Plt Menteri ESDM : Sektor Migas harus tingkatkan efisiensi dan kurangi impor
Nusa Dua, Bali - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa efisiensi saat ini mutlak dilakukan terutama di sektor Migas.
"Saat ini saya akan mengatasi beberapa masalah, seperti banyak peraturan yang dirasa mempersulit. Kalau bisa diatasi hanya dengan Kepmen (Keputusan Menteri) saya akan tandatangani, selama itu untuk efisiensi," ujar Plt Menteri Luhut saat menyampaikan sambutannya pada Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Migas di Nusa Dua, Bali (24/8).
"Saya ingin di ESDM ini memiliki teamwork yang baik, jangan bapak-bapak berpolitik. Bekerjalah sesuai bidang kerja Anda. Saya ingatkan kepada saudara, tugas pokok kita adalah menjadikan organisasi ini menjadi organisasi yang efisien dan efektif," ujar Menteri Luhut.
Ia mengatakan memang masih banyak yang harus dibenahi, misalnya sistem penggajian yang belum benar, padahal ada UU yang mengatur.
"Hal ini tentu kami pikirkan dan Presiden berencana untuk melakukan perubahan jika pertumbuhan ekonomi kita mencapai angka enam persen," katanya sembari menambahkan adalah penting untuk memberi sumbangsih dan kejujuran dalam membangun negeri ini serta memberikan tauladan.
"Contohlah kesederhanaan Presiden kita, keluarganya pun hidup sederhana. Saya juga selalu berusaha memberi tauladan kepada anak buah saya. Tidak pernah memerintahkan anak buah saya untuk melakukan sesuatu yang saya tidak bisa lakukan," kata Menteri Luhut.
Penghargaan Keselamatan Migas
Penghargaan ini diberikan oleh Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM sebagai apresiasi kepada sejumlah perusahaan migas yang berhasil menjamin keselamatan kerja dan usaha migasnya. Menteri Luhut memberi selamat kepada Pertamina yang menyabet delapan dan 11 penghargaan.
Ia memuji Pertamina yang memiliki laporan keuangan yang baik. "Hutang jangka pendeknya yang hampir 5 miliar dolar AS pada 2014, kini hanya tinggal 0,44 miliar dolar. Net cash (arus kas) nya dari 3,1 miliar dolar sekarang sekarang 5,4 miliar dolar," ujarnya.
Tetapi Menteri Luhut juga meminta Dwi Soetjipto, Dirut Pertamina agak bisa lebih efisien lagi dengan menggunakan lebih banyak priduk dalam negeri.
"Pertamina ini masih banyak TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang belum dipakai. Lebih baik lagi kalau di hulu menggunakan pipa buatan dalam negeri. Kini saya ada di sini (Kementerian ESDM), akan saya awasi," kata Plt Menteri ESDM.
Menurutnya penggunaan produk-produk dalam negeri untuk banyak manfaatnya untuk negara seperti membuka lapangan kerja, ada nilai tambah seperti pajak. Jika kualitas produk dalam negeri ada kurang-kurang sedikit, menurutnya itu akan bertambah baik dengan berjalannya waktu.
"Saya memahami Pertamina dan (perusahaan-peruhaan) Migas punya standar yang tinggi. Saat ini PN Gas masih banyak impor, sekarang harus dikurangi. saya kan pantau ini. Pabrik pipa di Indonesia ada empat sekarang ini, mereka semua underutilized." kata Menteri Luhut.
Kepada media, usai acara, Menteri Luhut mengatakan sektor migas selama ini terbuai dengan terlalu banyak melakukan ekspor sehingga pasar domestik terlupakan.
"Kelemahan kita sekarang adalah inefisiensi, terlalu banyak impor. Kita ingin Pertamina jadi perusahaan besar, tapi efisien," ujarnya kepada wartawan.
Menteri Luhut juga mengatakan bahwa pipa-pipa buatan Indonesia harus lebih banyak digunakan perusahaan di Indonesia, karena pipa produksi dalam negeri ini memiliki kualitas yang memadai dan telah diekspor ke luar negeri.
"Selama ini kita menggunakan pipa impor, enough is enough,"
Ketika ditanya tentang revisi PP no. 79 th 2010, Menteri Luhut mengatakan ingin melibatkan pelaku pasar dalam merumuskannya dan sudah masuk dalam tahap finalisasi sebelum dilaporkan kepada Presiden.
PP ini mengatur tentang biaya operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. *