Saat KTT G20, Siapkan Berburu Produk Khas Belitung

Saat KTT G20, Siapkan Berburu Produk Khas Belitung

Marves - Jakarta, bicara tentang Belitung, siapa sih yang gak terpesona dengan keindahan gugusan pantai dan batu-batu granit besar yang teratur secara alami. Terkenal sebagai penghasil lada putih, timah, pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin) dan granit, membuat Belitung dikenal sebagai pulau dengan pesona sendiri.

 

Asimilasi penduduk yang mendiami Belitung terdiri dari suku Melayu dan keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka, menjadi pengaruh besar pada kuliner Belitung yang memiliki rasa perpaduan Melayu dan Chinese food. Tak salah bila Belitung menjadi salah satu tuan rumah gelaran KTT Menteri Pembangunan G20 pada 07 – 09 September.

 

Antusiasime peserta delegasi Development Working Group (DWG) G20 di Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat tinggi. Pertemuan yang akan dihadiri beberapa negara anggota dan sudah konfirmasi adalah Jepang, Turki, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Singapura, Brazil, Belanda, Inggris, UEA, dan Afrika Selatan. Jumlah ini masih akan berubah seiring pada saat pembukaan.

 

Sampai saat ini pemerintah daerah Belitung masih terus mempersiapkan diri dari beberapa lini, termasuk dari cinderamata yang bisa diperoleh para delegasi yang merupakan produk UMKM yang terpilih di Bangka Belitung. Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa persiapan yang sudah hampir rampung 100 persen. 

 

"Untuk lokalnya kita juga melakukan berbagai persiapan, diantara lain mengenai partisipasi masyarakat, penampilan kebudayaan serta pemasaran produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," ujar Ridwan Djamaluddin, Pj Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

 

Optimis produk UMKM yang disiapkan oleh pemerintah daerah Belitung memang tidak diragukan lagi. Terlihat beberapa produk UMKM dari Belitung memiliki kualitas yang sudah layak di pasarkan di tingkat regional maupun Internasional selain sudah lolos kurasi dan verifikasi.

 

“Kami (pemerintah Bangka Belitung) memang mensosialisasikan untuk lebih menjual potensi Belitung pada pariwisata yang dimiliki daerah kami. Untuk menunjang pariwisata tersebut, kami membantu masyarakat untuk menghidupkan ciri khas Belitung dari kuliner, budaya dan kriya dengan berbagai bentuk pelatihan dan pendampingan kepada para penggiat UMKM dan budaya Belitung,” kata Annyta, SP.M.I.L, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung.

 

Rencananya ada 40 jenis produk hasil UMKM yang akan dipamerkan, semuanya lolos kurasi dan verifikasi meliputi legalitas atau kelengkapan Nomor Izin Berusaha (NIB). Produk UMKM yang dipamerkan sudah dilengkapi sertifikasi halal, PIRT, BPOM dan kemasan ramah lingkungan.

 

Produk UMKM yang dipamerkan berupa kriya atau kerajinan, produk olahan, Batik Belitung, Lada Belitung dan Madu Pelabo. Kemudian, Batik Sepiak Belitong, Purunea eco straw, Bica Ceramica, topi daun kelapa, ketam isi adena, lada atau sahang, kerupuk, sirup jeruk kunci dan berbagai jenis produk olahan yang lain.

 

Galeri promosi UMKM yang disiapkan oleh pemerintah daerah Bangka Belitung ini sudah masuk dalam buku saku G20 yang menjadi salah satu lokasi stop point yang layak dikunjungi oleh pejabat atau tamu-tamu negara.

 

Jeruk Kunci dan Batik G20

 

Ada dua produk yang menjadi khas Belitung akan menjadi salah satu produk akan dipamerkan pada gelaran DWG KTT G20 nanti. Adalah sirup Jeruk Kunci dan Batik Tulis G20 yang memiliki ke khas-an yang tak dimiliki oleh daerah lain. Sirup Jeruk Kunci dan minuman segarnya memiliki paduan racikan yang pas dilidah, berbeda dengan di Kalimantan yang juga memiliki produk sejenis.

 

Sirup jeruk kunci dari Rumah Jeruk, merupakan salah satu merek yang sangat terkenal di Belitung. Pemilik UMKM ini, Erwin yang memulai sebuah usaha dari nol memang memiliki banyak tantangan, salah satunya adalah modal. Ia menilai jeruk kunci sebagai komoditas yang sering ditemukan di Bangka Belitung.

 

Bentuknya memang sama seperti jeruk nipis yaitu kecil, bulat dan berwarna hijau, tetapi rasa dari jeruk kunci bisa dibilang lebih asam dari jeruk nipis pada umumnya. Jeruk kunci juga banyak tumbuh di daerah Bangka Belitung.

 

“Dari modal kebun kecil yang memang menghasilkan Jeruk Kunci yang subur, dari sisa-sisa modal usaha lalu saya banting setir usaha ini. Ini gak akan berhasil kalau tidak dapat bantuan dari pemerintah daerah dengan pelatihan, pendampingan dan permodalan hingga usaha ini berhasil,” ungkap Erwin.

 

Selain sirup jeruk kunci yang bisa menjadi buah tangan para delegasi DWG KTT G20, ada juga batik khas Belitung yang memiliki motif G20. Kelekak Batik Belitung dengan pemiliknya Diana dan pemilik brand Batik Sepiak Babel, Bella. Kedua brand lokal ini bersiap menyambut delegasi dengan kekhasan batik merek dan menambahkan motif G20.

 

“Kami sudah mempersiapkan motif dan warna kain, yang pertama berwana orange dan perpaduan hijau dan biru. Motif kain ini merupakan lambang dari Batu Garuda dan perahu kater yang khas Belitung Timur, dan motif tersebut sudah di HAKI-kan” ujar Bella.

 

Senada dengan Bella yang sudah mempersiapkan diri, Diana juga telah menyiapkan beberapa motif untuk dipamerkan pada saat G20 nanti. Brand yang banyak mempekerjakan para perempuan-perempuan disabilitas ini menyiapkan motif yang bisa menjadi pilihan bagi para delegasi.

“Kami para pemilik rumah batik di Belitung memang debriefing dalam pelatihan dari pemerintah daerah untuk menyiapkan sesuatu spesial dan berbeda dibandingkan batik daerah lain. Motif G20 juga dibuat dengan berbagai kekhas-an rumah batik masing-masing,” jelas Diana yang aktif menjadi pengajar ibu-ibu agar berdaya di rumah.

 

Sebagai tuan rumah, tentu Belitung mengharapkan mengharapkan adanya peningkatkan pertumbuhan perekonomian yang ada di Babel sesuai dengan tagline yang dipilih yakni “Recover Together, Recover Stronger”. Jadi bisa memberikan rekomendasi bagi kamu yang ingin datang ke Belitung dalam bulan ini, bisa juga memburu berbagai produk-produk UMKM yang berkualitas dan memiliki standar nasional dan internasional.