Peresmian TPST Balak, Tonggak Penting Pengelolaan Sampah secara Sirkular di Kab. Banyuwangi

Peresmian TPST Balak, Tonggak Penting Pengelolaan Sampah secara Sirkular di Kab. Banyuwangi

Marves - Banyuwangi, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti menghadiri peresmian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Balak, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (16/09/2023). Peresmian TPST ini diketahui sebagai salah satu tonggak pengelolaan sampah secara sirkular di kawasan tersebut.

Dalam sambutannya mewakili Menko Marves (Luhut B. Pandjaitan), Deputi Nani menyampaikan apresiasi kepada Bupati Banyuwangi (Ipuk Fiestiandani) atas inovasi yang terus menerus dikembangkan di Kab. Banyuwangi guna mendorong pembangunan ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan di wilayah paling timur Pulau Jawa tersebut. Inovasi terbaru ini adalah kolaborasi multi-pihak dalam pengelolaan sampah rumah tangga secara terintegrasi.

“Keberhasilan ini tidak terlepas dari komitmen yang kuat dan konsisten dari pimpinan daerah serta semangat kolaborasi di antara para pemangku kepentingan. Model yang telah dikembangkan di Banyuwangi diharapkan dapat menjadi referensi atau pembelajaran yang berharga untuk daerah lain,” kata Deputi Nani.

Diketahui TPST Balak memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 84 ton/hari dengan cakupan layanan untuk 6 kecamatan dari 25 kecamaan di Kabupaten Banyuwangi. Peresmian fasilitas ini merupakan tonggak penting menuju pengolahan sampah yang lebih sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif Program Banyuwangi Hijau. Program ini didukung oleh sejumlah mitra, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Norwegia, Lembaga Bantuan Pemerintah Amerika (USAID), Borealis, Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G), Borouge, Accenture Foundation, dan Systemiq.

Program Banyuwangi Hijau sendiri merupakan kelanjutan dari Project STOP yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi beserta para mitranya sejak tahun 2018.  Awalnya fokus pada penguatan pengelolaan sampah skala desa dengan kapasitas sekitar 10 ton/hari di Kecamatan Muncar.  Saat ini telah berkembang menjadi lebih besar seperti TPST Balak yang memiliki kapasitas pengolahan sampai dengan 84 ton/hari dengan cakupan layanan 6 kecamatan.  Cakupan program meliputi perbaikan tata kelola, penguatan kelembagaan, inovasi pembiayaan, pelibatan dan perubahan perilaku Masyarakat.
 
Selain Deputi Nani, terlihat sejumlah tokoh penting yang turut hadir di antaranya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Bupati Banyuwangi, Duta Besar Norwegia, Inspektur Jenderal Kemendagri, USAID Resident Legal Officer serta para mitra pendukung Program Banyuwangi Hijau.

"Program Banyuwangi Hijau telah membawa banyak dampak positif, termasuk pengurangan pencemaran, pelestarian lingkungan, pemanfaatan energi, dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan TPST Balak merupakan langkah awal untuk meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam mengelolah sampah dengan bijak," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah mengalokasikan lebih dari 1,5 hektar lahan untuk pembangunan TPST Balak. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih untuk mengolah sampah organik dan non-organik.

"Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi inspirasi dan cetak biru bagi program lain untuk mempercepat perwujudan ekonomi sirkuler dan menghindari pencemaran sampah ke lingkungan," imbuh Markus Horcher, Director Sustainability & Public Affairs, Borealis.

Duta Besar Norwegia untuk Indonesia yang turut serta dalam acara ini, Rut Kruger Giverin, menambahkan pihaknya senang ikut terlibat dalam program tersebut. "Saya sangat bangga dengan kerja nyata kami dan mitra-mitra pembangunan kami, dalam membantu pemerintah daerah Banyuwangi menciptakan Banyuwangi yang hijau dan bersih,” katanya.

Menpan RB, Abdullah Azwar Anas, menyampaikan terima kasih kepada para stakeholder yang telah membantu program Banyuwangi Hijau. Dia juga menekankan pentingnya peran DPMD melalui Dana Desa dalam mendorong pengelolaan sampah di tingkat desa. Hal ini diharapkan akan membuat desa-desa menjadi lebih bersih. Pihaknya juga mengakui pentingnya peran dan keterlibatan sejumlah organisasi masyarakat dan tim penggerak PKK dalam membantu persampahan desa.

TPST Balak diharap mampu menangani sampah organik dan anorganik, serta memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat Banyuwangi. Hingga saat ini, Program Banyuwangi Hijau telah melibatkan lebih dari 800 pendorong perubahan dari berbagai pihak, termasuk pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademia, dan organisasi masyarakat.

Dengan kolaborasi, edukasi, dan infrastruktur yang tepat, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
 
Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

No.SP-217/HUM/ROKOM/SET.MARVES/IX/2023