Road to Ocean20: Kemenko Marves Perkuat Diplomasi Kelautan melalui Workshop Blue Natural Capital

Road to Ocean20: Kemenko Marves Perkuat Diplomasi Kelautan melalui Workshop Blue Natural Capital

Marves - Bali, Dalam rangka memperkuat Diplomasi Kelautan di G20, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengadakan Workshop Blue Natural Capital (BNC) pada Senin (29-8-2022). Workshop ini merupakan bagian dari kegiatan Road to Ocean20: Workshop on Coral Reefs and Blue National Capital di Nusa Dua Bali yang digelar pada 28-29 Agustus 2022 sebagai side event dari Presidensi G20.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Jodi Mahardi menyampaikan bahwa BNC sangat penting bagi kehidupan kita. Tidak hanya mengatasi perubahan iklim, tetapi juga dalam menyediakan jasa ekosistem yang luas dan bernilai tinggi untuk melindungi wilayah pesisir dari bencana, keanekaragaman hayati laut, dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat pesisir.

“Indonesia memiliki hutan bakau dan padang lamun terbesar di dunia, terhitung lebih dari 20 persen dari jumlah global. Penyebaran terumbu karang di Indonesia juga cukup signifikan. Oleh karena itu, terdapat potensi ekonomi dan jasa yang besar tidak hanya untuk generasi masa depan Indonesia tetapi juga secara gobal,” jelas Deputi Jodi.

Melanjutkan penjelasannya, Deputi Jodi mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara maritim dengan salah satu BNC terbesar, berkomitmen untuk mengambil tindakan nyata untuk melestarikan, memulihkan, dan melindungi ekosistem tersebut. Peran Kemenko Marves adalah untuk memastikan sinergisitas antar-pemangku kepentingan, sehingga program nasional berjalan lancar dan mampu memberikan manfaat bagi lingkungan, khususnya bagi masyarakat.

Tahun lalu, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Peta Mangrove Nasional 2021 sebagai upaya rehabilitasi mangrove yang akurat dan sesuai dengan informasi geospasial. Selain itu pemerintah juga mengintensifkan pengelolaan konservasi laut untuk mencapai target nasional sebesar 32,5 juta pada tahun 2024, tambahnya.

“Kita semua menyadari bahwa perlindungan dan pelestarian ekosistem BNC tidak dapat dipisahkan dari peran serta masyarakat. Setelah bertahun-tahun, kita dapat belajar bahwa keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan. Untuk itu, pemerintah harus memfasilitasi akses dan hak mereka untuk menjamin pengelolaan ekosistem yang berkelanjutan,” kata Deputi Jodi.

Hadir pada workshop ini, Rasman Manafi selaku Asisten Deputi pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir memaparkan bahwa Blue Natural Capital (BNC) sebagai salah satu aset yang menopang output ekonomi dari pesisir laut dan merupakan sumber daya alam yang digunakan untuk memberikan input untuk konsumsi dan produksi ekonomi. BNC merupakan sumber daya alam yang terdapat di lingkungan pesisir dan laut, seperti rumput laut, terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem mangrove.

“Terumbu karang Indonesia termasuk yang paling kaya secara biologis di dunia, mewakili sekitar 75 persen spesies karang dunia. Lamun di Indonesia terdapat 13 spesies yang tersebar setidaknya 30.000 km². Di Indonesia juga terdapat 41 spesies mangrove yang menempati sekitar 3,2 juta hektar,” jelasnya. 

Asdep Rasman mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan tindak lanjut penyusunan kebijakan penataan ruang laut telah menjadi acuan utama pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Pemerintah Indonesia juga memiliki program rehabilitasi karang yaitu Indonesian Coral Reef Garden (ICRG) yang berfokus pada lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperkuat kapasitas adaptif dan memperluas tutupan lahan yang dapat berkontribusi pada pengurangan emisi Gas Rumas Kaca (GRK). Selain itu, Indonesia juga berfokus pada produk akuakultur yang memiliki nilai strategis untuk menyerap karbon dan menjadi bahan baku bagi industri.

Hadir sebagai panelis dan narasumber dalam kegiatan ini Prof. Carlos M. Duarte, selaku Distinguished Professor dan Ketua Penelitian Tarek Ahmed Juffali di Red Sea Ecology, KAUST, Saudi Arabia, Ralph Chami selaku Asisten Direktur di Institute for Capacity Development (ICD), International Monetary Fund (IMF), Perwakilan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (KKP), Deputi Perencanaan dan Evaluasi (BRGM), Direktur Blue Carbon Hub, The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO)- Australia, dan Andreas A. Hutahaean selaku Koordinator Blue Economy untuk Indian Ocean Rim Association (IORA), Kemenko Marves, Indonesia.

Menutup workshop, Deputi Jodi mengatakan bahwa workshop ini memaparkan ide-ide hebat dan tindakan praktis tentang bagaimana kita dapat memperkuat tata Kelola dan kemitraan untuk bergerak maju menuju pengelolaan BNC yang lebih berkelanjutan dan efektif.

“Pada kesempatan ini, saya harapkan dapat memperkuat kemitraan internasional melalui pemanfaatan peluang kolaborasi yang dapat meningkatkan pengelolaan dan konservasi BNC melalui jalur bilateral, atau kemitraan global di Presidensi G20,” kata Deputi Jodi.

Deputi Jodi juga menyampaikan bahwa akan diadakan pertemuan lanjutan untuk side event Ocean20 yang akan berlangsung pada 13-14 November 2022. “Kami yakin bahwa pertemuan Ocean20 dapat menghasilkan kemitraan yang menjanjikan, kolaborasi, dan memperkuat diplomasi di bidang kelautan untuk Kesehatan laut dan Blue Growth yang lebih baik. Saya berharap Workshop Road to Ocean20 ini dapat menginspirasi dan menjadi pendorong untuk masa depan tata kelola dan kemitraan BNC kita,” pungkasnya.

Biro Komunikasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

No.SP-279/HUM/ROKOM/SET.MARVES/VIII/2022