Pengembangan Kawasan Nusa Penida Optimalkan Potensi Daerah
Jakarta -- Sebagai tindak lanjut dari rapat bersama 9 Kementerian dengan Pemrov Bali dan Pemkab Klungkung diatas Kapal Bounty Cruise 26 Nopember lalu, Pemprov Bali dan Pemkab Klungkung akhirnya diundang Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) di Jakarta Senin (5/12).
Pada pertemuan kali ini Pemprov Bali yang diwakili Kadis Kebudayaan Dewa Putu Beratha, serta Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang didampingi Sekda Gede Putu Winastra, Kepala Bappeda Wayan Wasta serta Kabag Humas dan Protokol Wayan Parna disambut Assisten Deputi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata, Dr. Ir. Rahman Hidayat M.Eng. bersama lembaga dan kementerian terkait.
Dalam paparannya, Bupati Nyoman Suwirta menympaikan berbagai potensi yang bisa dikembangkan di Nusa Penida. Namun, berbagai potensi itu belum bisa digarap secara optimal karena keterbatasan kemampuan kabupaten. Sehingga Nusa Penida masih menjadi salah satu daerah miskin di Bali.
Nusa Penida saat ini menyandang lima predikat nasional, yakni sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Sebagai Pulau Terluar, Kawasan Konservasi Perairan, Pusat Pembibitan Sapi Bali, dan Kawasan Wisata Pengembangan Energi Terbarukan. Namun demikian, berbagai predikat itu belum membuat pembangunan di kecamatan kepulauan itu berjalan sesuai harapan.
Nusa Penida dengan berbagai potensi alamnya, merupakan salah tujuan baru destinasi wisatawan baik lokal maupun internasional, sehingga semestinya ditunjang dengan berbagai sarana dan prasarana dasar yang memadai bahkan bertaraf internasional. Jika pembangunan sarana prasarana terwujud maka Nusa Penida sebagai pengembangan lokasi wisata baru di Bali akan terwujud dan akan mendukung target nasional kunjungan 20 juta wisman ke Indonesia pada tahun 2019.
Paparan Bupati Suwirta pun mendapat dukungan Kadis Kebudayaan Dewa Putu Beratha. Kunci pengembangan pariwisata dan pembangunan di Nusa Penida adalah tersedianya infrastruktur penunjang yang selama ini menjadi kendala, yaitu dermaga sandingan, sarana kesehahatan, prasarana jalan, sumber air dan listrik. “Jika penunjang pariwisata seperti dermaga, sarana kesehatan jalan, sumber air dan listrik bisa terpenuhi maka otomatis pariwisata di kepulauan Nusa Penida akan makin berkembang dan akan menjadi destinasi wisata yang baru mendukung Bali dan Nasional dalam mencapai target nasional kunjungan 20 juta wisman,” ujar Dewa Putu Beratha.
Sementara itu Brawijaya selaku perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA) mengatakan dari paparan permasalahan yang telah disampaikan, sekitar 60% sudah terdaftar di PU-PERA. Seperti jalan akses menuju pelabuhan Gunaksa yang sudah selesai DED 2016, sehingga pada tahun 2018 rencana pelaksanaannya, pembangunan jembatan penghubung Lembongan-Crningan, pembangunan jalan lingkar Nusa Penida DED-nya pada tahun 2018, pemenuhan kebutuhan air baku ke Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan sudah ada dan 2017 dilakukan FS. Khusus penanganan air baku akan difokuskan secepatnya karena merupakan kebutuhan dasar.
Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas dan Sistem Konstruksi, Ir. Rusli Rahim M.Si mengatakan diperlukan penanganan khusus dalam pengembangan dan pembangunan di kepulauan Nusa Penida mengingat kondisi geografis yang berbeda dari daerah lainnya.
Perwakilan dari Sekretariat Kabinet, Hanis Munandar mengatakan, Nusa Penida yang telah masuk dalam KSPN otomatis sudah termasuk dalam program program pengembangan pemerintah pusat. Namun karena pemerintah pusat sedang fokus pada 10 destinasi baru, maka pengembangan pada wilayah KSPN sedikit tertunda. Namun jika program pengembangan Nusa Penida mampu menunjang target nasional, maka Setkab siap akan membantu dan mengkoordinir persiapannya bersama pihak terait.
Setelah menyimak pemaparan Bupati Suwirta dan tanggapan beberapa kementerian, Assisten Deputi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata, Dr. Ir. Rahman Hidayat M.Eng mengaku kagum akan potensi yang dimiliki nusa penida, dirinya bahkan tidak menyangka kalau Bali masih memiliki potensi keindahan alam yang luar biasa seperti Nusa Penida. Bali dan Nusa Penida yang tercatat sebagai penyumbang terbesar dari sector pariwisata, pembangunan infrastruktur dasarnya mesti didukung. Apalagi Nusa Penida sebagai destinasi baru dengan potensi yang luar biasa, bisa mendukung target nasional 20 juta kunjungan wisman pada 2019 yang saat ini capaiannya baru 7%. Maka dari itu tindak lanjut dari pertemuan di Kemenko Maritim adalah pengembangan infrastruktur dasar akan difokuskan di kepulauan Nusa Penida mengingat potensi yang dimilikinya. Kemudian untuk langkah selanjutkan akan dilakukan diskusi kelompok yang lebih terarah, langsung dilapangan yang akan melibatkan berbagai kementerian dan hasilnya akan dilaporkan pada Musrenbangnas Januari 2017.(*)
Humas Pemerintah Kabupaten Klungkung