Perkuat Pengelolaan Ekosistem Mangrove, Indonesia dan PEA Melaksanakan Peletakan Batu Pertama MBZ-JKW International Mangrove Research Center di Bali

Perkuat Pengelolaan Ekosistem Mangrove, Indonesia dan PEA Melaksanakan Peletakan Batu Pertama MBZ-JKW International Mangrove Research Center di Bali

Marves - Badung, Dunia global sedang menghadapi krisis iklim. Perubahan iklim berdampak pada banyak sektor penting bagi penghidupan. Disisi lain, Indonesia adalah rumah bagi sekitar 23 persen hutan mangrove dunia, yang mencakup 3,44 juta hektar dan 204 spesies. Hal ini disampaikan oleh Menko Marves Luhut B. Pandjaitan saat menghadiri Groundbreaking International Mangrove Research Center MBZ-JKW di Kura Kura Bali pada Minggu (19/5/2024). Adapun Pada hari ini, Menko Luhut beserta tamu akan melakukan peletakan batu pertama International Mangrove Research Center MBZ-JKW.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Menteri Suhail Mohammed Faraj Al Mazroui, Special Envoy of the UAE President; Menteri Amna bint Abdullah Al Dahak Al Shamsi, Minister for Climate Change and Environment, UAE; H.E. Eve Bazaiba Masudi, Minister of Environment and Sustainable Development; Duta Besar UAE untuk Indonesia; Duta Besar Indonesia untuk UAE; Deputi Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kemenko Marves.

Serta didampingi oleh Asisten Deputi Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan. Perwakilan dari K/L terkait dan para partner nasional dan internasional juga turut menghadiri kegiatan groundbreaking ini.

"Mengenai urgensi terhadap perlindungan ekosistem mangrove, pemerintah Indonesia dan pemerintah Persatuan Emirat Arab (PEA) telah menyepakati MoU untuk bersama-sama mengetuai Mangrove Alliance for Climate (MAC) dan akan membangun Mohammed Bin Zayed - Joko Widodo International Mangrove Research Center (MBZ-JKW IMRC) di Indonesia," tutur Menko Luhut.

Inisiatif-inisiatif ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan terhadap iklim, mendorong kerja sama, dan memperkuat hubungan antara Indonesia dan PEA di bidang pengelolaan mangrove yang berkelanjutan dan implementasi pertama program MAC, "Saya dengan bangga mengumumkan bahwa Pusat Penelitian Mangrove Internasional akan didirikan di lokasi yang sangat strategis di Bali yang telah menunjukkan keberhasilannya dalam melestarikan ekosistem mangrove dan akan menjadi eksposur internasional. Lahan tersebut telah disediakan oleh pemerintah Indonesia untuk mengembangkan pusat penelitian tersebut," seru Menko Luhut.

Pusat penelitian akan berfungsi untuk penelitian, konservasi, dan pendidikan mutakhir. Khususnya pemanfaatan bioteknologi dan inovasi seperti kecerdasan buatan untuk identifikasi mangrove dan pemanfaatan drone untuk restorasi di daerah terpencil.

"Besok, kami akan mengadakan high level event GBFA G20 Bali pada World Water Forum ke-10. Acara tersebut akan terdiri dari peluncuran Sekretariat yang berkedudukan di Bali, Penandatanganan Letter of Intent oleh para pendiri, dan Roundtable Discussion untuk membahas langkah selanjutnya," tutur Menko Luhut.

No.SP-128/HUM/ROKOM/SET.MARVES/V/2024
BIRO KOMUNIKASI
KEMENKO BIDANG KEMARITIMAN DAN INVESTASI