpengaruh pada cuaca. “Itu salah satu rekayasa dari BPPT,” tambahnya.
Peninjauan Tambak Garam
Tak hanya Rakor, Menko Maritim beserta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, dan juga Kepala BPPT, Unggul Priyanto yang juga didampingi Gubernur NTT, Frans Lebu Raya meninjau langsung ke lahan pertambakan garam untuk melihat secara langsung kegiatan para petani garam yang ada di Kupang tersebut.
Kepada para petani garam tersebut, Menko Luhut menyampaikan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas garam untuk mewujudkan program swasembada garam di Indonesia tersebut. Bahwa dengan teknologi yang ditawarkan pemerintah bisa menguntungkan para petani garam. “Kita mau bikin garam ini agar bisa menguntungkan rakyat juga. Jadi kita hitung dengan baik, cermat, supaya penerimaan ibu-ibu, bapak-bapak bagus,” ujarnya.
Menko Luhut juga meminta agar lahan tambak garam tersebut dirapikan lagi. Pasalnya, pihaknya akan terus mengembangkan lahan produksi garam yang di Kupang seluas 5000 hektar, sehingga Indonesia tak lagi mengimpor garam. “Jadi selain bisa membuka lapangan kerja, juga dapat meningkatkan penerimaan,” lanjutnya. Menko Luhut mengingatkan agar investor tidak mengambil lahan petani garam, namun bekerja sama.
Selain itu, tak lupa pula Menko Luhut menyampaikan salam dari Presiden Jokowi kepada para petani garam yang ada di lokasi. “Kemarin saya ketemu beliau, dan beliau akan datang kemari. Dan beliau juga menyampaikan salam kepada bapak-ibu sekalian petani garam di sini,” tambahnya.
Kunjungi Bendungan Raknamo
Setelah peninjauan lokasi pertambakan garam, Menko Maritim beserta rombongan mengunjungi pembangunan Bendungan Raknamo. Menko Luhut pun memberikan apresiasi kepada Tim Waskita yang telah mengerjakan pembangunan Bendungan Raknamo lebih cepat dari 15 bulan pembangunan, yakni sudah 98 % pengerjaannya. “Saya kira ini suatu prestasi, dan saya terima kasih kepada Tim Waskita, bisa lebih cepat 15 bulan pembangunannya,” ucapnya.
Menko Luhut juga memberikan pujian terkait akses dan kondisi jalan menuju bendungan Raknamo yang sudah mengalami banyak kemajuan, jalan sudah diaspal, dimana pada 1,5 tahun yang lalu jalan tersebut masih berupa jalan tanah.
Menko Luhut mengungkapkan, ini merupakan sebuah pembuktian bahwa anak bangsa itu hebat. Kami perkirakan bendungan yang seluas 77 juta meter perkubik tersebut akan rampung pada Desember mendatang dan diresmikan Presiden Jokowi. “Saya kira ini lagi-lagi success story yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Tadi pak Gubernur lapor, sepanjang republik ini merdeka, baru ada satu bendungan yang dari sini, dan ini ada 7 target di sini yang akan diselesaikan dalam kurun waktu hingga 2019 mendatang,” tutupnya.