Perlu Konektivitas Anambas Sebagai Penjaga Terdepan NKRI

Perlu Konektivitas Anambas Sebagai Penjaga Terdepan NKRI
Maritim – Kemenko Maritim dan Sumber Daya memenuhi undangan Musyawarah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Anambas 2016-2021. Acara ini di gedung Balai Pertemuan Masyarakat Siantan (BPMS) Tarempa beberapa waktu lalu. Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Ridwan Djamaluddin melihat perlu pembenahan signifikan untuk Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. “Kunjungan ke Anambas sebenarnya kunjungan balasan, setelah Pak Bupati bertemu Pak Menko. Selain itu juga menghadiri undangan untuk pembukaan Musrembang di sana," kata Ridwan Djamaluddin kepada tim web yang menemui di ruang kerjanya di Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Jalan M. Thamrin, Jakarta, (13/5) sore. Dari hasil kunjungan di sana, Ridwan melihat Anambas sebagai kawasan terdepan, wilayah perbatasan. Secara spesifik jika berbicara wilayah perbatasannya maritim, ada beberapa hal yang akan dikembangkan. Adapun yang akan dikembangkan sebagai berikut; Pertama, konektivitas antar satu pulau dengan pulau lainnya harus kuat. Kedua, pemenuhan kebutuhan dasar penduduk yang harus terpenuhi tanpa harus kesulitan. Ketiga, pengembangan perekonomian masyarakat setempat yang harus berjalan. "Berbicara konektivitas memang menjadi hal yang utama harus segera direalisasikan. Mewujudkan konektivitas memang tidak mudah, karena di sana ada 255 pulau di satu kabupaten, 26 berpenghuni. Data ini saya peroleh dari hasil evaluasi yang telah dilakukan,” jelas pria murah senyum ini. Kesulitan untuk mengembangkan Anambas memang dimaklumi karena masih belum tersedianya penerbangan dari Jakarta ke Anambas. Bila ingin ke Anambas kita harus lebih dahulu terbang dari Jakarta ke Tanjung Pinang, bermalam, kemudian naik feri 8 jam baru tiba di Anambas. Saat ini yang tengah dipikirkan oleh Kemenko Maritim dan Sumber Daya Bidang Infrastruktur adalah mengenai jaminan pasokan kebutuhan pokok dan menurunkan biaya logistik yang masih tinggi. Selain itu adalah masalah pariwisata, mengembangkan budidaya ikan Napoleon yang sangat unik dan mahal harganya dan masalah ketersediaan bahan bakar yang masih kurang. Bahan bakar memang menjadi masalah klasik bagi daerah-daerah yang susah terjangkau dari sarana transportasi umum. Sebagai pulau terdepan yang berbatasan dengan negara tetangga, otomatis Anambas memiliki peran penting. Dibutuhkan bahan bakar yang bisa memenuhi kebutuhan daerah dan untuk konteks pengamanan negara, kapal kapal patroli kita butuh bahan bakar. (Glh/Dims/Arp)